Mohon tunggu...
Warta Jalanan. co
Warta Jalanan. co Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dunia Dalam Tulisan

Serunya Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Malin Kundang Reborn | Penulis | Yongki

11 Maret 2024   01:15 Diperbarui: 11 Maret 2024   01:40 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di Indonesia ada banyak kisah yang dijadikan dongeng cerita rakyat. Salah satunya soal Malin Kundang, sosok anak durhaka yang konon berasal dari Padang, Sumatra Barat.

Kisah Malin Kundang kerap dikaitkan dengan keberadaan batu yang disebut-sebut merupakan jelmaan sosok Malin, tokoh utama dalam cerita tersebut. Daya tarik dari cerita rakyat satu ini yaitu pesan moral yang tersirat di dalam ceritanya. 

Pesan moral inilah yang bisa menjadi bahan pembelajaran. Misalnya saja, tentang kewajiban anak untuk menghormati, menghargai, dan berbakti kepada orang tua. Kisah seputar Malin Kundang ini juga bisa dijadikan dongeng pengantar tidur.

Di era modern ini, kisah Malin Kundang masih sangat relevan di beberapa peristiwa. Sebagai contoh, peristiwa perpolitikan di Indonesia, terutama berkaitan dengan PILPRES 2024, banyak politisi bisa menjadi Malin Kundang, Itu sebabnya menjadi motif penulis memberi judul artikel ini "Malin Kundang Reborn". 

Meninggalkan Partai asal dan bergabung dengan Partai yang baru atau membentuk Partai yang baru, sudah semacam tradisi di Indonesia yang menyuburkan benih-benih pengkhianatan, tapi seringkali diabaikan, ditambah lagi sifat kita sebagai bangsa pemaaf jadi segala urusan akan berakhir dengan adanya pemakluman terhadap suatu kejahatan, karena banyak yang berlindung di balik UU Partai dan demokrasi. Lalu persoalan penghianat atau bahasa halusnya pelanggaran kesepakatan di anggap sebagai kewajaran. 

Kalau kita mengulas bagaimana Bung Karno menguraikan sendi-sendi dasar dan corak imperialisme dunia dan penerapannya di Indonesia, maka saatnya kita masuk untuk menguraikan hubungan antara Praktik Malin Kundang dalam Perpolitikan di Indonesia, sebetulnya dapat kita amati, orang bisa berubah dan tidak saling menghormati dan tidak saling menghargai itu di sebabkan karena relasi antara pengusaha dan politik. 

Banyak pengusaha di Indonesia yang secara aktif memutuskan menjadi anggota partai Politik. Tak sedikit di antara mereka berada di pucuk pimpinan Partai, dan pimpinan pemerintah di Republik ini, baik melalui jalur karier, meniti diri dari bawah, maupun jalur lompat sana-lompat sini. Mungkin terbiasa dengan hukum ekonomi, maka tawaran mana yang lebih menarik, itulah yang diambil. Bukan tidak mungkin bila investasi yang ditanam tidak sesuai dengan benefit yang diberikan, mereka berpindah ke tempat lain. 

Terpilihnya Jokowi yang memiliki latar belakang pengusaha, membuktikan bahwa peran pengusaha dalam politik akan semakin besar. Masalahnya adalah, apakah para pengusaha yang secara terbuka mendeklarasikan diri untuk terjun langsung di dunia politik bisa netral dan terhindar dari praktik Malin Kundang?. Sebab kalau kita amati panggung politik hari ini banyak pengusaha tampil Sumringah di publik sebagai politisi, sayangnya etika,moral sebagai politisi rusak, mereka terbentuk sebagai politisi culas.

Bukan suatu kebetulan kalau kita membaca catur politik presiden jokowi. Alih-alih berpendapat bahwa Jokowi tidak akan netral menuju pilpres 2024. Jokowi berani melakukan segala cara, bahkan ia nekat memberikan dukungan material kepada siapapun  yang terlibat untuk memenangkan Prabowo Subianto dan Putra sulung nya Gibran Rakabuming pada pilpres 2024.Hal ini ia lakukan untuk menjaga bisnis yang dijalankannya agar tetap aman.

Dulunya orang menggambarkan Jokowi sebagai sang pemimpin yang mampu menjadi Pahlawan rakyat yang menegakan nilai- nila politik demokrasi dan hukum, karena selama ini rakyat melihat politik Indonesia itu masih politik itu kotor, rumit, sikut-sikutan, bahkan orang bisa main hakim sendiri. Tapi di akhir Jabatan Jokowi sebagai Presiden cita-cita semacam itu buyar, kini Jokowi berubah menjadi Prabowo dan Prabowo berubah menjadi Jokowi. Artinya Prabowo yang dulu dianggap setan oleh sebagian orang, kini bisa menjadi malaikat, sementara Jokowi yang dulunya dianggap malaikat kini menjadi setan. Singkatnya politik di era rezim Jokowi ini kita menemukan sebuah gambaran yang menakutkan dalam politik Indonesia, dimana setan bisa jadi malaikat dan malaikat bisa jadi setan. Sementara kalau kita ingin melihat praktik Malin Kundang, dapat kita lihat pada Jokowi yang mengkhianati ibu Megawati soekarno Putri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun