Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Italia Bukan Spesialis Runner Up!

12 Juli 2021   07:59 Diperbarui: 12 Juli 2021   15:34 1751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pergelaran putaran final Euro 2020 edisi pandemi 2021 sudah selesai dengan Italia keluar sebagai juara. Tak mau kalah dengan Argentina yang kemarin juara Copa America di kandang Brazil dan mengalahkan Brazil di laga final. Italia juga jadi juara setelah mengalahkan Inggris di Wembley lewat adu penalti setelah dua kali 45 menit plus dua kali ekstra time skor imbang 1-1.

Dua pemain belakang mencatatkan namanya di papan skor, Luke Shaw full back kiri Inggris asal Manchester United dan Leonardo Bonucci, centerback Italia dari Juventus.

Baru dua menit laga berjalan  kerja sama dua fullback Inggris, Kieran Trippier dan Luke Shaw berbuah gol cepat. Umpan Trippier disambut tendangan terukur Shaw, belum apa-apa Inggris sudah unggul 1-0. Setelah gol cepat, Inggris terlihat sekali berusaha bermain seefisien mungkin mempertahankan kemenangan dengan pertahanan yang solid. Dan memang di Euro ini hanya tendangan bebas Damsgaard dari Denmark yang mampu merobek gawang Jordan Pickford. Sayangnya, yang mereka lawan adalah "embah"nya permainan efisien, Italia...

Babak pertama Italia menguasai permainan tapi sangat jarang bisa menusuk sampai kotak penalti, nyaris tidak ada peluang berbahaya di babak pertama. Saya sempat kepikiran Italia akan menjadi seperti Juventus yang spesialis runner up di ajang Eropa. Seperti kita tahu, tim Nyonya Tua ini beberapa kali masuk final Liga Champions dan hasilnya sama: kalah mulu.

Italia, dengan segala kebuntuannya di babak pertama sepertinya sedang menuju hattrick runner up. Tahun 2000 secara menyakitkan mereka kalah 1-2 dari Perancis lewat golden gol David Trezeguet. Sempat unggul 1-0 sampai akhir babak kedua dan pemain di bench siap melakukan selebrasi, Sylvain Wiltord  menghadirkan malapetaka bagi Italia di menit akhir waktu normal. Di perpanjangan waktu bahkan mereka harus kebobolan lagi.

Tahun 2012 Italia kembali ke final, melawan generasi emas Spanyol yang juga juara bertahan Piala Eropa dan Piala Dunia waktu itu. 

Malang bagi Italia, melawan tim Spanyol yang sedang kuat-kuatnya mereka harus bermain sepuluh pemain selama 30 menit karena Thiago Motta cedera dan meraka sudah melakukan jumlah maksimal tiga pergantian pemain. Hasilnyapun menyesakkan, Italia terbantai 0-4 di partai puncak.

Namun, dua kejadian buruk itu tidak terulang di final kali ini. Kebuntuan di babak pertama disikapi Mancini dengan baik. Keputusannya menggantikan Ciro Immobile dengan Domenico Berardi dan membuat Lorenzo Insigne menjadi false nine terbukti minimal bisa meningkatkan kualitas serangan Italia. 

Sampai kemudian lahirlah tendangan penjuru yang melahirkan keributan di depan gawang Pickford yang akhirnya bisa diselesaiakan Bonucci menjadi go penyeimbang.

Ah, ini pun mirip dengan final Piala Dunia 2006. Italia tertinggal 0-1 dari Perancis dan kemudian menyamakan kedudukan lewat corner dan yang mencetak gol seorang bek tengah, kala itu Marco Materazzi menyundul umpan corner Andrea Pirlo, sekarang Leonardo Bonucci menyambar bola rebound sundulan Marco Verratti dari corner. Hasil akhirnya juga sama, Italia menang adu penalti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun