Mohon tunggu...
Yesaya Sanjaya
Yesaya Sanjaya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIKA Soegijapranata

biasanya dipanggil ahong.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Media Membantu Kita Menghadapi Dunia

29 Oktober 2020   19:34 Diperbarui: 29 Oktober 2020   20:33 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Derasnya arus informasi yang bisa diakses melalui internet, membuat masyarakat menjadi kebanjiran informasi dari berbagai sumber. Informasi yang kita dapatkan dari internet sangatlah beragam bentuknya dan sudut pandang dari tiap sumber pasti berbeda-beda. Informasi atau berita yang kita dapatkan telah menjadi kebutuhan primer bagi setiap kita. 

Masalahnya adalah berita atau informasi yang kita dapatkan dari internet belum tentu benar adanya, terkadang penulis menambahkan sedikit bumbu-bumbu agar artikel mereka menjadi menarik. Sebenarnya sah-sah saja apabila sang penulis menambahkan sedikit improvisasi agar tulisan mereka menarik, tetapi sang penulis juga harus bisa mempertanggungjawabkan tulisan mereka tersebut dikemudian hari.

Kali ini saya ingin membahas suatu fenomena unik dalam masyarakat yaitu literasi media. Salah satu ahli bernama Sonia Livinstone (2003) menjelaskan literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai bentuk medium (sumber : kpi.go.id). Dari definisi tersebut menjelaskan bahwa literasi media adalah kemampuan manusia dalam memahami sebuah pesan. 

Kebanyakan orang sering melakukan kesalahan ketika sedang membaca berita atau informasi terutama yang berasal dari internet. Sebagaimana kita tahu bahwa internet merupakan salah satu media yang sangat luas dengan berbagai informasi yang bisa kita temukan didalamnya. Akibat dari banyaknya informasi yang bisa kita cari, tidak sedikit yang salah dalam memahami pesan dari berita tersebut. Kesalahan tersebut bisa menjadi dampak yang buruk bagi orang tersebut, apalagi sampai orang tersebut juga menyampaikan berita yang salah kepada orang lain. Disinilah pentingnya literasi media yang bertujuan untuk membuat masyarakat menjadi melek media agar tidak salah menangkap isi pesan dari internet.

Seperti kita ketahui bahwa sekarang dunia sedang berjuang untuk melawan wabah virus corona yang mematikan. Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa terjadi lonjakan penggunaan internet sebesar 20-25% selama pandemi virus Covid-19 (sumber : inet.detik.com).

Kebiasaan masyarakat pasti berubah dari yang terbiasa melakukan aktivitas tanpa bantuan internet sekarang harus menggunakan bantuan internet. Semenjak pemerintah memberlakukan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) banyak kegiatan yang sekarang kita lakukan secara online di rumah seperti bekerja dan sekolah. Selain melakukan aktivitas tersebut, kita juga melakukan banyak aktivitas seperti menonton, bermain game, berbelanja online. Salah satu yang tidak kalah penting yang biasan kita lakukan adalah mencari informasi atau berita dari internet. Rendahnya literasi media masyarakat Indonesia terkadang menyebabkan banyak yang menjadi korban dari berita hoax.

Salah satu contoh rendahnya literasi media adalah aksi demo yang baru-baru ini terjadi lantaran munculnya UU Cipta Kerja yang dianggap merugikan UKM. Aksi demo ini bermula dari munculnya beberapa aturan dari RUU Cipta Kerja yang tersebar di media sosial. Aturan tersebut lantas membuat para mahasiswa dan masyarakat umum menjadi panas dan berbuntut dengan aksi turun ke jalan. Demo tersebut dilakukan pada awal bulan Oktober tepatnya tanggal 6-8 Oktober 2020 dan draft dari RUU Cipta Kerja baru dikirimkan kepada Presiden Jokowi pada tanggal 12 Oktober 2020.

Sejumlah aparat di Kota Semarang melakukan aksi penertiban yang berujung pada penangkapan beberapa pemuda yang diduga melakukan tindakan anarkis saat melakukan aksi unjuk rasa. Gubernur Jawa Tengah yaitu Ganjar Pranowo melakukan dialog langsung pada tersangka dengan menanyakan seputar aksi unjuk rasa yang dilakoninya. Beberapa dari mereka terdiri dari anak muda dan buruh mengaku tidak mengetahui demo apa yang sedang mereka ikuti. Selain itu ada juga yang menyebutkan bahwa beberapa dari mereka mengetahui bahwa sedang melakukan aksi unjuk rasa terkait penolakannya pada RUU Cipta Kerja, tetapi mereka belum sama sekali membaca dan memahami apa itu RUU Cipta Kerja.

Hal ini membuktikan bahwa rendahnya literasi media dari masyarakat yakni dengan tidak memahami isi pesan dari sebuah berita dan gagal dalam menafsirkannya. Akibat dari ketidakmampuan dalam menafsirkan berita dan mengkomunikasikannya, bisa berakibat negatif bagi masyarakat. Tidak cukup dengan aksi demo menolak RUU Cipta Kerja, hoax terkait berita virus Covid-19 juga tersebar luas di media sosial. Kominfo mencatat sejak Agustus 2020 ada 1.028 kasus berita hoax yang tersebar berkaitan dengan virus Covid-19 (sumber : nasional.okezone.com). Rendahnya literasi media masyarakat Indonesia sudah terbukti dari dua kasus diatas yakni ketidakmampuan masyarakat dalam memahami sebuah pesan. Di era serba modern dan instan ini, kita harus bisa memfilter berita yang kita dapat dari internet. Kita tidak bisa langsung percaya oleh satu berita lalu memvalidasinya tanpa mencari informasi sebanyak-banyaknya dari sumber yang lain.

Dengan adanya intenet, kita sangat dimudahkan dalam mencari berbagai informasi dan berita yang kita inginkan. Kesempatan ini harus kita manfaatkan untuk melatih kita menjadi lebih melek media dan meningkatkan kemampuan literasi media kita. Ada baiknya jika pemerintah memberikan edukasi terkait literasi media kepada masyarakat dengan tujuan menyadarkan mereka akan pentingnya memahami isi berita dan memfilter berita tersebut. 

Pentingnya literasi media harus diedukasikan sedini mungkin, mengingat sekarang adalah momen yang baik karena banyak kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan internet. Dengan memberikan edukasi tersebut pemerintah turut memperbaiki kualitas masyarakat Indonesia terkait media sosial agar lebih baik kedepannya. Selain dari pemerintah, terutama anak-anak muda harus bisa dan memiliki kemampuan literasi media yang baik. Sebagai generasi penerus bangsa kita harus cerdas media dan bisa menjadikan Indonesia lebih baik kedepannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun