Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Street Food", Kisah Hidup di Balik Nikmatnya Jajanan ala Mbah Satinem hingga Jay Fai

1 Mei 2019   10:29 Diperbarui: 5 Mei 2019   17:18 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Satinem saat berjualan di jalan Bumijo, Kota Yogyakarta (KOMPAS.com / Wijaya Kusuma)

Jay Fai(eater.com)
Jay Fai(eater.com)

Begitupun dengan Jay Fai di Bangkok yang tak tahu akan meneruskan resepnya kemana, karena anak-anaknya tak ada yang mau meneruskannya. Berjualan masakan khas Bangkok dengan menu andalannya tom yam kering, membuat kedai Jay Fai selalu ramai setiap harinya sejak dulu.

Dengan usia 70-an tahun, Jay Fai tahu bahwa tenaganya mungkin tak lagi sama beberapa tahun ke depan meskipun semangat memasaknya masih terus membara. Dan resep aslinya, harus sesegera mungkin diwariskan ke seseorang jika tidak ingin punah begitu saja.

Pertemuan antar generasi itulah yang sejatinya menjadi kunci sebuah makanan akan terus ada atau tidak di tahun-tahun mendatang. Generasi baru atau milenial bisa jadi akan membawa perubahan besar terkait bisnis makanan keluarga hingga menjadikannya bertambah eksis.

Namun tak jarang, generasi muda tak mau melanjutkan karena telah memiliki jenis pekerjaan impian sendiri. Resep atau jenis makanan itulah yang pada akhirnya akan punah dengan sendirinya karena tak ada yang meneruskan tradisi tersebut.

Tradisi yang Mempersatukan

Ilustrasi: Dailydot.com
Ilustrasi: Dailydot.com
Selain olahraga, makanan juga menjadi salah satu hal yang mampu mempersatukan segenap bangsa. Lewat makanan, identitas sebuah bangsa tentunya akan lebih dikenal. Itulah sebabnya, sebuah negara justru sering dikenal lebih dulu lewat makanan khasnya dibandingkan unsur-unsur kebudayaan lainnya.

Ilustrasi: Engadget.com
Ilustrasi: Engadget.com
Dan lewat Street Food, sang kreator dokumenter ini yaitu David Gelb dan juga Brian McGinn, mampu memfokuskan cerita serta tradisi di balik sebuah makanan hingga mampu dikombinasikan dengan sinematografi apik garapan Alexander D. Paul dan Matthew Chavez yang mampu menggugah selera. Visualnya begitu menarik hingga membuat kita terkesima akan tiap cerita yang kuat di tiap segmennya.

Seperti halnya Singapura yang tak memiliki lagu ataupun baju daerah, maka makanan khas menjadi satu-satunya hal yang bisa mempertahankan tradisi serta identitas penduduk lokal disana. Begitupun dengan kisah Entoy di desa miskin Cordova, Filipina, yang racikan masakannya mampu membangun ekonomi desanya karena banyaknya turis yang berkunjung ke Cordova untuk mencicipi masakannya. 

Sup Belut Karang khas Entoy (readysteadycut.com)
Sup Belut Karang khas Entoy (readysteadycut.com)

Kisah Entoy menjadi contoh nyata bahwa hanya dari sepiring makanan, mampu membawa suatu wilayah menuju ke perubahan nyata dan tentunya menuju peradaban yang baru. Makanan tentu saja menjadi sebuah tradisi yang tak hanya mampu mempersatukan bangsa namun juga mampu membangun suatu wilayah dan menaikkan taraf hidup masyarakatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun