Mohon tunggu...
Yohan Christianto
Yohan Christianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yohan adalah Yohan

Yohan adalah Yohan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sisi

9 Desember 2015   10:16 Diperbarui: 9 Desember 2015   10:16 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mari berbicara tentang sisi. Sisi yang saya maksud disini bukan “sisi” yang biasa orang di sekitar saya gunakan untuk menggambarkan aktivitas membuang ingus. Untuk membuang ingus, tentu saja kita harus tahu sisi mana dari hidung kita yang tersumbat ingus dan perlu pelepasan lewat aktivitas “sisi”. Aktivitas itu sungguh melegakan, memberi efek “plong” untuk hidung kita yang tersumbat. Seandainya kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengenali sisi hidung kita yang perlu “disisikan”, wah… yang tersumbat tetap akan tersumbat, dan aktivitas “sisi” menjadi aktivitas yang sia-sia hanya karena kita tidak bisa mengenali salah satu sisi tubuh kita dengan baik.

Pemahaman tentang sisi menuntut kualifikasi yang nampaknya sederhana, namun tidak sesederhana yang kita pikirkan, walaupun juga tidak serumit sangkaan kita. Kualifikasi tersebut adalah kemampuan untuk mengenali sisi dengan baik dan memaksimalkan pengenalan tersebut bagi kehidupan, diri kita, dan orang-orang di sekitar kita. Mengenali sisi-sisi kehidupan, pada waktu-waktu tertentu terasa lebih sederhana daripada mempelajari sisi-sisi bangun ruang dalam pelajaran Matematika, namun pada waktu yang lain, yang sebaliknya terjadi. Ketika kita tidak mampu mengenali dengan baik sisi lain kehidupan dimana kita berada, ketidaknormalan mengetuk dan langsung masuk, tanpa basa basi dia menusuk dan membuat kita merasa semakin buruk dan terpuruk. Mengenali sisi-sisi kehidupan kita dengan baik adalah penting, dalam skala mikro dan konteks dunia fisik, itu sama pentingnya dengan mengenali sisi mana dari hidung kita yang tersumbat supaya kita bisa mempunyai “sisi” yang tepat, supaya “plong”.

Ada satu hal sederhana mengenai sisi kehidupan yang saya percaya sudah kita ketahui, namun seringkali tidak kita sadari, yaitu bahwa kehidupan selalu mempunyai banyak sisi. Kesadaran bahwa kehidupan bersifat “multi sisi” menjadi hal vital dalam perjalanan hidup kita. Saat dimana kita berhenti hanya pada pengetahuan bahwa kehidupan mempunyai banyak sisi, itulah saat dimana kita akan menjadi frustasi ketika kehidupan seolah-olah tak berkawan lagi dengan kita. Kita perlu memperhatikan kehidupan dengan cermat dan kemudian berjalan lebih jauh, berlari lebih kencang, dan melompat lebih tinggi untuk menggapai kesadaran bahwa kehidupan bersifat multi sisi, selalu ada sisi lain yang bisa kita lihat, sisi yang memberi pencerahan, ide, semangat, inovasi, pandangan, dan solusi baru.

Upaya memperhatikan kehidupan serta usaha untuk berjalan, berlari, dan melompat demi mencapai kesadaran dalam melihat sisi lain dalam kehidupan kita tidaklah mudah sekalipun untuk hal-hal yang bagi kita “biasa saja” atau “memang sudah begitu” karena seringkali kita melihat hal-hal tersebut hanya dalam satu sisi dan memilih mengabaikan sisi lain, apalagi untuk hal-hal “luar biasa” atau “seharusnya tidak begitu”. Upaya dan usaha tersebut memanglah tidak pernah mudah. Bagaimana seseorang bisa melihat sisi lain dari fakta bahwa dalam beberapa bulan dia adalah seorang pengangguran? Bagaimana seseorang mampu melihat sisi cerah dari kelamnya fakta bahwa dia sudah mengambil keputusan yang salah dengan melepas orang yang masih dia sayangi? Bagaimana pula dengan seorang teman yang harus merelakan hilangnya kebahagiaan bersama istrinya hanya dalam waktu yang singkat? Bagaimana juga dengan orang-orang yang tiba-tiba kehilangan orang yang dikasihi karena kecelakaan atau bencana? Ada banyak “Bagaimana” lain yang tidak akan habis saya tuliskan, semuanya hanya menunjukkan pada kita bahwa menyadari sisi lain dari kehidupan tidaklah mudah, namun demikian ada banyak sekali kisah dari mereka yang mampu melihat sisi lain dari kehidupan dan bangkit untuk lebih mencintai kehidupan dan Sang Hidup lebih lagi.

Tidak ada tips khusus untuk meraih kesadaran bahwa kehidupan bersifat “multi sisi”. Kehidupan akan selalu “multi sisi”, itulah karunia Sang Hidup buat kita. Jika bisa disebut tips, mengenal Sang Hidup adalah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menyadari berbagai sisi kehidupan yang Sang Hidup anugerahkan, untuk melihat the right side of the left, the white side of the black, dan the bright side of the dark.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun