Mohon tunggu...
Penulis
Penulis Mohon Tunggu... Musisi - Train Your Mind

Tak sebaik yang terucap,tak seburuk yang terpikir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hati yang Terpuji

4 September 2022   16:34 Diperbarui: 8 September 2022   19:16 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di dalam Penderitaan yang bertambah berat karena lebih mengutamakan kenyamanan pribadi dari pada kebenaran firman Allah, akhirnya pe-Mazmur sampai pada anti-klimaks, yaitu kesadaran untuk berbicara. Dalam pada ini pembicaraan itu ditujukan kepada Tuhan dalam bentuk pengakuan akan keberadaan dirinya sendiri, sekaligus memohon pertolongan Tuhan  untuk memberikan kekuatan baginya. Dia memohon agar Tuhan sendiri yang menegaskan ,keterbatasan (kedamaian batin ,kesia-siaan,ketenangan pikiran,kefanaan) hidup manusia. Dalam kaitan ini , pe-Mazmur bukanlah orang yang tidak mengerti bahwa manusia adalah makhluk berdosa. Dia memahami hal ini sebagai status, tetapi dia tidak mengerti dimana letak kesalahannya yang membuat dirinya bertambah menderita. Seandainya dia mengerti maka ia tidak perlu meminta penegasan dari Allah.

Betapa seringnya sikap seperti pe-Mazmur ini, dilakukan oleh manusia kepada Allah bila kita sedang menghadapi persoalan berat yang kita anggap tidak terkait dengan dosa-dosa yang telah kita lakukan . Kita menyadari bahwa diri kita adalah orang berdosa sebagai status namun apabila kita mengalami penderitaan maka kita dengan cepat mencari hubungan antara dosa kita dengan penderitaan tersebut. Artinya, kita reaktif dan tidak menerima keadaan tersebut (asaz kewajaran)

Komunitas pecinta musik dan kuis yang tidak patuh terkabul, haruslah dijunjung tinggi nilainya karena masih kenal "hukum kasih" terhadap subjek satu rasa-malu dan sepenanggungan akibat harapan rehabilitatif ("nama yang harum lebih baik, dari minyak yang mahal") . Rehabilitasi nama baik penghinaan terhadap orang dalam bentuk tulisan/non-verbal itu adalah melukai perasaan itu relevansi dengan undang - undang kesehatan (protokol) dampak empiris "organ dalam bagian liver"  . Doa kami mohon bantuan pada yang Maha Kuasa ialah dzat yang Maha Mulia tidak akan pernah sirna  meskipun bayang semu menghampiri.

Cacat formil serius rupanya memiliki dampak anatomis (biology) terikat dengan sistem sisi  yang secara fungsional sama hanya persoalan terminologi dan "kreativitas" pihak-pihak. Bagian kiri destruktif (crush)  karena subjek  penelitian adalah parameter yang diamati. Tapi hipotesis "tetap semangat!" agar kehormatan terproteksi dengan kuat.  Optimalisasi pemanfaatan ruang  hampa udara yang sebenarnya terpacu (neuoritik ;pengecap,mood, kebahagiaan,kesedihan) 

kesehatan tubuh "terjauh"  itu sangat erat kaitannya dengan kehormatan dan perasaan ,pikiran itu terittorial  neurotoksin  kemudian "Allah" dihubungkan dengan saraf pusat (motorik) agar manusia paham dengan betapa diperlukannya perkataan membangun ("motivation")   . Mengurangi rasa sakit dalam kadar mula-mula (progesteron)  secara subtansi kimia alami mengatasi penyebab utama kematian. Tapi bagi si perasa bisa pulih tanpa obat-obatan modern. Jiwa perasa itu positivisme ( hal positif) pesona paling manis teramat sangat jauh melampaui "kebajikan". Kemampuan Restorasi tanpa obat-obatan modern , asalkan tidak berlaku justifikasi maka "hidup baru".

Rehabilitasi nama baik itu hal luar biasa bagi introvert apalagi dengan cara privasi/tertutup karena subjek hukum lain itu datang hanya menambahkan "ketegangan batin" bukan bertindak solutif , disorientasi (menyalahgunakan) terhadap perspektif politik non-kooperatif . Perbaikan lampiran percakapan sehari-hari merupakan prioritas produk &"merk" lebih dalam tentang itu dimana letak kebahagiaan sejati yaitu "rasa tenteram"

 itu awal peneguhan iman dan lebih lanjut lagi merupakan indikator dialah  "seseorang".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun