Mohon tunggu...
Yohana M S
Yohana M S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Urip Iku Urup

Lebih baik sederhana tetapi bermakna

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stop Membuang Makanan! Indonesia Menjadi Penyumbang Sampah Makanan Terbesar ke-2 Dunia

5 Mei 2022   15:49 Diperbarui: 12 Mei 2022   02:40 2940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sampah menjadi salah satu penyumbang dampak negatif pada Bumi. Namun, sampah yang dapat merusak bumi tidak hanya sampah plastik. Tetapi juga sampah sisa makanan (food lost dan food waste) termasuk dalam golongan sebagai sampah makanan. Jumlah banyaknya sisa makanan yang tidak habis di piring, sebagian besar tentunya akan berakhir di tempat sampah.  Hal inilah yang dapat berdampak pada krisis iklim maupun ekonomi.

1. Food Loss, adalah makanan yang terbuang akibat proses produksi, penyimpanan, dan distribusi. Kita dapat menemukannya di supermarket, rumah tangga, restoran, kantin, kebun, dan tempat produksi atau distribusi makanan. Food loss ini terbentuk sebelum makanan belum dapat dikonsumsi oleh konsumen.

2. Food Waste, yaitu terbuangnya makanan yang sudah dapat dikonsumsi oleh konsumen. Seperti tidak menghabiskan makanan, tidak matang, kadaluwarsa, dan lain sebagainya.


Kalian para Milenials dan Gen Z mengetahui tidak kalau Indonesia menjadi negara penyumbang sampah makanan terbesar ke 2 di Dunia?

Indonesia menjadi penghasil sampah makanan terbesar di dunia selain Arab Saudi dan Amerika Serikat. Pada tahun 2021, Bappenas bekerjasama dengan Waste4Change, World Research Institute (WRI) dan mendapat dukungan oleh UK-FCDO melakukan kajian untuk meneliti sampah makanan di Indonesia.  Menurut kajian tersebut, sampah makanan yang terbuang di Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kilogram per kapita per tahun.

Ditahun-tahun sebelumnya, berdasarkan penelitian oleh Economict Intelligence Unit (EIU) pada tahun 2017, Indonesia merupakan negara penghasil sisa makanan terbanyak di dunia yaitu sekitar 300kg setiap harinya. Banyaknya jumlah sampah makanan setiap orangnya jika di kumpulkan dapat dikonsumsi 11% penduduk Indonesia atau sekitar 28 juta jiwa.

Sedangkah di sisi lain, Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat kelaparan yang tinggi, yaitu peringkat ke 3 di Asia Tenggara (Dilansir dari Global Hunger Index tahun 2021). Mengingat bahwa tingkat kelaparan di Indonesia mencapai indeks tinggi. Namun, sebagian besar masyarakat belum menyadari atau kurang memperhatikan akan fenomena tersebut. Kita masih tetap membuang makanan, baik itu makanan yang masih baru maupun makanan yang sudah menjadi sisa. 

Mirisnya, dilansir dari ADB dan IFRI tahun 2016 hingga 2018, penduduk Indonesia yang mengalami kelaparan dan beberapa dari mereka mengalami penyakit kurang gizi (Malnutrition) mencapai 22 juta jiwa. Serta posisi Indonesia yang masih rendah dalam GFSI oleh Economist Intelligent Unit.

Oleh sebab itu, kita sebagai penduduk Indonesia terkhusus generasi milenial harus berusaha untuk dapat mengurangi sampah makanan yang ada di Indonesia, tindakan yang dapat dilakukan sebagai pencegahan yaitu dengan:

1.) Menghabiskan makanan. 

Dengan kita menghabiskan makanan yang sudah kita pilih, tentunya akan menjadi pelopor untuk tercapainya tujuan ini sebab tidak ada makanan yang akan menuju ke tempat sampah untuk di buang. 

2.) Mengambil makanan sesuai dengan kebutuhan (porsi) kita.

Ambilah makanan yang memang kita perlukan sesuai dengan tingkat kebutuhan kita. Melalui tindakan ini kita juga diajarkan untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. sebab makanan yang sudah kita ambil akan lebih baik kita habiskan. 

3.) Membeli makanan atau memasak makanan sesuai dengan selera kita bukan karena lapar mata.

Pada saat kita hendak membeli makanan, pilihlah makanan yang sesuai dengan selera dan prioritas kita, bukan karena ingin mencoba-coba semua rasa, hingga akhirnya makanan yang kita beli tidak termakan habis. bahkan jika kita memasak makanan sendiri juga akan menghemat biaya pengeluaran. Melalui tindakan ini, kita dilatih juga untuk menjadi pribadi yang dapat mengendalikan diri. 

4. Mengubah pola hidup untuk tidak gengsi atau malu menghabiskan makanan di depan orang banyak.

Tidak perlu malu untuk melakukan sesuatu hal selagi tindakan yang kita lakukan itu adalah hal yang baik. Jangan membanggakan diri ketika kita melakukan suatu hal yang dapat merugikan lainnya. 

5. Mengubah sisa makanan menjadi pupuk kompos.

Mendaur ulang sisa makanan menjadi suatu benda yang bermanfaat, salah satunya yaitu menjadi pupuk kompos. Sebab sisa makanan termasuk dalam sampah organik sehingga dapat diuraikan oleh bakteri untuk mengubahnya menjadi zat-zat yang bermanfaat sebagai pupuk. 

6. Mengubah sisa makanan menjadi sebuah kerajinan

Contohnya seperti kulit jagung menjadi vas bunga, taplak piring, dan lain sebagainya. Sehingg dapat diubah menjadi barang yang memiliki nilai jual dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. 

Ingat! Bahwa di luar sana, ada teman-teman kita yang membutuhkan dan kekurangan makanan. Yuk mulai sekarang kita mengubah pola kebiasaan hidup kita menjadi lebih baik dan menjadi salah satu bagian dari agen of change untuk mewujudkan SDGs menuju Indonesia yang bebas dari sampah. Kalau bukan dari kita, lalu dari siapa lagi? Mulailah dengan melakukan hal yang terkecil untuk diri sendiri terlebih dahulu. Seperti pepatah mengatakan "Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit" artinya bahwa hal sekecil apapun yang kita lakukan tentu akan memberikan dampak yang besar bagi diri sendiri maupun orang lain atau lingkungan sekitar kita, walaupun itu belum bisa kita rasakan di waktu itu juga, namun dapat memberikan dampak untuk masa depan. 

Sekian dari saya, Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun