Saat ini kasus Inflasi pangan merupakan tantangan serius yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Hal ini memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat Indonesia terutama para petani. Kesejahteraan petani menjadi aspek krusial karena mereka adalah ujung tombak produksi pangan. Dengan adanya permasalahan tersebut, pemerintah mencetuskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memberdayakan petani sebagai pemasok bahan pangan. Lalu apakah program ini bisa mengendalikan inflasi pangan?
Mengatasi Inflasi Pangan Melalui Program Makan Bergizi Gratis
MBG menjadi alat strategis GNPIP dalam menyediakan pangan bergizi yang stabil dan terjangkau. Dengan melibatkan petani lokal sebagai pemasok utama, MBG membantu menjaga pasokan pangan sekaligus memberdayakan ekonomi desa. Upaya pengendalian inflasi pangan melalui MBG dilakukan dengan memastikan ketersediaan bahan pangan bergizi, menstabilkan harga melalui rantai pasok yang efisien, dan memberikan akses pangan sehat kepada masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan. Sinergi ini mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani bersama pengendalian inflasi nasional.
"Melalui MBG, kita tidak hanya mengatasi inflasi pangan, tapi juga meningkatkan kualitas gizi dan kesejahteraan petani, sehingga program ini menjadi solusi berkelanjutan untuk ketahanan pangan nasional." kata Dr. Sari Utami, Koordinator Program GNPIP, saat seminar nasional pengendalian inflasi pangan pada Maret 2025.
Sudah sampai mana program MBG berjalan di Indonesia?
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara resmi diluncurkan pada tanggal 6 Januari 2025 oleh Badan Gizi Nasional. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah dijalankan di 190 lokasi dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 26 provinsi Indonesia per Januari 2025. Makan Bergizi Gratis (MBG) menunjukkan dampak positif jangka panjang pada kesehatan dan pendidikan anak sekolah. Misalnya di SDN 03 Warungkiara, Sukabumi, setelah pelaksanaan MBG, kehadiran siswa meningkat dari 70-80% menjadi lebih tinggi. Program ini menurunkan angka stunting dan malnutrisi, serta meningkatkan daya konsentrasi belajar. Selain memperbaiki status gizi, MBG juga mendorong keterlibatan komunitas dan mendukung keberlanjutan pendidikan.
Tantangan dan Dampak program MBG terhadap GNPIP
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memberikan dampak positif signifikan terhadap Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan menurunkan angka stunting, meningkatkan gizi masyarakat, dan menstabilkan harga pangan melalui pasokan bahan makanan bergizi dari petani lokal. MBG juga memperkuat ketahanan pangan nasional dan memberdayakan ekonomi desa dengan membuka akses pasar bagi petani dan UMKM.
Namun, program ini menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan pendanaan, distribusi bahan pangan yang belum merata, keterbatasan pelatihan bagi tenaga pelaksana, serta pengawasan keamanan dan kualitas pangan yang perlu diperketat agar program berjalan optimal dan berkelanjutan. Mengatasi tantangan-tantangan ini penting untuk memaksimalkan kontribusi MBG dalam mendukung GNPIP dan ketahanan pangan nasional secara efektif.
Terlihat program MBG hanya dipandang sebelah mata oleh orang yang tidak peduli akan kesejahteraan petani. Padahal kesejahteraan petani sangat berpengaruh pada pasokan hasil pangan. Inflasi pangan sendiri disebabkan oleh banyak faktor seperti di atas, namun yang perlu disoroti dalam hal ini adalah ketidakstabilan pasokan dan harga pangan di pasar. MBG hadir sebagai jalan untuk mengendalikan laju inflasi pangan. Tentunya, peran petani sebagai pemasok bahan pangan sangat penting.
Oleh karena itu, Mari dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tak hanya menjaga kestabilan harga pangan tapi juga memberi kepastian pasar bagi para petani. Dengan berperan aktif dalam MBG, petani dapat meningkatkan pendapatan dan produktivitas, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional demi masa depan lebih sejahtera!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI