Mohon tunggu...
Yonkqi Estomihi Panjaitan
Yonkqi Estomihi Panjaitan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Student in HKBP Theological Seminary

Hidup ini adalah sebuah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kitab Makabe dalam Sudut Pandang Sejarah Israel

28 November 2019   17:56 Diperbarui: 28 November 2019   18:13 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kitab 1 dan 2 Makabe (Bersama dengan 3 dan 4 Makabe) dalam Septuaginta diperhitungkan di antara kitab-kitab historis. Namun, Vulgata hanya menerima 1 dan 2 Makabe sebagai kanonik. Kedua kitab ini menikmati banyak penghargaan dari gereja kuno, dan pada konsili Trente pada tahun 1547, mereka secara resmi dimasukan kedalam kanon kitab-kitab dalam Alkitab Gereja Katolik. 

Nama-nama yang kini digunakan, 1 dan 2 Makabe, sudah ada sejak abad ke-2 SM. Nama itu berasal dari fakta bahwa kitab ini berkaitan pemberontakan imam Matatias, anak Hasmon (demikian julukan "kaum Hasmonea" diberikan kepada keluarga) dan anak-anaknya, Yudas yang disebut "Makabeus" ( berarti palu dalam Bahasa Ibrani) bersama saudarasaudaranya Yonatan dan Simon. Meskipun Yudas adalah yang pertama dan satu-satunya orang yang diberi julukan "Makabeus", seluruh keluarga Yudas, ayahnya dan keempat saudaranya, yang menurut 1 Makabe 2:1 berasal dari Modein, secara kolektif dikenal sebagai "kaum Makabe". 

Pada umumnya ditempatkan pada permulaan pemerintahan Yohanes Hirkanus pada tahun 135/4. Si pengarang 1 Makabe dapat diidentifikasikan sebagai seorang anggota istana Hasmonea, yang mempunyai akses pada berbagai sumber. Diperdebatkan apakah ia termasuk golongan Farisi atau Saduki, tetapi hubungan-hubungan yang terbuktikan secara historis antara kaum Saduki dengan kaum Hasmonea pada zaman Yohanes Hirkanus dan Aleksander Yaneus lebih berpihak pada pandangan kedua tersebut. 

Sebagai sumber-sumber bagi 1 Makabe, suatu riwayat hidup Yudas, lagenda Matatias, dan babad-babad dari Imam Besar Yonatan dan Simon yang sudah ada telah dibicarakan. 

Surat-surat dan Dekrit-dekrit yang diproduksi lagi dalam kitab bias jadi merupakan kuripan-kutipan dari dokumen-dokumen yang autentik dari arsip-arsip Yerusalem, tetapi kutipankutipan tersebut juga dapat dipandang sebagai komposisi-komposisi literer yang dibuat untuk memberi ilustrasi pada teks, sehingga dalam hal pandangan yang kedua tersebut diatas pertanyaan mengenai keautentisitas dan sumber menjadi tidak relevan. 

Bisa juga diterima bahwa si pengarang memiliki tawarikh Seleukia di tangannya, yang berdasarkan hal itu ia dapat menyelaraskan peristiwa-peristiwa dari sejarah Seleukia dengan sejarah Yerusalem. 

Dalam gayanya yang umum dan dalam formula penutupnya, narasi mengikuti model Perjanjian Lama. Menurut model diakronik yang disukai oleh mayoritas pakar, teks dasar 2 Makabe berasal dari karya Yason dari Kirene, yang oleh si penyadur diringkaskan; namun dalam melakukan hal itu, ia menggunakan teks ini secara selektif dan menafsirkannya dengan suatu cara sedemikian rupa untuk menciptakan sebuah karya dengan cirinya dan tujuannya sendiri. 

Dalam kaitan dengan hal ini, seseorang harus melihat adanya upaya-upaya untuk mengatur ulang keempat surat yang dikutip dalam pasal 11, yang pada umumnya dipandang sebagai autentik: diandaikan mereka terujuk balik kepada Yason dari Kirene.

Pada 1 Makabe mensketsakan kerangka kisah historis yang mengikutinya, dimulai dengan bangkitnya Aleksander Agung dan kematiannya, kemudian mengaitkan pergulatan-pergulatan berikutnya dari Diadochi, dan kemenangan kaum Seleukia atas kaum Ptolemais. Dari 1 Makabe 1:10 dan seterusnya, kisahnya berkonsentrasi pada penguasa Seleukia, Antiokhus IV Epifanes (175-164 SM), yang haluannya digambarkan sebagai anti yahudi. 

Maka pergulatan berikutnya diceritakan, katakanlah demikian, dan orang yang bertanggung jawab atas hal ini diidentifikasikan. Dalam pasal 2, pemberontakan Matatias, anak Hasmon, dirangkumkan sedari awal sampai kematiannya, sehingga jika digabungkan bersama, pasal 1 dan 2 memperkenalkan dua pihak yang bermusuhan, yang terus berlanjut saling berkonfrontasi dalam peristiwa yang mengakibatkan ajal Simon, anak bungsu Matatias (dalam pasal 6). Maka kitab ini meliputi tahun 333 sampai 135/4 SM. 4Makabe kedua dibagi menjadi dua bagian utama, bagian I terdiri dari 2 surat orang Yahudi di Yerusalem kepada orang-orang Yahudi di Mesir. Kitab ini memberikan suatu contoh klasik mengenai bagaimana kesatuan orang-orang Yahudi dan kesetiaan mereka pada hokum ditopang oleh kemurahan dan pertolongan Allah, sehingga mereka dilindungi terhadap bahaya. 

Hanya perpecahan dan ketidaksetiaan mereka pada hukum yang memberikan kaum Seleukia peluang untuk bertindak terhadap mereka, terhadap Yerusalem, dan terhadap Bait Suci dengan berhasil. Oleh karena itu, penderitaan orang-orang Yahudi di Yerusalem menyajikan hukuman Allah terhadap umat-Nya yang Ia serahkan ke dalam tangan orang-orang kafir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun