Mohon tunggu...
Yos Asmat Saputra
Yos Asmat Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Announcer

terus menulis, Penyiar Radio, motivator & Mc

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peduli Pada Anak Autis

20 September 2014   23:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_324728" align="aligncenter" width="614" caption="kelompok belajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) , yang diberi nama " AMANDA " (foto : dok Amanda)"][/caption]

Kehadiran seorang anak dalam kehidupan kita merupakan anugrah yang tak ternilai harganya. Anak merupakan buah hati perkawinan yang dapat menyatukan kita dalam rumah tangga dan menjadi penyemangat kita untuk berusaha. Tapi bagaimana jika kita diberikan anak yang mengidap autis? Tentunya ini menjadi tantangan tersediri dan harus diterima dengan ikhlas. Tuhan pasti punya rencana besar dengan anak autisme yang dititipkan pada kita.

Seperti keluarga pasanganNur Cholis Gozali Djafar (43) danistrinyaFarida Utami Lucky Utami (38) memiliki anak yang mengidap autisme. Mereka merupakan keluarga sederhana dari Karawang- Jawa Barat. Memiliki anak yang berusaha 8 tahun terdekteksi mengidap autisme sejak usia.Awalnya tidak ada firasat apapun akan memiliki anak autisme karena sejak awal kehamilan hingga kelahiran tiba, semua berjalan normal.

Memiliki anak autis membutuhkan kesabaran, kasih sayang, waktudan tenaga yang lebih banyak. Karena anak yang menderita autis memiliki karakteristik yang menonjol yakni kesulitan membina hubungan sosial , komunikasi secara normal maupun memahami emosi serta perasaan orang lain

Namun dibalik ini semua ada hikmahnya. Karena kasih sayang yang sangat besar kepada anaknya dan kepedulian pada anak lainnya yang menderita autisme, kini Nur Cholis bersama istri membentuk kelompok belajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) , yang diberi nama " AMANDA " sejak tahun 2012. Kelompok belajat tersebut menempati rumah kosong milik adiknya yang tidak digunakan karena rumah tersebut sering terkena banjir. Terletak di Perumahan Karaba Indah Blok R no.23 RT 5/10 Kel Desa Wadas, Kec Teluk Jambe Karawang Barat.

[caption id="attachment_324730" align="aligncenter" width="300" caption="suasana belajar (foto:dok amanda)"]

14112054861518969734
14112054861518969734
[/caption]

Terbentuknya kelompok belajar ABK " AMANDA " bermula ketika Farida Utami Lucky Utami (38), yang akrab di disapa Umi Umar ini, ingin berbagi ilmu sedikit dengan orang lain yang juga memiliki anak berkebutuhan khusus. Karena ia merasakan sendiri dan sangat paham bagaimana sulitnya mengasuh dan mendidik anak autis. Belum lagi beratnya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan untuk mendidik anak berkebutuhan khusus ini.

Kelompok belajar " AMANDA " memberi penanganan khusus yang terbagi dalamkatagori, yakni Anak berkebutuhan khusus (ABK), eperti Autis, ADHD / ADD, Mental Retarded / Down Syndrom,

Celebral Palsy. Katagori kedua, Anak yang mengalami kesulitan/gangguan belajar ( Learning disability / Learning disorder ) :Dyslexia,Dysgraphia, Dyscalculia,lamban belajar dll.

Karena berawal ingin menolong sesama, biaya pendidikan sangat murah dan tidak memberatkan keluarga siswa. Menurut Nur Cholis saat berbincang dengan penulis, unutk keluarga yang mampu dikenakan biaya Rp.20.000,- per hari. Sedangkan keluarga yang tidakmampu tidak dikenakan biaya pendidikan, alisa gratis. Lalu dari mana kekeurangan dana untuk menutupi agar kelompok belajar ini bisa berjalan?

“Untuk saat ini, kami masih mengunakan dana pribadi agar kelompok belajar ini bisa berjalan. Walaupun terkadang kami harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit” ujar Nur Cholis .



Penulis salut dengan upaya pasangan suami istri ini, walau dengan ketebatasan dana tetapi Kelompok belajarABK " AMANDA " tetap di kelola profesional. Pengajar yang sebagian besar mahasiswa mendedikasikan dirinya untuk kemajuan anak-anak di sana.

Program pendidikan dirancang dengan profesional, sesusai dengan kebutuhan anak dengan metode belajar diberikan secara Tematik dan Aplikatif. Tentunya, peran serta orang tua juga sangat diperlukan dalam proses pengajaran.Bagi bagi anak didik yang sudah mampu akan diikut sertakan dalam UNPK ( Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan )

Sangat mulia apa yang meraka lakukan untuk masa depan anak –anak yang bekebutuhan khusus. Masih banyak impian yang ingin diwujudkan oleh Nur Cholis dan Istri. Kedepannya, mereka ingin memiliki sebuah pesantren yang dikhususkan bagi anak-anak yang tidak mampu. Saat ini memang belum fokus, karena ia masih bekerja pada sebuah perusahaan. Jika tiba saatnya, ia akan berkonsentrasi penuh untuk mewujudkan impian dan cita-citanya. @ yos

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun