Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menjangkau Macao, Ketika Timur Bertemu Barat

22 Desember 2017   16:39 Diperbarui: 23 Desember 2017   08:43 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klenteng Sam Po Kong, Semarang - Jateng (dok: pribadi)

Saya baru saja dihadiahi sebuah gantungan kunci dan magnet kulkas oleh salah seorang teman yang baru pulang berlibur dari Hongkong -- Macao pekan lalu. Satu kata saja: Mupeng! Bagaimana tidak, teman saya tersebut dengan antusiasnya bercerita tentang pengalamannya berkunjung ke Macao yang merupakan pusat peradaban kelas dunia, dan satu hal yang terpenting: pusat perbelanjaannya!

dok: pribadi
dok: pribadi
dok: pribadi
dok: pribadi
Tidak mengherankan karena semenjak dahulu kala, Macao dikenal sebagai "gerbang perdagangan" oleh orang-orang yang menetap pertama kali di Macao yaitu para nelayan dari Fujian dan petani dari Guangdong. Macao lantas menjadi persimpangan yang sempurna tempat pertemuan antara budaya timur dan barat. Hal ini lantas yang membedakan Macao dengan kota lainnya dikarenakan sentuhan bersejarah gaya Eropa dari segi penampilan yang dimilikinya.

Ketika timur bertemu barat (dok: google.map)
Ketika timur bertemu barat (dok: google.map)
The Venetian Macao (dok: google.map)
The Venetian Macao (dok: google.map)
Terletak di Provinsi Guangdong, di sebelah barat tepi sungai Pearl River Delta dan terhubung dengan Distrik Gongbei melalui tanah genting Gerbang Perbatasan (Portas do Cerco), membuat Macao menjadi Daerah Administratif Khusus dari Republik Rakyat Tiongkok (Cina). Adapun jarak tempuh DKI Jakarta-Macao mencapai beberapa jam dengan rincian DKI Jakarta-Hong Kong sekitar 4 jam 40 menit melalui jalur udara dengan penerbangan langsung, selanjutnya menuju Macao dengan menggunakan kapal ferry via jalur laut dengan durasi waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan. Memang cukup melelahkan tapi tentunya akan terbayarkan dengan sajian peninggalan berupa wisata dan kuliner hasil perpaduan budaya Eropa dan Asia.

Rute DKI Jakarta-Hong Kong via jalur udara (dok: google.map)
Rute DKI Jakarta-Hong Kong via jalur udara (dok: google.map)
Rute Hong Kong menuju Macao (dok: google.map)
Rute Hong Kong menuju Macao (dok: google.map)
Macao dipimpin oleh seorang Ketua Eksekutif (Fernando Chui) dan Sekretaris Pemerintahan dan Kehakiman (Sonia Chan). Macao pun kerapkali dikenal sebagai "macan kecil" Asia dikarenakan peranannya dalam perekonomian. Berdasarkan data, nilai investasi Hong Kong di Indonesia saja sepanjang tahun 2016 telah mencapai US$ 2,25 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Ekonomi Macao pun merupakan salah satu ekonomi paling terbuka di dunia. Nilai tukar Pataca (MOP), mata uang Macao pun tidak berbeda jauh dibandingkan Dollar Hong Kong.

dok: databoks.katadata.co.id
dok: databoks.katadata.co.id
Adapun berdasarkan data dari Macao Government Tourism Office (MGTO) menyebutkan bahwa warisan budaya dunia Macao diantaranya terdiri lebih dari 20 monumen kuno berupa distrik bersejarah yang dikenal sebagai "Pusat Sejarah Macao" dan terdaftar di Daftar Warisan Dunia United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2005 silam. Macao diakui sebagai saksi hidup perpaduan budaya timur dan barat yang sangat unik dalam sejarah. Sebut saja Kuil A-Ma, Moorish Barracks, Lilau Square, Mandarin's House, Gereja St. Lawrence, Gereja dan Seminari St. Joseph, St. Augustine's Square, Teater Dom Pedro V, Perpustakaan Sir Robert Ho Tung, Gereja St. Augustine, Gedung Leal Senado, Senado Square, Sam Kai Vui Kun (Kuil Kuan Tai), Holy House of Mercy, Katedral, Lou Kau Mansion, Gereja St. Dominic, Ruins of St. Paul's, Kuil Na Tcha, Bagian dari Tembok Kota Tua, Benteng Gunung, Gereja St. Anthony, Taman Casa, Pemakaman Protestan, dan Benteng Guia.

Senado Square (dok: google.map)
Senado Square (dok: google.map)
Bangunan Gereja menjadi satu hal yang dikategorikan sebagai warisan budaya di Macao. Bila menilik sejarah maka ketika Portugis tiba di Macao lebih dari empat setengah abad yang lalu, Portugis membawa agama Katolik dan membangun banyak gereja dan biara. Bahkan saat ini Macao dibagi menjadi beberapa keuskupan Katolik beserta dengan gereja Katolik yang megah yang dengan mudahnya dijumpai di setiap sudut kota Macao. Misalnya, Ruins of St. Paul's, Katedral, Kapel Guia, Kapel Lady Penha, Kapel St. Francis Xavier, Kapel St. Michael, Gereja Our Lady of Carmel, Gereja Lady of Ftima, Gereja Lady of Sorrows, Kapel Protestan, Gereja St. Anthony, Gereja St. Augustine, Gereja St. Dominic, Gereja St. Francis Xavier, Gereja dan Seminari St. Joseph, Gereja St. Lawrence, Gereja St. Lazarus.

Katedral St. Paul (dok: google.map)
Katedral St. Paul (dok: google.map)
Pembagian keuskupan dibagi berdasar kondisi geografi dimana Macao terbagi menjadi 4 divisi yaitu Metro Macao, Pulau Taipa, Pulau Cotai dan Pulau Coloane. Adapun Metro Macao terdiri dari Paroki Bunda Maria Fatima, Paroki Santo Antonius, Paroki Santo Lazarus, Paroki Santa Laurensius dan Paroki Katedral. Sedangkan Pulau Taipa memiliki sub bagian Paroki Maria Bunda Karmel. Serta Pulau Coloane terdiri atas Paroki Santo Fransiskus Xavier. Saya rasa hal inilah yang lantas mendasari sebutan Macao sebagai "Kota Atas Nama Tuhan".

dok: google.map
dok: google.map
Selain gereja, terdapat pula  beberapa kuil Cina kuno. Kuil di Macao terutama diperuntukkan untuk melayani ajaran Buddha, Tao dan agama rakyat. Pastinya dengan mengunjungi beragam kuil yang terdapat di Macao maka dijamin akan membuka wawasan kita tentang kepercayaan tradisional CIna beserta asal sejarah kota Macao khususnya sebagai sebuah desa nelayan. Beberapa kuil tersebut diantaranya Kuil A-Ma, Kun Iam Tong, Lin Fung Miu, Lin Kai Miu, Pou Tai Sin Un, Tam Kung Miu, Kuan Tai Temple (Sam Kai Vui Kun), Kuil Na Tcha.

Sudut Kota Macao (dok: google.map)
Sudut Kota Macao (dok: google.map)
Tidak hanya warisan budaya dunia berupa monumen kuno maupun bangunan gereja melainkan juga terdapat museum dan galeri pameran yang dijamin mampu meningkatkan pengetahuan tentang kota Macao dan sejarahnya yang identik dengan budaya dari "Timur bertemu Barat". Perspektif yang unik menyoroti keragaman seni dan budaya serta memelihara kota diantaranya dapat ditemui di Museum Macao, Museum Kelautan, Museum Wine, Museum Grand Prix, Museum Seni Macao, Handover Gifts Museum of Macao, Macao Science Center, Harta Seni Suci, Museum Seni dan Makam Suci, Rumah Memorial Dr. Sun Yat-Sen di Macao, Museum Memorial Lin Zexu di Macao, Museum Pemadam Kebakaran, Museum Holy House of Mercy, Museum Alam dan Agrikultural, Museum Rumah Taipa, Suara Abad Ini -- Museum Sumber Suara,Pameran Warisan untuk Usaha Pegadaian,Rumah Patane Night Watch, Ruang pameran karya seni pahat kayu,Ruang pameran di kuil Na Tcha, Museum Pasukan Keamanan Macao, Rumah Adat Teh Macao, Museum Komunikasi, Museum Sejarah Taipa dan Coloane, Mandarin's House, Lou Kau Mansion, Rumah Besar Mantan Jenderal Ye Ting, Chong Sai Farmasi, Akademi Jao Tsung-I, Galeri Perumusan Undang-Undang Dasar,Aula Pameran Arsip Bersejarah Tung,Galeri Pameran Sementara IACM, Galeri Tap Seac, Pusat Perfilman Passion, Gudang Ox.

Pulau Taipa (dok: google.map)
Pulau Taipa (dok: google.map)
Macao juga menyuguhkan beragam atraksi diantaranya: Macao Giant Panda Pavilion, Menara Macao Pusat Pertemuan & Hiburan, Macao Fisherman's Wharf, A-Ma Cultural Village, Gerbang Perbatasan (Portas do Cerco), Lotus Square, Pusat Keagamaan Kun Iam, Monumen Vasco da Gama, Patung Perunggu Xian Xinghai, Arsip Macao, dan satu hal yang menarik ialah: Pemakaman Islam dan Masjid! Sebagai seorang Muslim tentunya menemukan jejak peninggalan berupa bangunan Masjid merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Berdasarkan data dan informasi yang ada diperoleh gambaran bahwa Masjid Macao, dibangun pada awal tahun 1980 dan berlokasi di Ramal dos Mouros.

Rute menuju Macao Giant Panda Pavilion (dok: google.map)
Rute menuju Macao Giant Panda Pavilion (dok: google.map)
Selain bangunan bersejarah yang terdaftar sebagai situs warisan dunia UNESCO, Macao juga menyuguhkan kuliner yang tidak kalah menariknya. Kuliner khas Macao merupakan kombinasi khusus perpaduan antara masakan Portugis dan Cina. Selain itu, Macao juga menyediakan kuliner khas Cina dan  beragam cemilan berupa kudapan lokal diantaranya Minchi, Golden atau Macanese Codfish, Sup Lacass, Custard Santan dan Kue Kentang manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun