Mohon tunggu...
Yohana Magdalena
Yohana Magdalena Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pharmacist

Menulis untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sedikit Tulisan di Hari Farmasis Sedunia

26 September 2019   08:42 Diperbarui: 27 September 2019   06:53 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin, tgl 25 September diperingati sebagai hari Farmasi sedunia. Tema tahun ini "Safe and Efective Medicines for All" dengan tujuan untuk melindungi keselamatan pasien dengan penggunaan obat-obatan secara benar.

Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Jenis pendidikan kefarmasian di Indonesia:

Pendidikan Farmasi di Indonesia memiliki beberapa jenjang yang dimulai dari :

1. SMF (Sekolah Menengah Farmasi), sekolah ini bertujuan untuk mendidik siswanya menjadi asisten apoteker.
2. Program Diploma Farmasi, tujuan program studi ini adalah menghasilkan tenaga ali madya farmasi yang berkompetensi untuk pelaksanaan pekerjaan dibidang pengendalian qualitas (quality control).                                                    
3. Pendidikan Tinggi, yaitu Apoteker.

Pekerjaan Kefarmasian itu seperti apa? Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.Mari kita menyimak beberapa hal terkait pekerjaan kefarmasian.

Pengendalian Mutu,untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan yang ditetapkan dan tujuan penggunaannya. Pedomannya yaitu CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). CPOB termasuk:

  1. Personil yang terkualifikasi dan terlatih
  2. Bangunan dan sarana dengan luas yang memadai
  3. Peralatan dan sarana penunjang yang sesuai
  4. Bahan, wadah dan label yang benar
  5. Prosedur dan instruksi yang disetujui
  6. Tempat penyimpanan dan transportasi yang memadai

Nah.. bisa dilihat kan? bagaimana prinsip-prinsip dalam pembuatam obat. Jadi, jangan takut dengan obat-obatan yang sudah diproduksi. Jika suatu obat sudah ada ijin edarnya (biasanya tertera pada kemasan obat) atau sudah diijinkan untuk dikeluarkan dan dipasarkan berarti aman dikonsumsi.

Pengadaan Sediaan Farmasi, pengelolaan persediaan farmasi bertujuan untuk memastikan adanya ketersediaan obat  dari sumber/ tempat/ distributor yang resmi sesuai perundang-undangan.

Pengadaan obat-obatan biasanya dilihat dari pola penyakit, jumlah obat yang banyak diresepkan, harga yang terjangkau.

Penyimpanan, penyimpanan obat-obat berdasarkan kelas terapi, contohnya anti nyeri, obat diabetes, antibiotik, bentuk sediaan contohnya: injeksi, salep, tetes mata, bersasarkan abjad dari A-Z, menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out) jadi bisa dibayangkan sekali lagi kan? bagaimana orang Farmasi memastikan obat yang aman untuk pasien.

Itulah secara garis besar tugas kefarmasian.

Saya juga mau membagikan beberapa hal yang sering terjadi pada saat pelayanan kefarmasian:

1.  Pasien paling tidak sabar untuk menunggu obat. Pengalaman saya seperti itu. Bahkan ada yang mengatakan "kan penyiapannya cepat saja" padahal mereka tidak tau bagaimana proses penyiapan obat-obat tersebut yang mana membutuhkan ketelitian penuh. Mulai  ketelitian membaca dari nama pasien, nama obat, dosinya berapa, dll.

Jadi jika sedang menunggu obat, harap bersabar karena ketepatan tidak berbanding lurus dengan kecepatan.

2. Saya pernah mendengar ada pasien yang mengatakan "ah, kuliah capek-capek eh kerjanya begini". Kembali lagi saya mengatakan, kami mengurus obat yang akan diminum oleh pasien dengan tujuan obatnya memberikan efek terapi dan pasien tersebut bisa sembuh. Kalau petugas farmasi tidak memastikan obat dengan benar ke pasien, ya bisa dibayangkan seperti apa atau bisa saja jika sakit langsung saja memilih sesuka hati obat apa yang mau diminum tanpa tanya Apoteker. Fatal kan? Jadi, jangan pernah meremehkan tugas yang mulia itu.

3. Berdasarkan pengalaman juga, ada pasien yang tidak mau mendengarkan penjelasan informasi obat dari Apoteker. Mereka mengatakan "sudah biasa minum obatnya, tak perlu dijelaskan lagi" Hal ini juga merupakan hal yang fatal karena bisa jadi nama obatnya sama tapi aturan minumnya yang berbeda dengan sebelumnya. Pada beberapa obat tertentu dengan efek samping yang sering terjadi tak akan diketahui pasien karena tak mau mendengar penjelasan dari Apoteker. Itulah gunanya mendengar penjelasan.

DAFTAR PUSTAKA:

Ingrriani, Rini. 2016. Kuliah JUrusan Apa? Jurusan Farmasi". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

PP 51 Tahun 2009.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat.

Selamat hari Farmasis sedunia. Tuhan berkati seluruh Farmasis di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun