Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Ketimpangan Sosial Meningkat: Indonesia Hadapi Ancaman Krisis Keadilan Ekonomi"

4 Agustus 2025   10:01 Diperbarui: 4 Agustus 2025   10:01 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketimpangan sosial dan ekonomi di Indonesia kembali menjadi sorotan publik. Di tengah upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui proyek infrastruktur dan investasi luar negeri, jurang antara si kaya dan si miskin justru semakin melebar.

Laporan terbaru dari Lembaga Riset Ekonomi dan Pembangunan Nasional (LREPN) menyebutkan bahwa 10% kelompok ekonomi teratas di Indonesia saat ini menguasai lebih dari 75% kekayaan nasional. Sementara itu, lebih dari 30 juta warga hidup di bawah garis kemiskinan baru akibat lonjakan harga kebutuhan pokok dan energi.

Kebijakan Pemerintah Dipertanyakan

Program subsidi yang dipangkas, kenaikan tarif listrik dan BBM, serta lemahnya pengawasan terhadap praktik monopoli dan kartel menjadi faktor utama krisis ini. Alih-alih memberi perlindungan kepada masyarakat kecil, kebijakan-kebijakan tersebut justru memperberat beban rakyat.

> "Kami melihat adanya kegagalan dalam prioritas kebijakan negara. Pembangunan fisik besar-besaran tidak dibarengi dengan pemerataan ekonomi. Rakyat kecil hanya jadi penonton di tengah euforia elite," ujar Dr. Luki Wijaya, pakar ekonomi dari Universitas Gadjah Mada.

Pengangguran dan PHK Massal di Sektor Swasta

Selain itu, gejolak ekonomi global dan menurunnya daya beli dalam negeri memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor, terutama tekstil, manufaktur, dan teknologi. Perusahaan-perusahaan rintisan lokal pun banyak yang gulung tikar akibat tekanan kompetitor asing.

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan angka pengangguran naik menjadi 7,2% di kuartal kedua tahun ini -- tertinggi sejak pandemi COVID-19.

Respon Masyarakat: Demo dan Kritik Sosial

Masyarakat di berbagai daerah mulai menyuarakan protes. Aksi demonstrasi di Jakarta, Bandung, dan Medan terjadi hampir setiap pekan, menuntut penurunan harga bahan pokok, transparansi anggaran negara, dan penindakan tegas terhadap korupsi pejabat.

Di media sosial, tagar seperti #NegaraGagal, #RakyatMenderita, dan #KeadilanUntukSiMiskin ramai diperbincangkan, mencerminkan keresahan dan ketidakpercayaan publik terhadap kinerja pemerintah.

Indonesia saat ini berdiri di persimpangan jalan. Tanpa langkah cepat dan adil untuk mengatasi ketimpangan, memperkuat perlindungan sosial, serta mengembalikan kepercayaan rakyat, krisis ini bisa berubah menjadi ketegangan sosial yang lebih besar. Pemerintah dituntut tidak hanya membangun gedung dan jalan tol, tetapi membangun keadilan sosial yang sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun