Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Damai itu Indah, Mengapa Kita Mengotorinya dengan Premanisme

21 Maret 2025   11:11 Diperbarui: 21 Maret 2025   11:11 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengamanan premanisme (foro: Humas/Tribratanews)

SEBELUM menulis lebih lanjut mengenai topik pilihan ini, penulis hendak mengajak para pembaca untuk terlebih dahulu mencamkan beberapa ungkapan bijak tentang pentingnya kedamaian itu dari 5 tokoh besar dunia (https://www.bola.com/ragam/read/4445180/35), sebagai berikut:

 "Kedamaian datang dari dalam. Jangan mencarinya." - Sang Buddha 

 "Kedamaian dunia harus berkembang dari kedamaian batin. Perdamaian bukan hanya sekadar tidak adanya kekerasan. Kedamaian, menurut saya, adalah perwujudan dari kasih sayang manusia." - Dalai Lama 

 "Kedamaian tidak bisa dipertahankan dengan kekerasan; itu hanya bisa dicapai dengan pemahaman." - Albert Einstein

"Kedamaian bukan hanya tujuan jauh yang kita cari, tetapi sarana yang kita gunakan untuk mencapai tujuan itu." - Martin Luther King Jr. 

"Kedamaian dimulai dengan senyuman." - Bunda Teresa.

Betapa indahnya kedamaian itu, mengapa kita harus mengotorinya dengan premanisme? Sebuah pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab, namun tetap aktual untuk diperbincangkan, sebagaimana diangkat oleh Kompasiana sebagai topik pilihan: "Mahalnya Cari Damai. Bisakah Premanisme diatasi serius?"

Seandainya damai itu seperti yang dikatakan dan dihayati para tokoh dunia di atas, maka kedamaian itu tidak mahal. Namun karena perdamaian atau kedamaian itu selalu dirongrong maka ia menjadi barang amat mahal dan langka.

Dalam tulisan ini, penulis pertama-tama mengangkat pengalaman menghadapi premanisme di jalan dan selanjutnya menganjurkan beberapa cara kepada pemerintah mulai dari daerah hingga pusat untuk menangani premanisme sehingga dapat tercipta kedamaian sebagaimana diharapkan bersama.

Pengalaman Menghadapi Premanisme

Aksi premanisme itu ada di mana-mana, yang berbeda adalah pelaku, cara, dan apa yang dilakukan? Menurut wikipedia.com, premanisme adalah gaya hidup yang mengedepankan kekerasan dan pemerasan terhadap orang lain. Premanisme merupakan tindak pidana yang dapat meresahkan masyarakat.

Contoh premanisme yang sering terjadi berupa Pengancaman, Penganiayaan, Pencurian, Pemerasan, dan Penodongan. 

Kalau di kota-kota besar seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan lain-lain premanisme terjadi di mall-mall dan perusahaan-perusahaan, kami di kota kecil atau lebih tepatnya kampung, premanisme menjelma dalam bentuk-bentuk seperti pemalakkan di jalan yang disebut 'pajak jalan', minta-minta dengan cara kekerasan di jalan, dan lain-lain.

Sebuah contoh bentuk premanisme di kampung. Praktek premanisme itu biasanya terjadi di jalan raya sehabis pohon tumbang di jalan. Atau ada jalan raya berlubang yang dipakai sebagai kesempatan untuk melakukan pajak terhadap pengguna jalan raya.

a.   Sehabis pohon tumbang

Kalau ada pohon tumbang atau dahan pohon besar jatuh palang jalan, itu menjadi kesempatan yang baik bagi beberapa pemuda yang nota bene 'mabuk' untuk melakukan aksi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun