Mohon tunggu...
Yogi Darnika
Yogi Darnika Mohon Tunggu... Auditor - Yogi darnika

Semangat selalu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tips Pembelajaran Saat Pandemi Ini

14 Agustus 2020   16:39 Diperbarui: 14 Agustus 2020   16:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia memaksa orang untuk berdiam di rumah sehingga tidak dapat lagi melakukan aktivitas seperti biasanya, termasuk menuntut ilmu ke sekolah bagi para murid. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa harus dilakukan dengan cara inovatif, salah satunya dengan melakukan proses belajar mengajar secara online.

Pembelajaran online merupakan hal baru dan menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian besar murid, guru maupun orang tua Tips bagi pengajar baik guru maupun orang tua dalam menghadapi kondisi situasi krisis ini.

Tips yang pertama dan ini yang terpenting, yaitu jangan stress. Mengakui bahwa saat krisis ini merupakan masa adaptasi yang penuh kebingungan dan ketidakpastian. Banyak guru, orang tua, atau murid yang masih belum familier terhadap teknologi. Pasti tidak mudah dan ini normal.

Namun cara terbaik adalah terus belajar hal baru dan mempelajari bagaimana metode yang terbaik.
Tips kedua yang bisa dicoba oleh para guru adalah membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil.
belajar tersebut bisa didasarkan atas kompetensi yang sama. Tidak semua murid memiliki kemampuan yang sebanding. Ada murid yang unggul di satu bidang, namun belum tentu  unggul di bidang lain. Jadi, setiap kelompok belajar fokus pada topik yang paling menyulitkan atau topik yang paling menarik bagi mereka.

Tips ketiga yang dipaparkan adalah guru bisa mencoba project based learning. Ia memaparkan bahwa dengan pembagian kelas menjadi kelompok yang lebih kecil, para pengajar bisa memberikan proyek penugasan kepada masing-masing kelompok murid.
Ini  menciptakan satu tantangan dan kolaborasi. Murid akan dipaksa untuk bekerja sama, yang akan melatih empati dan kemampuan mendorong sesama mereka.

dalam hal ini juga meminta agar para pengajar tidak meremehkan kemampuan anak untuk mengatur dirinya. jika mereka saling bergantung pasti guru dan orang tua terkejut melihat level motivasi anak didik yang meningkat.

Yang keempat, Alokasikan lebih banyak waktu bagi murid yang tertinggal. Ini mungkin merupakan kesempatan untuk memberikan fokus kepada murid yang tertinggal, sehingga mereka akan lebih percaya diri saat bergabung di kelas nantinya ketika wabah Covid-19 sudah berakhir.
Untuk para orang tua, ini juga kesempatan emas untuk memahami dan membantu anak menghadapi tantangan dalam pembelajaran di kelas.

Tips kelima adalah agar para pengajar fokus pada apa yang terpenting. Kalau kita mau mengerjakan semua kejar tayang silabus saja, pasti akan sub-optimal dan tidak akan efektif.

Oleh karena itu, ini saatnya bereksperimen dengan alokasi waktu. Ketimbang mengejar target untuk seluruh topik, pengajar bisa menguatkan konsep-konsep fundamental yang mendasari kemampuan murid untuk bisa sukses di berbagai mata pelajaran. Contohnya seperti literasi, numerasi, dan pendidikan karakter.

Tips keenam adalah sering menyontek' antar guru. Ia menjelaskan bahwa seperti halnya murid, ada guru yang lebih cepat dan ada yang lebih lambat dalam beradaptasi dengan teknologi.

Jangan ragu untuk meminta pertolongan dari guru lain, jangan ragu untuk meminta best practive dari guru lain.
kepada guru-guru yang telah lebih menguasai teknologi, untuk mengajak guru-guru lain untuk masuk dalam kelas virtual. Dengan demikian, guru bisa melihat dan menginspirasi dalam memberikan pelajaran kepada murid.

Dan inilah tips terakhir. "Have fun,". Bahwa mengajar memang tidak mudah. "Tapi siapa bilang harus membosankan?".
Para pengajar, pasti mengetahui yang terbaik untuk para murid. Saat ini adalah waktunya bagi para pengajar untuk mendengarkan insting sebagai guru dan orang tua bukan mengikuti proses seadanya.

Seperti halnya murid, inilah saatnya guru dan orang tua berinovasi dengan melakukan banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya.
sejak pertengahan Maret 2020 kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. Pihaknya sebagai pengajar, dengan berbagai cara dan metode berusaha tetap mentransfer ilmu kepada anak didik. Namun ia mengakui ada berbagai tantangan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dalam kondisi krisis Covid-19 ini.

Meski demikian, ia optimistis, bahwa hal ini merupakan proses untuk menjadi lebih baik, seperti yang dikatakan Mendikbud. Berharap agar orangtua tetap menyisihkan waktu untuk sang anak. Untuk guru, mungkin harus mengembangkan diri dalam teknologi agar anak didiknya tetap mendapatkan pelajaran selayaknya di kelas.

Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara dan  Peserta KKN-DR (Kuliah Kerja Nyata-Dari Rumah) kelompok 88

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun