Di sinilah mengapa pilihan sikap keras, seperti lockdown yang dilakukan sejumlah negara, mendapat dukungan sebagian masyarakat. Sebab kita pesimis, kebijakan pembatasan sosial (social distancing hingga physical distancing) dapat segera menghentikan pandemi virus terkutuk ini.
Kerusuhan yang terjadi di India pada saat awal pemberlakuan lockdown mestinya tidak digunakan sebagai dalil untuk menolak. Faktanya banyak juga negara yang berhasil menerapkan lockdown seperti Italia, Singapura dan juga Malaysia.
Kita paham, lockdown bukan satu-satunya cara untuk mengatasi sebaran virus. Bahkan dengan lockdown pun waktu yang dibutuhkan tidak dapat dipastikan.
Tetapi secara logika, sebaran virus akan lebih cepat diatasi manakala tidak ada mobilitas warga. Sebaliknya, sepanjang masih ada pergerakan warga dari satu wilayah ke wilayah lainnya, maka sebaran virus tak kasatmata ini kemungkinan akan terus terjadi.
Bahwa lockdown akan memaksa warga untuk tetap di rumah, tidak ada aktifitas ekonomi, kita tidak membantahnya. Tetapi bukankah dengan kebijakan pembatasan sosial pun, roda ekonomi sudah lumpuh? Banyak warga yang sudah kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
Lalu, kembali kepada pertanyaan, sampai kapan kebijakan pembatasan sosial ini diberlakukan? Kapan pemerintah berhasil mengatasi sebaran virus korona?
Jika tidak segera mendapat jawaban yang pasti, maka keresahan di tengah masyarakat akan terus menumpuk dan mungkin menjadi bom waktu. Kita tidak ingin aksi vandalisme kelompok anarko yang menyeru kerusuhan mendapat tempat, apalagi simpati.
Tetapi munculnya letupan di Tangerang hendaknya dijadikan warning bagi para pemangku kebijakan untuk segara mengambil keputusan yang lebih berani, tanpa direcoki kepentingan-kepentingan yang tidak ada kaitannya dengan upaya penghentian sebaran virus korona.
Jangan sampai karena ingin menyelamatkan satu-dua kepentingan, kita justru menjadi negara terakhir yang dihuni oleh virus asal Wuhan China tersebut.
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H