Lebih dari seminggu sepeninggalnya Paus Fransiskus sebagai Paus Gereja Katolik ke-266 dan Kepala Negara Kota Vatikan. Sosok yang menjadi panutan bagi 1.3M umat Katolik, sekaligus figur penuh kasih yang membawa perubahan bagi seluruh umat dunia. Banyak peristiwa terkait tindakan tulus-kasihnya Pope Francis yang tak lepas dari sorotan dunia, salah satunya bagaimana khusyuknya Pope Francis berdoa seorang diri meminta perlindungan kepada Sang Pencipta dikala Pandemi COVID sedang menyerang dunia. Beliau berjalan seorang diri di Lapangan Basilika Santo Petrus, bersujud dan berdoa untuk kesembuhan dunia.
Pope Francis telah dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore pada Sabtu, 26 April 2025, seperti para paus pendahulunya Pope Francis juga meminta untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore. Meskipun Pope Francis dimakamkan di luar Kota Vatikan, hubungan Pope Francis dengan Basilika Santo Petrus yang merupakan situs tersuci dalam perkembangan Gereja Katolik Roma tidak dapat dielakkan. Sebagai Pemimpin Gereja Katolik, Pope Francis telah memimpin sejumlah liturgi sepanjang tahun, baik di dalam basilika atau di Lapangan Santo Petrus. Sebelum Pope Francis akhirnya dimakamkan, Basilika Santo Petrus menjadi tempat disemayamkannya jenazah Pope Francis. Selain itu, Basilika Santo Petrus telah menjadi saksi berkumpulnya kurang lebih 250.000 orang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Pope Francis, sekaligus menjadi rumah terakhir dari Pope Francis sebelum akhirnya jasadnya di istirahatkan di Basilika Santa Maria Maggiore.
Basilika Santo Petrus (Saint Peter's Basilica) adalah jantung agama Katolik, sekaligus sebagai gereja terbesar di dunia. Dulunya Basilika Santo Petrus atau Bukit Vatikan merupakan komplek perkuburan Romawi; baru pada tahun 150 - 70M umat Katolik mulai menghormatinya sebagai tempat pemakaman Santo Petrus. Para umat Katolik pada masa itu memilih membangun Aedicula (kuil kecil berbentuk relung) dengan memotong Red Wall sehingga monument atau bangunan dapat didirikan tepat di atas tubuh yang mereka yakini sebagai tubuh Petrus. Nama Basilika Santo Petrus persis terinspirasi dari keyakinan umat Katolik bahwa Bukit Vatikan merupakan tempat terakhir Santo Petrus berpulang. Santo Petrus merupakan Paus Gereja Katolik Pertama yang menjabat dari 30M - 67M. Hingga saat ini Basilika Santo Petrus terkenal sebagai jantung Kota Vatikan. Beberapa arsitek dan seniman ulung bekerja sama dalam proyek pembangunannya, Bramante, Raphael, Michelangelo, Bernini, dan Canova, bersekutu bersama dalam mewujudkan bangunan bersejarah Basilika Santo Petrus. Bangunan ini juga menjadi bentuk lain dari Kota Suci Yerusalem, Basilika Santo Petrus juga disebut-sebut sebagai New Yerusalem, The City of God.
Proses perancangan dan penataan Basilika Santo Petrus dimulai pada abad ke-16, restorasi juga telah dilakukan berkali-kali dari kurun waktu 1447 - 1714. Bangunannya yang begitu megah dengan relief dan lukisan bergaya khas gothic membuat setiap pengunjung yang memasuki Basilika Santo Petrus ternganga. Meskipun Basilika Santo Petrus merupakan icon terbesar untuk umat Katolik, tetapi pengunjung yang datang berasal dari berbagai kalangan. Basilika Santo Petrus memiliki komposisi ruang dengan panjang 190 meter dan tingginya 4.5 meter dengan kubah utama setinggi 134 meter. Ketinggian ini sengaja dirancang sedemikian rupa untuk mengilustrasikan gambaran surgawi. Salah satu jurnal ilmiah berjudul Visualizing Emotion and Affect: Visitor Encounters at St. Peter's Basilica ditulis oleh Caitin Finlayson, menjelaskan bagaimana arsitektur megah ini dapat membius para pengunjung dan berbagai pengalaman religius telah dirasakan, selain itu rasa takjub yang tidak berhenti dirasakan oleh para pengunjung. Dari penelitian yang dilakukan oleh Caitun Finlayson didapatkan temuan dari 470 gambar yang telah dikumpulkan, ditemukan hasil bahwa 64% pengunjung memotret bagian dalam Basilika Santo Petrus. Para pengunjung menggunakan kamera dengan posisi yang berbeda berupa close-up (13%) dan dari jarak jauh (14%). Faktanya dari 127 foto yang dikumpulkan menunjukkan gambaran bagian atas dari Basilika Santo Petrus, kesimpulannya bahwa 44% pengunjung yang datang cenderung mendongakkan kepalanya ke atas Dome Basilika Santo Petrus.
Akses yang bisa dipilih untuk para pengunjung Basilika Santo Petrus adalah dengan menaiki metro atau subway dari Rome Termini - Cipro dengan Line Battistini (MA), jalur ini ditempuh dengan waktu 11 menit. Jalur lain yang bisa jadi pilihan adalah dengan menggunakan bus Jalur 64 melewati Stazione S. Pietro (FL), memilih menggunakan bus akan memakan waktu cukup lama, yaitu 20 menit. Walaupun menghabiskan lebih banyak waktu, memilih menggunakan bus menjadi hal yang patut untuk dicoba. Karena penumpang akan mendapatkan suguhan Kota Roma. Mengelilingi Roma merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan karena terasa seperti berada di open museum atau eksibisi sejarah secara terbuka. Bagi para pengunjung yang suka berjalan kaki, tentu pilihan ini juga bisa masuk ke daftar trip kalian. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju Kota Vatikan dengan berjalan kaki kurang lebih satu jam dari Rome Termini. Kesimpulannya para pengunjung bisa memilih mode yang dimau, untuk tiket busway dan bus di kawasan Kota Roma akan dikenakan tarif sebesar 7.00euro berlaku selama 24 jam. Pengunjung bisa masuk ke website atac.roma.it untuk mendapatkan informasi pembelian tiket atau juga bisa langsung membeli di mesin-mesin yang sudah tersedia di terminal bus, subway dan stasiun. "History is not the past but a map of the past, drawn from particular point of view, to be useful to the modern traveler", - Hendry Glassie, US Historian (1941)-, manifestasi kan kaki kalian untuk dapat merasakan jejak sejarah dari Basilika Santo Petrus.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI