Mohon tunggu...
yona listiana
yona listiana Mohon Tunggu... Desainer - penjahit

suka mancing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asian Games untuk Perdamaian Dunia

26 Agustus 2018   05:50 Diperbarui: 26 Agustus 2018   06:12 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Erick Thohir dan tim kreatif Asian Games Jakarta 2018 amat piawai mengemas pembukaan Asian Games yang  berangsung di Jakarta 18 Agustus sampai 2 September yang berlangsung spektakuler dan meriah. Opening ceremony itu menjadi perbincangan banyak orang karena atraksi yang mengejutkan dan mencengangkan banyak pihak.

Tak hanya masyarakat Indonesia yang memuji acara ini tapi beberapa negara Asia yang punya industri kreatif yang berkembang cukup baik seperti Korea Selatan. Tagar #OpeningCeremonyAsianGamesJakarta menjadi trending topic di Korea Selatan pada malam pembukaan itu. Di Malaysia  dan beberapa negara Asia lain juga menyukai pembukaan perhelatan akbar bagi  bangsa-bangsa di Asia itu. Mereka mengemukakan kekaguman di berbagai platform media termasuk media sosial.

Kita pasti mengetahui perhelatan Asian Games tidak hanya olahraga saja. Didalamnya ada unsur entertainment, ekonomi dan bisnis, politik (kerjasama) dan relations antar negara-negara yang terlibat. Ini seperti yang dikemukakan ketua INASGOC (panitia Asian Games) Erick Thohir bahwa Asian Games bukan saja soal perolehan medali semata. 

Kita, bangsa Indonesia sebagai penyelanggara tidak hanya menekankan pada keinginan memperoleh 10 besar dalam Asian Games tapi kita juga ingin dikenang sebagai tuan rumah yang menawarkan kondusifitas dan rasa nyaman untuk bisa meraih prestasi terbaik kepada para peserta laga.

Pada Asian Games kali ini kita dapati beberapa hal yang bersifat fenomenal yaitu Korea Utara dan Korea Selatan melebur menjadi satu tim yaitu Korea. Meskipun mereka hanya mengikuti tiga cabang olahraga saja, ini adalah satu kejutan sekaligus prestasi tersendiri bagi dua negara Korea dan Indonesia sebagai tuan rumah.

Tentu kita ingat akhir April lalu ketika pemimpin dua Korea bertemu di wilayah perbatasan dua negara (zona demiliterisasi). Pertemuan itu amat bersejarah karena mengakhiri permusuhan mereka selama puluhan tahun sekaligus menjajaki kemungkinan untuk bisa menjadi Korea bersatu di masa-masa mendatang.

Pembagian (baca: pemisahan) dua Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan bermula sejak kemenangan blok Sekutu pada Perang Dunia II atas Jepang. Ini juga mengakhiri penjajahan Jepang atas Korea. Korea Utara dipengaruhi oleh Uni Sovyet (Rusia sekarang) sedangkan Korea Selatan banyak dipengaruhi Amerika Serikat.

Hanya saja pemisahan dua Korea ini menimbulkan banyak luka hati dan ketimpangan ekonomi khususnya Korea Utara. Banyak keluarga yang terpisah karena kebijakan pemisahan dua negara ini. Hanya saja, Korea Utara yang banyak dipengaruhi oleh Stalinisme tidak dapat menopang ekonominya dengan baik sehingga runtuh dan amat tertinggal dibanding saudaranya di Korea Selatan. Sebaliknya Korea  Selatan yang tumbuh secara liberal kapitalis telah menjelma sebagai satu negara maju dan perkasa di dunia , termasuk Asia.

Penyatuan dua negara itu , temasuk penyatuan tim Asian Games membuka lembaran baru bagi dua negara yang berpisah untuk berharap bisa menyatu kembali di tahun-tahun mendatang. Bagaimanapun banyak pihak dan keluarga yang rindu dua negara ini untuk segera menyatu kembali. Pemisahan amat tidak enak untuk dinikmati.

Indonesia, dan Asian Games adalah pembuktian keinginan untuk bersatu itu. Ajang ini dipilih karena mereka juga yakin banyak negara termasuk Indonesia selalu mendorong perdamaian dunia termasuk penyatuan dua negara ini.

Indonesia sebagai bangsa yang besar juga selalu mendoakan agar perdamaian selalu menjadi semangat utama bagi banyak bangsa di Asia dan dunia. Perdamaian juga harus bisa menjadi motor bagi perdamaian seluruh rakyat Indonesia yang berbeda-beda ini.

Semoga !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun