Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kelompok Anarko Mengintai, Waspadalah!

11 April 2020   19:22 Diperbarui: 11 April 2020   19:32 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sinilah mengapa pilihan sikap keras, seperti lockdown yang dilakukan sejumlah negara, mendapat dukungan sebagian masyarakat. Sebab kita pesimis, kebijakan pembatasan sosial (social distancing hingga physical distancing) dapat segera menghentikan pandemi virus terkutuk ini.

Kerusuhan yang terjadi di India pada saat awal pemberlakuan lockdown mestinya tidak digunakan sebagai dalil untuk menolak. Faktanya banyak juga negara yang berhasil menerapkan lockdown seperti Italia, Singapura dan juga Malaysia.

Kita paham, lockdown bukan satu-satunya cara untuk mengatasi sebaran virus. Bahkan dengan lockdown pun waktu yang dibutuhkan tidak dapat dipastikan.

Tetapi secara logika, sebaran virus akan lebih cepat diatasi manakala tidak ada mobilitas warga. Sebaliknya, sepanjang masih ada pergerakan warga dari satu wilayah ke wilayah lainnya, maka sebaran virus tak kasatmata ini kemungkinan akan terus terjadi.

Bahwa lockdown akan memaksa warga untuk tetap di rumah, tidak ada aktifitas ekonomi, kita tidak membantahnya. Tetapi bukankah dengan kebijakan pembatasan sosial pun, roda ekonomi sudah lumpuh? Banyak warga yang sudah kehilangan pekerjaan dan penghasilan.

Lalu, kembali kepada pertanyaan, sampai kapan kebijakan pembatasan sosial ini diberlakukan? Kapan pemerintah berhasil mengatasi sebaran virus korona?

Jika tidak segera mendapat jawaban yang pasti, maka keresahan di tengah masyarakat akan terus menumpuk dan mungkin menjadi bom waktu. Kita tidak ingin aksi vandalisme kelompok anarko yang menyeru kerusuhan mendapat tempat, apalagi simpati.

Tetapi munculnya letupan di Tangerang hendaknya dijadikan warning bagi para pemangku kebijakan untuk segara mengambil keputusan yang lebih berani, tanpa direcoki kepentingan-kepentingan yang tidak ada kaitannya dengan upaya penghentian sebaran virus korona.

Jangan sampai karena ingin menyelamatkan satu-dua kepentingan, kita justru menjadi negara terakhir yang dihuni oleh virus asal Wuhan China tersebut.

Salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun