Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesaksian Masyarakat Kota Seribu Gereja

5 Juni 2020   21:30 Diperbarui: 5 Juni 2020   21:31 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: Thinkstock Photo

Kesaksian adalah suatu keteladanan hidup melalui tindakan dan perbuatan. Perbuatan nyata yang memberkati orang lain. Tidak hanya memberkati tetapi bisa juga mengubah hidup banyak orang. Mereka akan tertolong dengan kesaksian hidup yang bersahaja yang berdampak.

Kesaksian hidup itu akan berdampak karena mempunyai sifat dan sikap altruistik. Sifat dan sikap mendahulukan kepentingan orang banyak. Bahkan orang yang altruistik sering melupakan kebutuhan kepentingannya sendiri demi orang lain.

Kota seribu gereja adalah kota Kupang. Ia memproklamirkan diri sebagai kota kasih. Karena kasihnya ia memperhatikan kebutuhan masyarakatnya. Yaitu kebutuhan kesejahteraan. Kesejahteraan dalam menjalani hidup di kota kasih.

Dengan demikian kesaksian masyarakat kota seribu gereja artinya tindakan dan perbuatan setiap individu dengan mendahulukan kepentingan orang lainnya. Ketika setiap individu mendahulukan kemaslahatan orang lain akan ada damai sejahtera. Akan ada penyataan kasih yang terimpartasi.

Sebagai salah satu anggota masyarakat saya ingin mengajak pembaca untuk berdiskusi kecil mengenai hal ini. Tentang kesaksian hidup masyarakat kota seribu gereja. Benarkah ada keteladanan hidup yang berlandas kasih sejati?

Mari kita fokus menilik hal nyata yang dinikmati orang banyak. Di antaranya: kebiasaan berlalu lintas dan musik sebagai hiburan.

Pertama, sebagai pengguna jalan raya dengan berkendara. Setiap hari Minggu banyak pengendara yang tidak mengenakan pelindung kepala. Ada alasan yang mencuat bahwa kalau mengenakan pelindung kepala tatanan rambut jadi berantakan.

Ada juga yang mengatakan bahwa ada imbauan atau semacam penguatan bahwa hari Minggu boleh tidak pakai pelindung kepala. Hari Minggu adalah hari tanpa pelindung kepala. Para penegak hukum juga tahu.

Kalau benar demikian adanya maka apakah hanya di hari Minggu tidak ada kecelakaan? Atau apakah di setiap hari Minggu kepala pengendara berubah menjadi besi yang tidak lecet bila berbenturan dengan aspal? Atau apakah di hari Minggu itu aspal yang keras tetiba berubah menjadi kasur empuk yang akan meninabobokan pengendara yang jatuh di atasnya?

Kedua, mengiring mengawal jenazah. Mengantar orang-orang tercinta hingga ke peristirahatan terakhir adalah pengabdian terpuji. Sejak masih hidup hingga di akhir hidupnya mereka terus diperhatikan dengan penuh kasih.

Dalam iring-iringan itu teman-teman pengawal memberi sebuah kesaksian nyata. Yaitu lebih mempertahankan kehidupan orang mati daripada keselamatan orang yang masih hidup. Para pengawal berkendara memenuhi seluruh badan jalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun