Petrus terkejut, matanya masih setengah terbuka. Yakobus mengusap wajahnya. Yohanes, yang biasanya paling peka terhadap Yesus, kali ini pun gagal memahami situasi.
Yesus menatap mereka, bukan dengan kemarahan, tetapi dengan rasa sakit.
"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
"Roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Ada ketegangan di suara-Nya. Ia tahu apa yang akan datang.
Ia tahu bahwa dalam hitungan menit, Petrus yang begitu berapi-api akan menyangkali DiaÂ
Ia tahu bahwa murid-murid yang sekarang tidur ini akan lari menyelamatkan diri mereka sendiri.
Ia tahu bahwa dalam kesakitan-Nya nanti, tak ada seorang pun yang akan tinggal bersama-Nya.
Dan sekarang, bahkan untuk berjaga dan berdoa pun mereka gagal.
Tetapi Yesus tidak menegur dengan keras.
Ia mengerti kelemahan manusia.
Ia tahu bahwa dosa telah menjadikan hati manusia begitu lemah, begitu mudah menyerah pada kantuk, pada kelelahan, pada ketakutan.
Karena itulah Ia harus menjalani semua ini---untuk mereka, dan untuk semua e43 yang lemah seperti mereka.