Mohon tunggu...
Yogi Sinurat
Yogi Sinurat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berbagi inspirasi, pengetahuan, cerita, dan refleksi

Tulisan adalah jejak sekaligus nasihat yang kekal.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahagia Itu Apa Ya?

27 Maret 2022   12:20 Diperbarui: 27 Maret 2022   12:29 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua kita tentu pernah bahagia. Mengalami moment-moment yang menyejukkan hati membuat kita bahagia. Kebahagiaan itu sendiri sangat beragam maknanya; ada yang mengatakan bahagia itu sederhana, hanya dengan menderma seseorang sudah bahagia; ada yang mengatakan bahagia itu tidak perlu harus berpatok pada hal yang luar biasa, cukup mensyukuri apa yang kita miliki sudah sampai pada kebahagiaan. 

Dalam mengekspresikan kebahagiaan juga sangat beragam; ada yang mengungkapkannya dengan tertawa, ada yang mengungkapkannya dengan tersenyum lepas, atau pun ada yang mengungkapkannya dengan menangis.

Tetapi apakah kita tahu arti dari bahagia itu sendiri? ataukah kita menyamakannya dengan perasaan senang? tertawa terbahak-bahak, mendapat prestasi yang gemilang, mendapat pekerjaan; apakah itu kebahagiaan yang kita maksud?

Tentu kita memiliki konsep kita masing-masing tentang bahagia dan bagaimana cara kita meluapkannya. Dalam artikel ini, saya akan membagikan makna kebahagiaan yang saya tanamkan dalam diri saya.

Bagi saya sendiri, puncak kebahagiaan itu adalah saat di mana saya mampu membuat orang lain nyaman dan merasa beruntung bersama dengan saya. 

Entah itu keluarga, sahabat, teman, bahkan orang yang baru saja saya kenal beberapa detik yang lalu. 

Ketika orang lain dapat tertawa, mengatakan terima kasih, berniat memperbaiki hidupnya karena saya bersama dengan dia, maka saya akan sangat bahagia. Jadi, saya bahagia karena orang lain dapat bahagia dengan saya.

Salah satu pengalaman yang cukup tertanam dalam hati adalah saat saya dapat membuat teman saya kembali semangat dari keterpurukannya.  berikut ini sebuah cerita fiktif yang saya bagikan untuk menggambarkannya.

Justin, seorang penikmat senja cukup berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Tak biasanya ia mengurung diri di kamar seharian penuh. orang yang selalu semangat berapi-api dalam belajar, tiba-tiba menjadi lesu, seolah sesak tak berdaya ditimbun pasir yang lebat.

 Dengan secuil tekad, Handi memberanikan diri untuk bertanya kepadanya, "Bro, ada apa, minggu ini saya lihat kamu berbeda." Dengan muka murung dia menjawab "iya bro... saya enggan untuk menceritakannya tapi saya juga ingin sekali berbagi karena agak berat saya rasa. Minggu lalu saya ditelfon tante saya bahwa ibu saya kena covid dan sedang dirawat di rumah sakit". "Wah sorry bro, saya tidak  bermaksud kepo". sahut Handi. Dia kembali bercerita: "saya sangat sedih bro karena saya hanya memiliki ibu saya sedangkan ayah saya sudah dipanggil Tuhan. Saya tidak bisa membayangkan nasib saya dengan adik-adik saya yang masih kecil".  
Handi turut sedih mendengarnya. Dia mencoba untuk setidaknya menyemangatinya meskipun saya tahu bahwa seandainya pun kalau Ia menyemangatinya tetap tidak mengubah keadaan. "Dimas, saya turut sedih mendengar keadaan yang menimpamu. semoga ibumu lekas sembuh. Tetapi kalau kamu hanya sedih dan tak berbuat apa-apa maka itu hanya memperburuk keadaan bro. bagaimana kalau kita berdoa supaya orang tuamu cepat sembuh?" perkataan saya yang mencoba menghidupkan harapan baginya. "boleh bro".

Seminggu kemudian, Handi keheran-heranan melihat dimas yang tiba-tiba melompat kegirangan. ternyata, Justin sangat senang karena kabar dari kampung yang memberitahukan bahwa ibunya sudah sembuh dan dapat kembali ke rumah. Ia kembali semangat dan semakin sering mendoakan keluarganya, tidak lagi hanya ibunya melainkan semua saudaranya bahkan orang-orang yang sedang sakit.

Melihat semangatnya itu, saya sangat bahagia. saya tak dapat berkata-kata dengan mulut saya, akan tetapi, air mata saya cukup menggambarkan betapa bahagia nya saya melihat dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun