Mohon tunggu...
Yose Bataona
Yose Bataona Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis bermukim di Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Grit demi Sukses Setinggi Langit

18 Desember 2022   19:58 Diperbarui: 18 Desember 2022   20:01 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Grit sebagai suatu ketekunan jangka panjang punya peranan penting. Jadi, bukan semata karena bakat atau kecerdasan, melainkan ketekunan seseorang untuk terus konsisten walau banyak hambatan dan tantangan dalam menuju puncak pencapaian.

Ketekunan jangka panjang ini yang menjadikan seseorang terus tekun berupaya ketika yang lain telah berputus asa. Hal ini senada dengan pernyataan Albert Einstein bahwa ia mampu menemukan teori relativitas bukan karena kecerdasannya melainkan karena sikap pantang menyerah ketika orang-orang lain menyerah.

Demi mendalami konsep grit saya pun mengambil kelas kursus bertajuk "Membangun Grit Untuk Performa Yang Optimal" di kognisi.id. Kursus ini terdiri dari materi teks, gambar dan video dengan dua pengajar yang berpengalaman.

Dari materi teks maupun video kursus yang saya pelajari terdapat empat tipologi grit. Pemahaman akan karakteristik grit  ini diperlukan untuk mendefinisikan posisi diri saat ini. Adapun keempat tipologi tersebut sebagai berikut.

Pertama, tipe achiever ialah mereka yang paham betul hal yang ingin dicapai dan mampu menetapkan tujuan jangka panjangnya. Pada umumnya mereka tekun, tidak mudah menyerah saat menghadapi kendala sehingga mampu bekerja keras mencapai tujuannya.

Kedua, tipe planner ialah mereka yang tahu persis hal yang ingin dicapainya dan mampu menetapkan sasaran jangka panjangnya. Namun, pada umumnya mereka kurang tekun dalam upaya mencapai sasaran tersebut.  


Ketiga, tipe executor ialah mereka yang sesungguhnya tekun berusaha mencapai target tapi mereka belum memiliki pemahaman mengenai minat ataupun arah yang ingin dicapai sehingga cenderung berganti arah tujuan, karena itu butuh dampingan orang lain dalam menetapkan sasaran.

Keempat, tipe pivoter ialah mereka yang pada umumnya belum mengenal minat pribadi secara spesifik, sehingga belum mampu menetapkan arah tujuan yang ingin dicapainya. Orang dengan tipe ini mudah menyerah dan cepat kehilangan semangat saat menghadapi kesulitan, sehingga mereka membutuhkan dukungan orang lain untuk kembali fokus dalam mencapai tujuannya.  
 
Dari kursus ini saya belajar untuk mengembangkan grit secara bertahap. Ada satu materi menarik yakni Paragons of Grit yang merupakan ciri orang dengan grit tinggi. Berikut orang dengan ciri-ciri grit yang tinggi, yaitu:

  • Interest: memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu yang bertahan lama,
  • Practise: deliberate practise (latihan yang diniatkan), belajar menguasai keterampilan dan keahlian yang diminati melalui latihan-latihan yang mungkin tidak nyaman dan menantang,
  • Purpose, memiliki tujuan lebih besar dari diri sendiri karena bertujuan untuk memberi kontribusi kepada masyarakat,
  • Hope, mempertahankan harapan ketika semua orang menyerah, optimis bahwa setiap orang bisa beradaptasi.  

    Cara Membangun Grit

    Cara membangun grit dapat dilakukan dengan latihan yang diniatkan (deliberate practise). Pertama, membuat tujuan yang jelas dan spesifik. Hal ini berguna agar seseorang memiliki gambaran yang pasti dan detail dari tujuan perjuangannya. Dengan demikian tidak mudah berubah arah dan terus bersemangat mencapai puncak prestasinya.

    Kedua, memiliki konsentrasi dan fokus sepenuhnya. Tujuannya agar selama proses latihan seseorang tidak terhambat oleh berbagai distraksi, seperti notifikasi media sosial. Orang tersebut dituntut menjaga konsentrasi demi memperoleh hasil latihan yang optimal.

    Ketiga, ada umpan balik. Dalam konteks ini umpan balik dibutuhkan dari para coach atau mentor berpengalaman. Seseorang mesti mendapat evaluasi dan masukan dari mentor tersebut mengenai proses latihannya.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun