Mohon tunggu...
Yohanes Dwi Setiawan
Yohanes Dwi Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka membaca dan topik yang saya sukai adalah fiksi ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

11 September 2022   22:34 Diperbarui: 11 September 2022   22:36 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yohanes Dwi Setiawan, S.Pd  

CGP Angkatan 6

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan diartikan sebagai 'tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak'. Maksud Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. (Dasar-dasar Pendidikan  Modul 1.1-Hal 1)

Pendidikan harus sesuai dengan kodrat anak yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam yaitu pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi alam dan kultur budaya dari anak berada. Anak yang berada di daerah pantai akan berbeda kultur budayanya dengan anak yang berada di daerah pertanian atau pegunungan, sehinggap proses pendidikannya juga berbeda. Kodrat zaman yaitu keadaan zaman anak tumbuh untuk saat ini kita berada di abad 21 dan revolusi industri 4.0 dimana penggunaan teknologi yang dominan sehingga pembelajaranpun harus dapat menyesuaikan dimana anak-anak harus memiliki kemampuan kompetensi abad 21 yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, komunikasi efektif, dan kolaborasi.

Pendidikan yang menuntun yaitu pendidikan yang memfasilitasi dan melayani setiap siswa yang diharapkan dapat menebalkan budi pekerti yang baik dari setiap siswa. "Perlu diketahui bahwa budi berarti pikiran, perasaan-kemauan, sedangkan pekerti artinya 'tenaga'. Jadi budi pekerti merupakan sifat jiwa manusia, mulai angan-angan hingga menjelma sebagai tenaga" (Dasar-dasar Pendidikan  Modul 1.1-Hal 6)

Sebelum mempelajari modul 1.1 ini pembelajaran yang saya lakukan yaitu berpusat pada guru dimana proses pembelajaran didominasi dengan ceramah dan penjelasan dari guru. Pembelajaran dilakukan hanya semata untuk mencapai target kurikulum sesuai dengan KKM yang telah di sepakati. Sehingga pembelajaran sangat monoton dan tidak menyenangkan bagi anak.

Perbedaan karakteristik siswa juga tidak terlalu diperhatikan dan semua siswa dianggap sama dikarenakan saya belum memahami tentang kodrat anak, sehingga tidak ada perlakuan yang berbeda antara anak yang cepat mengerti dengan anak yang lambat memahami pelajaran. Dalam pembelajaran saya sering marah-marah jika ada anak yang tidak fokus belajar, bermalas-malasan saat belajar dan tidak memahami apa yang saya jelaskan

Untuk mengubah prilaku siswa yang salah saya menggunakan hukuman fisik seperti push up atau lari, dikarenakan saya meyakini bahwa jika siswa takut maka dia akan berubah dan tidak akan mengulangi lagi kesalahan yang sama, namun hal ini hanya bersifat sementara saja dikarenakan bukan atas dasar kesadaran pribadinya sehingga anak akan tetap mengulangi kesalahan yang sama.

Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang filosofi pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara, pemikiran saya tentang pendidikan menjadi berubah, bahwa pendidikan adalah proses menuntun (memfasilitasi, melayani) anak didik dengan sabar dan ikhlas karena setiap anak berbeda-beda dan membuat pembelajaran yang menyenangkan dan pendidikan yang berpihak (menghamba) pada anak. Dalam menuntun saya akan menggunakan trilogi pendidikan oleh KHD yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi teladan), Ing Ngarso Mangun Karso (di tengah membangun  keinginan/motivasi/semangat)  dan Tut Wuri Handayani (di belakang mendorong).

Yang akan saya lakukan selanjutnya di kelas dan sekolah saya yaitu yang pertama membuat model pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan materi yang ada yang diharapkan dapat membuat anak bersemangat belajar. Selain itu pembelajaran juga akan berpusat pada siswa dimana siswa yang akan diberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan ide. Memberikan ice breaking untuk mengembalikan fokus anak dan semangat anak.

Dikarenakan setiap anak adalah unik dan berbeda yaitu mempunyai kodrat masing-masing maka dalam penyampaian materi dan pemberian penilaian akan dibedakan sehingga akan mengakomodir semua kemampuan siswa. Jika ada anak yang kurang fokus maka akan dilakukan ice breaking untuk mengembalikan fokus anak dalam pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun