Banyumulek merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Desa Banyumulek merupakan salah satu sentra kerajinan gerabah sejak tahun 1990-an. Kerajinan ini tidak hanya menjadi warisan budaya, akan tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian warga setempat, dikarenakan sejak saat itu 80% penduduk desa tersebut telah bekerja sebagai pengrajin gerabah.
Di tengah perkembangan zaman yang pesat, pengrajin gerabah mencoba untuk tetap bertahan. Mereka tidak hanya membuat gerabah tradisional, akan tetapi juga berinovasi dengan menyesuaikan selera pasar. Seperti hiasan dinding, vas bunga, kap lampu, dan celengan berbentuk karakter kartun seperti Hello Kitty, Doraemon dan masih banyak lagi.
Di Banyumulek, pengrajin gerabah rata-rata menjual hasil karya mereka kepada pemilik art shop di sepanjang jalan Banyumulek. Mereka bekerja di rumah masing-masing dan menerima pesanan langsung dari pemilik toko. Saat ada pesanan, pemilik art shop mengunjungi pengrajin dengan membawa model dan ukuran yang diinginkan pelanggan. "Biasanya kalo ada pesanan kami selaku pemilik art shop pergi kerumah pengrajin dengan membawa model dan ukuran yang di inginkan oleh pelanggan," ungkap Ibu Herawati pada Senin (19/5/2025).Metode ini memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar, sekaligus menjaga kualitas dan keaslian gerabah.
Salah satu hasil kerajinan yang paling banyak diminati saat ini adalah vas bunga. Peminatnya tidak hanya penduduk lokal, akan tetapi juga banyak pesanan yang datang dari berbagai kantor, hotel-hotel, bahkan ada yang sampai diekspor ke luar negeri, akan tetapi melalui perantara agen. "Alhamdulillah saat ini kami ada pesanan dari Jepang, akan tetapi kita terlebih dahulu mengirimnya ke staf yang ada di Bogor," ujar Ibu Hj.Herawati selaku pemilik salah satu art shop di Desa Banyumulek pada senin (19/5/2025)
Teknik pembuatan kerajinan gerabah masih tergolong tradisional dengan bahan utama tanah liat yang menggunakan alat sederhana, seperti alat yang terbuat dari kayu dan potongan sandal yang digunakan untuk menghaluskan permukaan gerabah tersebut. Kemudian proses pengeringan memanfaatkan api dari kayu, batok kelapa, dan jerami yang dibakar di tempat pembakaran yang disewa dengan harga 5.000 rupiah untuk sekali bakar. "Kami memang masih membuat kerajinan ini dengan alat sederhana yaitu dari kayu dan sandal. Kemudian, untuk pengeringan, kami biasa sewa tempat dengan harga 5.000 rupiah, dengan bahan bakar yang kami siapkan sendiri," ungkap Ibu Hadi seorang pengrajin gerabah pada senin (19/5/2025).
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyebutkan bahwa Banyumulek merupakan salah satu destinasi wisata, di mana para wisatawan tidak hanya disuguhi oleh transaksi jual beli gerabah, akan tetapi juga bisa ikut terlibat dalam pembuatan gerabah secara tradisional. Rutinitas pengrajin Banyumulek yang membuat karya seni dengan alat sederhana, Â kemudian mengeringkan gerabah dengan api dari kayu, batok kelapa, dan jerami menjadi sebuah pengalaman yang unik bagi para turis yang terbiasa dengan berbagai peralatan elektronik modern.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI