Mohon tunggu...
Yogi Surya Dharma
Yogi Surya Dharma Mohon Tunggu... Mahasiswa Program Studi Magister, Teknik Sipil, Universitas Andalas (UNAND)

Saya mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Andalas dengan minat pada isu transportasi, infrastruktur, dan tata kota. Menulis bagi saya adalah cara menyuarakan ide sekaligus ikut memberi solusi atas persoalan masyarakat. Saya menyukai diskusi, membaca, serta mengamati lingkungan sekitar, dan berharap lewat tulisan di Kompasiana bisa berbagi pandangan yang sederhana namun bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harapan Baru Untuk Pasar Padang Luar: Mengurangi Kemacetan di Jalan Padang - Bukittinggi

3 Oktober 2025   03:49 Diperbarui: 3 Oktober 2025   03:49 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Harapan Baru untuk Pasar Padang Luar: Mengurai Kemacetan di Jalan Padang--Bukittinggi 

Ditulis Oleh: Yogi Surya Dharma

Dibimbing Oleh: Yosritzal S.T, M.T, Ph.D

Program Studi Magister, Teknik Sipil, Universitas Andalas 

Konteks Permasalahan

Jalan Padang--Bukittinggi merupakan jalur vital yang setiap hari dilalui ribuan kendaraan, baik angkutan umum, kendaraan pribadi, maupun logistik. Di tengah pentingnya fungsi jalan tersebut, kawasan Pasar Padang Luar justru menjadi titik rawan kemacetan yang hampir tidak pernah terhindarkan. Setiap pagi hingga sore, arus lalu lintas tersendat panjang karena badan jalan dipenuhi pedagang yang berjualan di tepi jalan. Bahu jalan yang seharusnya menjadi ruang tambahan bagi kelancaran kendaraan, berubah fungsi menjadi lapak dagangan.

Selain faktor pedagang, kondisi semakin diperparah oleh volume kendaraan yang terus meningkat, termasuk kendaraan besar yang melintas antar kota. Penertiban dari aparat sering kali hanya bersifat sementara, sehingga pedagang kembali menempati bahu jalan begitu situasi dianggap longgar. Kemacetan yang terjadi tidak hanya menghambat kelancaran transportasi, tetapi juga berdampak luas pada mobilitas masyarakat, distribusi barang, efisiensi waktu, bahkan pada aspek keselamatan lalu lintas. Jalan utama yang seharusnya mendukung aktivitas ekonomi regional, justru berubah menjadi simpul masalah yang merugikan banyak pihak.

Alternatif-Alternatif Solusi

Untuk mengatasi kemacetan di kawasan Pasar Padang Luar, terdapat beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan. Salah satunya adalah penertiban pedagang yang selama ini memanfaatkan bahu jalan untuk berjualan. Penertiban tidak cukup dilakukan sesekali, tetapi harus berkelanjutan agar efeknya tidak hanya sementara. Alternatif lain adalah memindahkan pedagang ke area pasar yang sudah disediakan atau membangun lokasi khusus yang lebih layak, sehingga aktivitas perdagangan tetap berjalan tanpa mengganggu lalu lintas. Dari sisi transportasi, rekayasa lalu lintas juga bisa diterapkan, misalnya dengan mengatur jalur tertentu, mengurangi titik putar balik, hingga melakukan pembatasan kendaraan besar pada jam sibuk. Upaya ini tentu harus didukung oleh peningkatan pengawasan dari aparat di lapangan agar arus lalu lintas tetap terkendali. Selain itu, kolaborasi pemerintah dengan masyarakat dan pedagang menjadi kunci penting, sebab tanpa adanya kesadaran bersama, berbagai kebijakan yang diterapkan tidak akan berjalan efektif. 

Solusi yang Dipilih

Dari sekian banyak alternatif, langkah yang dinilai paling tepat untuk segera dilaksanakan adalah penertiban sekaligus pemindahan pedagang yang berjualan di bahu jalan menuju area pasar resmi. Solusi ini dipilih karena menyentuh akar permasalahan, yaitu penggunaan ruang jalan yang tidak semestinya. Dengan memindahkan pedagang ke dalam pasar, jalur utama Padang--Bukittinggi akan kembali memiliki kapasitas optimal untuk menampung arus kendaraan, sehingga kemacetan dapat berkurang secara signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun