Mohon tunggu...
Inovasi

Apakah Sel Gajah Lebih Besar dari Sel Tikus?

23 Agustus 2017   23:11 Diperbarui: 25 Agustus 2017   18:03 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kalian pernah menyadari kalau ukuran tubuh setiap makhluk hidup itu berbeda-beda. Lantas apa yang akan muncul di benak kalian kalau berpikir tentang penyebab terjadinya perbedaan ukuran tubuh tersebut. Apa karena porsi makan yang berbeda atau karena faktor yang lain?. Mungkin banyak dari kalian yang merasa kebingungan untuk bisa mengetahui penyebabnya. Apalagi jika harus dihadapkan dengan individu yang berbeda jauh ukurannya seperti gajah dan tikus. Sebenarnya apa yang membuat gajah memiliki tubuh yang sangat besar sedangkan tikus memiliki ukuran tubuh yang kecil. Sepertinya bukan porsi makan yang membuat ukuran gajah menjadi sangat besar, lalu sebenarnya apa yang menjadi penyebabnya. Daripada terus-menerus kebingungan lebih baik langsung saja baca penjelasan dengan teori sel di bawah ini.

Sudahkah kalian mengetahui kalau setiap makhluk hidup terdiri dari sel apapun jenis dan bentuk makhluk hidup tersebut. Sel itu merupakan unit struktural terkecil makhluk hidup yang menjadi komponen dasar penyusun tubuh makhluk hidup. Di seluruh bagian tubuh makhluk hidup terdapat sel dan setiap sel memiliki fungsinya masing-masing. Sebagai contoh sel darah merah berfungsi untuk mengedarkan sari makanan dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Dan setiap sel memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain. Lalu jika sel merupakan komponen terkecil makhluk hidup, darimana sel berasal. Semua sel berasal dari sel sebelumnya karena sel merupakan unit hereditas yang dapat mewariskan sifat genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Untuk lebih memahami tentang sel ada beberapa hal yang harus kalian ketahui terlebih dahulu. Ukuran setiap sel berbeda-beda, sebagian besar sel berdiameter antara 1-100 mikrometer dengan volume berkisar antara 1-1.000 mikrometer kubik. Sel hewan berdiameter sekitar 20 mikrometer, sedangkan sel tumbuhan memiliki diameter yang lebih besar yaitu sekitar 40 mikrometer. Adapun sel Amoeba berdiameter 90-800 mikrometer dan sel alga yang besar berdiameter sekitar 50.000 mikrometer atau setara 50 milimeter. Ukuran sel yang sangat kecil tersebut menyebabkan sel sulit diamati dengan mata telanjang. 

Oleh karena itu, untuk mengamati sel diperlukan bantuan mikroskop. Mikroskop yang biasa digunakan di sekolah adalah mikroskop cahaya. Didalam sel sendiri terdapat organel-organel sel yang hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop elektron yang memiliki resolusi atau penguraian ratusan kali lipat lebih kecil dibandingkan dengan mikroskop cahaya.

Sel juga dibagi menjadi dua tipe secara struktural, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Setiap makhluk hidup tersusun dari salah satu tipe sel tersebut. Organisme yang memiliki sel prokariotik, yaitu Archaebacteria, Eubacteria, dan Cyanobacteria. Sedangkan organisme yang memiliki sel eukariotik adalah Protista, Fungi atau jamur, tumbuhan dan hewan. Apa itu sel prokariotik ? sel prokariotik adalah sel yang belum memiliki nukleus atau tidak memiliki membran inti yang memisahkan materi genetik di inti sel dengan bagian sel lainnya. Materi genetik atau lebih sering dikenal dengan istilah DNA pada sel prokariotik tampak terkonsentrasi pada suatu tempat yang disebut nukleoid. 

Sel prokariotik memiliki DNA sirkuler atau plasmid, sejumlah ribosom yang berfungsi untuk sintesis protein, membran plasma yang membatasi sel, serta dinding sel yang terdapat disebelah luar membran plasma dan dilapisi kapsul seperti gel. Sebagian sel prokariotik (bakteri) ada yang memiliki organel perlekatan berupa pili dan organel pergerakan berupa flagela. Sel bakteri (prokariotik) pada umumnya berdiameter 0,1-1,0 mikrometer.


Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki nukleus yang sebenarnya, atau materi genetik (DNA) yang dibungkus oleh membran inti. Pada sitoplasma atau daerah antara nukleus dan membran sel, terdapat medium semi cair yang disebut sitosol, serta organel-organel sel yang sebagian besar tidak terdapat pada sel prokariotik. Sel eukariotik umumnya berdiameter 10 -100 mikrometer.

Di dalam sel yang masih hidup terdapat makromolekul, makromolekul merupakan molekul besar yang terdiri atas banyak atom atau blok penyusun. Sebagian besar makromolekul berupa polimer atau suatu molekul panjang yang terdiri atas banyak blok penyusun identik dan dihubungkan dengan ikatan-ikatan kovalen. Blok penyusun dari suatu polimer adalah molekul kecil yang disebut monomer. Monomer-monomer dihubungkan melalui suatu reaksi kondensasi atau dehidrasi, sehingga dua molekul dapat berikatan secara kovalen melalui pelepasan satu molekul air. Sel hidup memiliki empat makromolekul, yaitu karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat.

Setelah itu kita akan memasuki pada struktur sel dan fungsinya. Sel memiliki bagian-bagian dan organel-organel yang berbeda bentuk, ukuran, struktur, dan fungsinya. Agar komponen organel sel dan fungsinya dapat dikaji, ahli sitologi menggunakan pendekatan biokimiawi yang disebut fraksionasi sel untuk mengisolasi komponen-komponen sel yang ukurannya berbeda.

Organel-organel sel ada beberapa macam, yang pertama adalah membran sel atau membran plasma. Membran sel merupakan lapisan tipis dengan ketebalan sekitar 8 nanometer yang membatasi isi sel dengan lingkungan disekitarnya. Fungsi dari membran sel, yaitu mengontrol masuk dan keluarnya zat dari atau ke dalam sel, sebagai pelindung agar isi sel tidak keluar, dan sebagai reseptor (menerima rangsangan) dari luar sel. Berikutnya ada nukleus atau inti sel, merupakan bagian yang paling penting bagi sel, berdiameter 5 mikrometer, dan diselubungi membran ganda (membran luar dan membran dalam) yang dipisahkan oleh ruangan sekitar 20-40 nanometer. Membran inti tersusun dari bahan lipid dan protein. 

Di sekeliling inti, terdapat pori-pori berdiameter 100 nanometer untuk mengatur keluar dan masuknya makromolekul dari nukleus. Di dalam nukleus terdapat nukleoplasma (plasma inti), anak inti (nukleolus), dan materi genetik berupa benang-benang kromatin. Fungsi dari nukleus, yaitu untuk mengontrol sintesis protein dengan cara menyintesis m-RNA sesuai dengan perintah  DNA, mengendalikan proses metabolisme sel, menyimpan informasi genetik berupa DNA, dan tempat penggandaan (replikasi) DNA.

Berikutnya ada sitoplasma yang merupakan cairan sel yang terletak di dalam sel, di luar inti sel, dan organel sel. Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogen yang jernih serta mengandung nutrien, ion-ion, garam, dan molekul organik. Sitoplasma dapat mengalami perubahan dari fase sol (konsentrasi air tinggi) ke fase gel (konsentrasi air rendah) atau sebaliknya. Fungsi sitoplasma, yaitu tempat organel sel dan sitoskeleton, memungkinkan terjadinya pergerakan organel sel oleh aliran sitoplasma, tempat terjadinya reaksi metabolisme sel, dan menyimpan molekul-molekul organik (misalnya karbohidrat, lemak, protein, dan enzim). 

Lalu ada ribosom yang berbentuk butiran kecil dengan diameter 20-22 nanometer. Ribosom dibedakan menjadi dua, yaitu ribosom bebas dan ribosom terikat. Ribosom terdiri dari protein dan r-RNA. Fungsi dari ribosom adalah untuk menyintesis protein yang dipakai untuk internal sel.

Retikulum endoplasma atau sering disingkat menjadi RE merupakan membran berbentuk labirin yang berhubungan dengan selubung inti sel. Retikulum endoplasma dibedakan menjadi dua jenis, yaitu retikulum endoplasma halus (tidak bergranula) dan retikulum endoplasma kasar (bergranula). Secara garis besar retikulum endoplasma berfungsi untuk sintesis protein. 

Retikulum endoplasma juga memiliki sistem endomembran yang menghubungkan membran inti dengan membran sel untuk menyalurkan senyawa. Pengertian dari sistem endomembran sendiri, yaitu berbagai jenis membran dari organel-organel yang dihubungkan melalui sambungan fisik secara langsung, atau melalui transfer segmen-segmen membran berupa vesikula-vesikula.

Organel sel berikutnya adalah badan golgi, organel ini terdiri dari tumpukan kantong membran pipih sisterna dan vesikula-vesikula. Badan golgi berperan sebagai pusat produksi, pergudangan, penyortiran, dan pengiriman produk sel. Lalu ada Lisosom yang berbentuk seperti kantong dan diselubungi membran tunggal. 

Lisosom berisi enzim hidrolitik yang mencerna makromolekul, selain itu lisosom juga berperan pada proses fagositosis dengan cara menelan dan mencerna partikel yang lebih kecil. Serta autolisis atau perusakan sel sendiri dengan cara membebaskan semua isi lisosom. Contoh autolisis adalah pada peristiwa hilangnya ekor katak saat metamorfosis.

Masih ada beberapa organel lagi, yaitu mitokondria yang merupakan organel berbentuk silinder dan diselubungi membran ganda. Mitokondria disebut organel semiotonom karena memiliki DNA yang dapat mengatur sintesis protein yang dilakukan oleh ribosom di dalam organel tersebut. Lalu plastida yang merupakan organel penyimpan materi yang diselubungi oleh membran ganda. Antara membran luar dan membran dalam, dipisahkan oleh ruangan sempit intermembran. 

Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan dan alga (ganggang). Plastida dibedakan menjadi tiga macam , yaitu Leukoplas, Kromoplas, Kloroplas. Selanjutnya adalah vakuola yang merupakan organel berbentuk vesikula besar berisi cairan dan diselubungi membran tunggal. Vakuola terbentuk oleh pelipatan membran sel ke arah dalam. Fungsi dari vakuola adalah untuk mempengaruhi tekanan turgor (kelebihan atau kekurangan cairan sel). Terakhir ada dinding sel yang terdapat pada sel tumbuhan, jamur, dan alga (ganggang). Pada dinding sel terdapat noktah atau bagian dinding yang tidak menebal, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antarplasma sel yang berbentuk juluran, disebut plasmodesmata. Fungsi dinding sel, yaitu untuk melindungi sel, mempertahankan bentuk sel, dan mencegah penyerapan air yang berlebihan.

Dari banyaknya organel-organel sel diatas, ada beberapa yang tidak ada di dalam sel hewan. Oleh karena itu ada sedikit perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan. Sel hewan tidak memiliki dinding sel dan plastida, vakuola jumlahnya sedikit dan berukuran kecil, serta memiliki sentriol. Sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel dan plastida, vakuola jumlahnya banyak dan berukuran besar, serta tidak memiliki sentriol. Itulah beberapa perbedaan yang ada antara sel hewan dengan sel tumbuhan.

Setelah kita mengetahui berbagai organel-organel sel, selanjutnya ada mekanisme transpor melalui membran plasma. Mekanisme transpor merupakan cara sel untuk berinteraksi dengan sel lainnya maupun dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel tersebut. Interaksi dilakukan dengan cara transpor melalui membran plasma. Mekanisme transpor dibagi menjadi dua, yaitu transpor pasif dan transpor aktif. 

Transpor pasif merupakan transportasi sel yang dilakukan melalui membran tanpa membutuhkan energi. Transpor pasif terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi antara zat yang berada di dalam sel dengan zat yang berada di luar sel. transpor pasif meliputi difusi, difusi dipermudah, dan osmosis. Sedangkan transpor aktif adalah transpor zat melalui membran yang melawan gradien konsentrasi (dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi), sehingga memerlukan energi. Energi yang diperlukan berupa ATP (adenosine trifosfat). Transpor aktif meliputi pompa ion, kotranspor, dan endositosis-eksositosis.

Setelah kita cukup mengetahui tentang sel, organel-organel sel, dan berbagai sistem di dalamnya maka kali ini saya akan memberikan opini saya tentang sel gajah yang mungkin lebih besar ukurannya dari sel tikus. Sel merupakan unit struktural terkecil makhluk hidup yang menjadi komponen dasar penyusun tubuh makhluk hidup. Setelah membaca ini tentunya kalian akan berpikir kalau ukuran sel gajah lebih besar dari sel tikus karena ukuran tubuh gajah yang jauh lebih besar dari tubuh tikus. 

Karena tubuh gajah besar, banyak dari kita akan beranggapan bahwa unit struktural terkecilnya yaitu sel juga memiliki ukuran yang besar. Jika unit penyusunnya besar maka akan memiliki tubuh yang besar pula, itulah yang akan pertama kali terpikirkan oleh kita. Namun apakah benar ukuran tubuh yang besar disebabkan oleh ukuran sel yang juga besar ?

Memang kisaran ukuran sel berbeda-beda pada setiap makhluk hidup. Sebagian besar dari sel berdiameter antara 1-100 mikrometer dengan volume berkisar antara 1-1.000 mikrometer kubik. Sel hewan memiliki diameter sekitar 20 mikrometer, sedangkan sel tumbuhan memiliki diameter yang lebih besar dari sel hewan yaitu sekitar 40 mikrometer. Adapun sel Amoeba berdiameter 90-800 mikrometer dan sel alga yang besar berdiameter sekitar 50.000 mikrometer atau setara 50 milimeter. 

Dari perbedaan ukuran sel yang dimiliki oleh setiap jenis makhluk hidup tersebut membuktikan bahwa ukuran sel gajah dan sel tikus pasti berbeda. Akan tetapi sejauh mana perbedaan ukuran sel gajah dan sel tikus sehingga dapat mempengaruhi ukuran tubuh gajah menjadi besar dan tikus menjadi kecil. Ukuran sel dari gajah dan tikus berbeda, namun ukuran sel hewan rata-rata hanya 20 mikrometer saja. Benar-benar ukuran yang sangat kecil sampai kita tidak bisa melihatnya dengan mata telanjang. Dengan ukuran sekecil itu menurut saya, selisih ukuran sel gajah dan sel tikus tidak akan begitu mencolok sampai bisa mempengaruhi ukuran tubuh kedua hewan tersebut.

Kita juga telah mengetahui bahwa setiap sel memiliki DNA dan RNA di dalamnya. Dengan DNA tersebut sel dapat terus melakukan pembelahan karena DNA merupakan senyawa pembawa informasi genetik yang digunakan untuk mewariskan sifat. Hal ini membuat sel dapat terus membelah dan membuat jumlah sel semakin meningkat. Pembelahan sel ini tentunya juga disesuaikan dengan kebutuhan dari individu tersebut. Memiliki tubuh yang sangat besar seperti gajah tentunya juga tidak lepas dari pengaruh pembelahan sel yang lebih banyak dari rata-rata hewan yang lainnya. Ingat kembali bahwa sel merupakan unit penyusun paling dasar dari makhluk hidup, oleh karena itu dengan jumlah sel yang lebih banyak bukan tidak mungkin dapat membuat ukuran tubuh gajah menjadi jauh lebih besar dari tubuh tikus.

Kalau begitu mari kita coba untuk lebih memahami tentang pengaruh sel terhadap ukuran tubuh gajah dan tikus. Saya mengambil contoh dari manusia, dari sejak dilahirkan sampai dewasa manusia terus tumbuh dan baru berhenti ketika sudah dewasa. Pertumbuhan fisik manusia menjadi semakin tinggi dan besar tidak terlepas dari perkembangan sel. Sel yang masih belum sempurna menjadi sempurna dan jumlahnya menjadi bertambah banyak. 

Untuk contoh nyata dari berkembang dan bertambah jumlahnya sel pada manusia adalah sel tulang pada manusia akan semakin banyak dan membuat tubuh menjadi semakin besar. Dari contoh yang saya ambil ini bisa dilihat kalau jumlah sel lebih berpengaruh terhadap ukuran tubuh dibandingkan dengan ukuran sel yang mempengaruhi ukuran tubuh. Pada kasus gajah dan tikus ini juga berlaku hal tersebut, dimana gajah memiliki jumlah sel yang jauh lebih banyak dari pada tikus.

Saya juga mencoba untuk mencari tahu penyebab ukuran beberapa hewan menjadi sangat besar dibandingkan dengan yang lainnya dari sudut pandang yang lain. Dan akhirnya saya menemukan jawabannya pada sebuah kutipan di bawah ini.

"Perubahan ukuran 'tikus ke gajah' memang perubahan besar, tapi butuh waktu sangat lama. Perubahan yang tidak terlalu dramatis adalah perubahan dari ukuran kelinci ke ukuran gajah, yang butuh waktu selama 10 juta generasi,"
              

dengan ini dapat kita ketahui bahwa sebenarnya yang mempengaruhi ukuran tubuh gajah dan tikus atau hewan-hewan yang lainnya bukanlah karena ukuran sel yang ada di dalam tubuh mereka melainkan karena adanya evolusi yang terjadi dalam waktu yang panjang. Evolusilah yang membuat ukuran tubuh seekor hewan menjadi sangat besar ataupun sebaliknya menjadi kecil.

Jadi saya tidak setuju bahwa ukuran tubuh gajah yang sangat besar dibandingkan dengan tikus memiliki ukuran sel yang besar. Sekalipun ukuran sel setiap hewan berbeda tetapi saya pikir perbedaan ukuran sel gajah dan sel tikus tidak terlalu signifikan sehingga tidak memberikan dampak yang dapat terlihat apalagi mengingat rata-rata sel hewan hanya 20 mikrometer. Kecuali jika membandingkan ukuran sel hewan dengan sel alga yang memiliki ukuran mencapai 50 milimeter tentunya baru akan terlihat perbedaan ukuran tubuh yang disebabkan oleh perbedaan ukuran sel. Selain itu, menurut saya ukuran tubuh sebenarnya lebih dipengaruhi oleh jumlah sel yang ada di dalam tubuh makhluk hidup itu sendiri.

Untuk lebih jelasnya mengapa gajah memiliki jumlah sel yang jauh lebih banyak dari tikus, dapat kita analisa dari morfologi kedua hewan tersebut. Untuk penampilan mencolok yang mudah terlihat adalah gajah tidak hanya memiliki tubuh yang besar namun juga memiliki belalai, telinga dan ekor yang bahkan ukurannya beberapa kali lipat lebih besar dari ukuran tikus.

Hanya dari tiga bagian tubuh gajah saja, sudah terlihat jelas kalau gajah memiliki jumlah sel yang sangat banyak karena belalai, telinga dan ekor gajah juga tersusun oleh sel. Apalagi jika kita ikutkan tubuh utamanya, pastilah jumlah sel yang ada di dalam tubuh seekor gajah jauh lebih banyak dari yang ada di dalam tubuh seekor tikus. Karena tikus sendiri ukuran tubuhnya tidak ada apa-apanya dibanding dengan gajah.

Setelah melihat bagian tubuh gajah yang paling mencolok, kita masih dapat menelusurinya lagi yaitu dengan melihat kulitnya yang tebal sehingga pastinya terdapat berlapis-lapis sel kulit dalam jumlah yang banyak terdapat di kulit gajah, bandingkan dengan kulit tikus yang tidak setebal dan sekeras kulit gajah. Jika masih dirasa kurang, kita dapat melihat bagian dalam dari gajah. Dengan ukuran tubuh yang besar, tinggi mencapai tiga meter dan bobot seberat satu ton tentu organ dalamnya juga berukuran raksasa. Bayangkan saja ada berapa banyak sel yang terdapat di setiap organ dalam dari tubuh gajah. Untuk menegaskan lagi bahwa ukuran tubuh gajah yang besar bukan berarti sel di dalam tubuhnya juga memiliki ukuran yang besar.

Adapun faktor lain penyebab ukuran tubuh menjadi besar atau kecil, seperti yang telah saya katakan diatas. Bahwa ukuran tubuh juga dapat disebabkan karena lingkungan yang ketersediaan makanannya terbatas sehingga beberapa hewan menjadi kecil dan evolusi dari hewan itu sendiri dalam jangka waktu yang panjang.

Terimakasih telah bersedia membaca.

Sumber :

https://tekno.tempo.co/read/news/2016/04/26/061765849/tikus-bisa-berubah-jadi-gajah-asal

Irnaningtyas., Istiadi, Yossa. 2014. Buku Siswa Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun