Mohon tunggu...
Yogi Raka Siwi
Yogi Raka Siwi Mohon Tunggu... Jurnalis - Angka Nol

Angka Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Radikalisme Identik dengan Fanatisme yang Berlebihan

22 Agustus 2019   10:41 Diperbarui: 5 Juni 2020   13:07 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bahaya radikalisme membuat stabilitas dan kedamaian suatu negara dapat terancam. Oleh karenanya pemaparan materi terkait radikalisme dan terorisme disampaikan oleh Subagiyo, S.Pd., M.Si dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2019 Untag Surabaya. Penyampaian materi tersebut dipusatkan di Graha Prof. Dr. H. Roeslan Abdulgani pada Minggu, 18 Agustus 2019.

Subagiyo mengatakan radikalisme identik dengan fantisme terhadap suatu hal yang dapat dikatakan terlalu berlebihan, sehingga ada sesuatu yang dianggap paling benar oleh beberapa kelompok tertentu tanpa memandang hal tersebut dari sudut pandang yang lain.

Radikal adalah istilah yang digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung Gerakan Radikal. Radix atau radics yakni sesuatu yang dianggap paling benar menurut pemikiran beberapa orang atau sekelompok  orang dengan tidak menghiraukan kaidah atau aturan yang berlaku,'' papar Subagiyo kepada mahasiswa baru Untag Surabaya.

Ajun Komesaris Besar Polisi itu juga menjelaskan terkait beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya radikalisme, seperti fanatisme yang berlebihan, Ideologi, ekonomi, politik, budaya dan juga kesenjangan sosial. Menurutnya perbedaan penafsiran terhadap suatu hal akan berdapak buruk bagi kedamaian masyarakat Indonesia.

''Radikalisme di negara kita Indonesia, muncul karena perbedaan penafsiran terhadap ideologi dalam menafsirkan kitab suci. Artinya permasalahan kecil pun dapat menjadi masalah besar dan akan sangat berpengaruh terhadap perdamaian di negeri ini. Cara pandang seperti itulah yang dapat menimbulkan perspektif yang berbeda,'' imbuh pria kelahiran 31 Januari tersebut.

Terakhir, Subagiyo menyampaikan pesan bahwa tindakan radikal sama sekali tidak diharapkan oleh masyarakat Indonesia, kerena memiliki tujuan yang sewenang-wenang tanpa mempedulikan hak orang lain. Subagiyo berharap jika mahasiswa mengalami beberapa hal tekait tindakan radikal yang dirasa merugikan, agar segera melaporkan.

''Radikalisme bertujuan ingin membuat perubahan secara drastis dengan menggunakan kekerasan. Perbuatan radikalisme juga mencoreng nama baik agama, karena kita tahu bahwa semua agama mengajarkan perdamaian dan kasih sayang. Sekali lagi, jika mahasiswa di sini mengalami kegiatan teror yang membuat tidak nyaman dan mengganggu, hal itu dapat dilaporkan kepada pihak berwajib,'' tutup Subagiyo.

Author - Yogi Raka Siwi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun