Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kembalinya "European Nights In Anfield"

19 September 2018   05:15 Diperbarui: 20 September 2018   01:23 1944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Standard.co.uk

"European Nights In Anfield", itulah sebutan yang biasa digunakan, untuk menggambarkan bagaimana atmosfer pertandingan di Stadion Anfield, setiap kali Liverpool bermain di kompetisi Eropa, termasuk di Liga Champions.

Memang, jika Liverpool bermain di kompetisi Eropa, ada atmosfer magis, yang kerap muncul di Anfield. Atmosfer ini biasanya muncul, berkat dukungan penuh Kopites sepanjang pertandingan.

Selain karena faktor dukungan Kopites, "European Nights In Anfield" juga selalu terasa spesial, karena kerap menyajikan pertandingan seru. Entah kenapa, Liverpool selalu punya aura tersendiri, saat bermain di kompetisi Eropa.

Inilah yang membuat saya selalu "excited", tiap kali menyaksikan aksi Si Merah di Anfield. Apalagi, di bawah arahan Jurgen Klopp, aura Liverpool di Eropa seolah muncul kembali, setelah beberapa tahun sebelumnya hilang entah kemana.

Terkini, "European Nights In Anfield" menampakkan wujudnya, saat Liverpool mengalahkan PSG dengan skor tipis 3-2, Rabu, (19/9, dinihari WIB).

Kemenangan ini diraih Liverpool, setelah gol-gol Daniel Sturridge, James Milner, dan Roberto Firmino, hanya mampu dibalas oleh Thomas Meunier dan Kylian Mbappe. Hasil ini sekaligus melanjutkan tren positif Liverpool, yang selalu menang di lima laga sebelumnya.

Jika melihat jalannya pertandingan, atmosfer "European Nights In Anfield" tersaji secara begitu lengkap; ada jual-beli serangan sepanjang laga, ada aksi para pemain bintang. Lengkap dengan adu strategi tingkat atas dan momen dramatis, berupa gol kemenangan Liverpool, yang dicetak Roberto Firmino di masa injury time babak kedua. 

Sebagai pelengkap, dalam laga ini, suporter Liverpool dan PSG sama-sama memberikan dukungan penuh kepada tim kesayangan masing-masing. Benar-benar pertandingan yang keren.

Sekilas, duel antara Liverpool, si "klub besar zaman old" melawan PSG, si "klub besar zaman now" menyajikan sebuah paradoks. Karena, duel ini mempertemukan dua tim beda misi, yaitu Liverpool ingin menjaga tradisi dan kebesaran sejarah mereka di Eropa.

Sementara PSG berambisi membuat sejarah baru di Eropa. Ambisi besar mereka terlihat jelas, dari materi pemain bintang yang mereka punya, seperti Neymar, Edinson Cavani, dan Kylian Mbappe, trisula lini depan mereka.

Tapi, nama besar trio maut PSG ini tak lantas membuat Liverpool ciut nyali. Dengan tetap bermain spartan seperti biasanya, Jordan Henderson dkk mampu membuat PSG sempat kewalahan. Untunglah, Alphonse Areola tampil bagus di bawah mistar gawang PSG, sehingga mereka tak kebobolan lebih banyak gol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun