Mohon tunggu...
Yessi Aprianti
Yessi Aprianti Mohon Tunggu... Penulis - Gabut People

not how long its , but how good it is, it was matters

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Idealisme dari Plato-Immanuel Kant

2 April 2020   00:09 Diperbarui: 2 April 2020   00:14 3938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hello, kembali lagi ni saya  review materi mata kuliah saya yakni Filsafat Pendidikan, yang pemaparannya berisi tentang Aliran idealism dalam filsafat pendidikan beserta fillosofi tokohnya diantaranya Plato,Hegel,David Hume, Al-Ghazali, dan Immanuel Kant.

Jadi aliran idealism sendiri dalam filsafat pendidikan merupakan sebuah aliran yang mempunyai prinsip bahwasannya ide merupakan kebenaran realitas. Mereka memandang bahwa realitas yang sesungguhnya bukan pada apa yang ditangkap pada panca indra. Sehingga menurut aliran ini hakikat segala sesuatu ada pada ide manusia.

Dalam dunia pendidikan aliran ini sangat berkontribusi besar dan kedudukannya sangatlah penting karena meletakkan manusia sebagai subjek yang mempunyai segala macam pengetahuan didalam dirinya.Idealisme mengembangkan pemikiran peserta didik agar mampu menggunakan akal pikirannya dengan baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. 

Maka itu pada taraf ini pendidikan harus mampu mencapai tujuannya mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik,Selain itu pendidikan juga harus menekankan kesesuaian hubungan antara batin peserta didik dan alam. Dalam pandangan aliran ini pendidikan merupakan pertumbuhan untuk menjadi manusia yang ideal dalam hidupnya.

Hal ini sejalan dengan gagasan yang diungkapkan oleh Plato, bahwasannya tujuan pendidikan ialah tidak lain adalah untuk menciptakan manusia yang ideal dalam hidupnya yakni kreatif serta produktif dan selalu mengembangkan segala macam potensi yang dimilikinya. Kendati demikian plato juga memiliki gagasan bahwasannya rasio itu nyata dan yang nyata itu rasio. Artinya ide yang kita fikirkan itu nyata dan yang nyata atau wujudnya itu adalah bentu dari sebuah ide.

Tak sampai situ saja dengan adanya pandangan demikian kemudian Hume mengungkapkan beberapa teori mengenai realitas yang dapat ditemukan berdasarkan pengalaman. Melalui pengalaman kita dapat merekontruksi pengetahuan yang sudah kita dapatkan dan di update menjadi lebih baik lagi. Dengan adanya realitas tersebut akhirnya memancing Hegel memunculkan sebuah metode yang bernama metode dialektika dimana seseorang akan berpikir secara kritis untuk menciptakan sebuah tesis,antithesis, dan sintesis.

Metode ini kemudian menginspirasi pemikiran seorang filsufwan bernama Immanuel Kant sehingga ia memunculkan sebuah karya yang merupakan sebuah bentuk pemikiran kritisnya terhadap 2 aliran penting dalam dunia pendidikan yakni rasional dan empiris. Karya tersebut diantaranya Critiquue of Pure Reason, Critique of Practice, dan Moral Judgement.Mengupas karyanya tentang pure reason ternyata berisi mengenai sifat bawaan manusia dalam dunia pengetahuan.

Dari situlah muncul banyak perbedaan hingga Haris mulai berargumen memetik dari aspek moral. Karena menurutnya pengetahuan tertinggi manusia adalah tentang moral. Dititik inilah Al-Ghazali menampakkan dirinya sebagai peletak dasar moral agama sebagai pengetahuan tertinggi dan harus serta merta diterapkan dalam dunia pendidikan. Maka itu kreatifitas dan inovatif merupakan dua sikap penting yang harus ada dalam setiap perubahan.

Dengan demikian dapat disimpulkan tugas pendidik yakni mengontrol dan mengarahkan anak didiknya serta mampu mengeluarkan semua bakat dan potensi yang ada pada peserta didiknya baik dari segi kognitif,afektif maupun psikomotoriknya, dan dalam pengembangan tersebut tentunya tak terlepas dari kaidah moral dalam pandangan Kant dan Al-Ghazali.

Contoh sederhana pengimplementasian pernyataan diatas kita dapat melihat bagaimana moral seseorang itu dari berbagai ujarannya yang diunngkapkan pada media sosial yang bersifat maya. Dan manifestasi moral dalam bentuk tindakan ialah sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Maka itu disini baik peserta didik maupun pendidik harus dapat menjaga moralnya dalam bertindak maupun bersikap karena moral merupakan pangkal dari barokahnya ilmu pengetahuan yang diberikan tuhan kepada hambanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun