'Bukan kancil yang mencuri ketimun Bapak!" kata si anjing penjaga membela si kancil. "Ini malingnya!, rasakan akibatnya.." pak Tani menggerutu. Sambil tetap menyeret si Kancil dengan tali dari kulit pohon waru. "Lha wong perutnya kecil segitu, apa ya kuat menghabiskan banyak ketimun, mbok ya mikir yang logis to pak!"si Anjing gak mau diam. "Pelakunya itu loh! Keluarga Babi hutan!"lanjutnya karena merasa tidak digubris. "Si Kancil itu terkenal pintar, nggak mungkin dia masuk ke perangkapmu yang ala kadarnya."
Pak Tani mengira anjingnya ikut senang, mendengar gonggongan anjingnya yang berulang kali.
Sang Kancil menggigil ketakutan dan menahan sakit di lehernya. Diliriknya si anjing penjaga yang berusaha membelanya, dengan pandangan tak berdaya. Anjing itu tak tahan melihat keadaan sahabatnya yang selama ini menemaninya menjaga ladang pak tani.Â
Dia tahu betul apa yang akan dilakukan pak Tani pada si kancil. Teringat tadi malam saat ia berusaha menghalau pencuri itu. Si kancil mencoba menyelamatkan dirinya saat hampir terjatuh dalam lubang jebakan itu. Malah mengakibatkan kancil sahabatnya yang masuk perangkap itu. Dengan nekat malam ini ia mengendap-endap ke belakang rumah pak tani. Niatnya ingin membebaskan kancil dari kurungan itu. Dan dengan sukarela si anjingpun menggantikan dirinya untuk kebebasan sahabatnya si kancil.