Mohon tunggu...
yoga adi
yoga adi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam dan Kesehatan

11 Juni 2018   14:24 Diperbarui: 11 Juni 2018   14:32 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama                          : Tri Lestari

Nim                             : 9332020217

prodi                           : Ilmu Hadist

Islam dan Kesehatan 

Dengan banyak nya jumlah penduduk yang ada di Indonesia ini. Banyak orang yang mencari kekayaan dengan berbagai cara, dan tak jarang juga merugikan orang lain. Mereka yang bertindak seperti itu tidak pernah mempedulikan orang-orang yang dirugikannya. Yang ada dipundak mereka hanyalah uang dan uang, selama mereka mendapatkan penghasilan yang banyak,  mereka tetap melanjutkan hal ini. Orang-orang seperti ini memang termasuk orang-orang yang mempunyai nyali yang cukup besar, karena mereka tidak mempedulikan orang lain.

Hidup ini adalah pilihan, seperti halnya saat memilih profesi, meskipun terkadang profesi yang kita pilih adalah profesi yang benar. Namun untuk mendapatkan uang yang banyak dengan modal sedikit, kita menyalah gunakan profesi tersebut. Seperti halnya, seorang pedagang bakso yang mengunakan bahan dari daging babi. 

Merekapun bukan hanya  mengunakan daging babi, namun juga menambahkan borak ke dalam makanannya. Padahal makanan yang mengandung daging babi saja sudah mengandung banyak penyakit apalagi ditambah bahan kimia seperti borak. Secara perlahan para produsen ini bisa membahanyakan kesehatan para konsumennya. Selain daging babi mengandung banyak penyakit, daging babi juga diharamkan dalam agama islam. Disebutka dalam firman Allah QS. Al-Baqarah : 173 ()

"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya), sedangkan ia tidak (dalam keadaan) memberontak dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Sudah begitu jelas penjelasan  dalam hadist tersebut bahwa dalam mencari rezeki dengan cara tidak benar akan berimbas pada diri anda sendiri, dan diharamkanlah bagi kita untuk mengkonsumsi makanan yang najis . Dan Sebagai konsumen kita harus berhati-hati untuk memilih makanan, karena banyak makanan yang dikemas dalam bentuk yang menarik dan memberi lebel halal padahal sebenarnya produksinya itu tidak ada izin resminya. 

Sehingga pembeli tertipu dari embel-embel halal itu, dan membuat konsumen mau membelinya. Hal seperti itu emang sulit untuk kita hindari, apalagi jikalau barang yang di produksi itu dijual dengan harga murah, maka banyak orang yang tertarik. Dan terkadang para konsumen ini tidak menghiraukan lagi soal ke kehigenisan makanan tersebut.

Mungkin pertanyaan saya bagaimana cara kita memberantas pedagang-pedagang nakal ini, agar tidak makin meragalela?. Dan bagaimana cara menangani para pedagang ini agar tidak terjun lagi ke bidang yang sudah pernah mereka geluti?. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun