Mohon tunggu...
Yenny Syavitri
Yenny Syavitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi UM

Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pencemaran Lingkungan Sungai akibat Membuang Sampah Sembarangan di Sungai

7 Juni 2021   16:44 Diperbarui: 7 Juni 2021   17:03 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Lingkungan hidup adalah lingkungan yang sangat dekat berada di sekitar kita, yang dapat memberikan dampak positif jika kita mampu menjaga dan melestariskan lingkungan tersebut, namun bisa juga memberikan dampak yang negatif jika kita tidak mampu mengolah dan memperbaikinya.   

Sungai merupakan bagian dari lingkungan yang ada disekitar kita serta digunakan sehari hari oleh masyarakat yang rumahnya berdekatan dengan aliran sungai seperti mencuci, mandi dan masih banyak lagi. Sebagai manusia yang hidupnya berdekatan dengan lingkungan sekitar seperti sungai kita harus mampu menjaga dan merawatnya seperti tidak boleh membuang sampah sembarangan,  tidak membuang limbah pabrik di sungai dikarenakan dampak negatif yang bisa terjadi kepada masyarakat sekitar aliran sungai. Kemudian munculah substansi kajian dari ilmu sosiologi itu sendiri, yaitu sosiologi lingkungan. 

Awal kemunculan sosiologi lingkungan ini adalah dengan maraknya permasalahan antara masyarakat dengan lingkungan, yang kemudian menjadi keresahan tersendiri pada zaman itu dan munculah sosiologi lingkungan sebagai sebuah kajian baru antara masyarakat dengan lingkungan dengan tujuan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada antara masyarakat dengan lingkungan.  

 Hadirnya sosiologi lingkungan ini juga sebagai pemecahan masalah yang telah lama dirasakan masyarakat, karena yang sebelumnya masalah lingkungan dengan masyarakat belum dapat teratasi dengan kemunculan sosiologi lingkungan yang berfokus pada hubungan timbal balik keduanya akan dapat dengan mudah terpecahkan masalah yang ada kedepanya.   

Dalam hal ini dapat diambil contoh sebagai studi kasus yaitu sampah tidak akan pernah bisa dihilangkan, masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di seluruh negara.  Sekarang ini banyak sekali masyarakat yang tidak peduli mengenai bahaya membuang sampah sembarangan. Peningkatan produksi sampah yang terjadi karena mengikuti pola perkembangan manusia, pola kehidupan dan kebutuhan manusia itu sendiri.

Pola-pola tersebut biasanya dianggap menjadi pemicu terjadinya permasalahan yang ada di lingkungan. Beberapa masyarakat berpandangan bahwa permasalahan lingkungan terjadi karena adanya pengaruh dari faktor alam, namun pada dasarnya permasalahan lingkungan terjadi akibat aktifitas manusia itu sendiri. Seperti halnya masyarakat Jalan Karimun Jawa yang masih sering membuang sampah di sungai, sehingga sungai tersebut menjadi tercemar dan mengakibatkan banyak dampak bagi masyarakat sekitar.   Setiap penduduk Indonesia membuang sampah rata-rata 0,85 perhari. 


Menurut data yang sama menyebutkan bahwa total sampah yang dihasilkan secara nasional yaitu berjumlah 80% yang berhasil dikumpulkan. Sisa dari jumlah tersebut terbuang sehingga mencemari lingkungan. Secara umum, peningkatan urbanisasi dan pendapatan masyarakat akan memicu konsumsi materialmaterial sintesis seperti plastik, kertas, gelas aluminium sementara konsumsi bahan-bahan organik menurut Chandra (2006). Penumpukan sampah di Indonesia sama halnya seperti penyakit yang sulit untuk diobati. Sampah yang di buang oleh masyarakat merupakan hasil dari sampah rumah tangga, industri, dan kegiatan pertanian. 

  Permasalahan sampah akan terus mengalami peningkatan selama manusia masih ada di bumi. Sampah sendiri merupakan hasil dari aktivitas manusia yang jumlah sampah tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah manusia itu sendiri. Jika permasalahan sampah tidak ditangani dengan baik dan efektif, maka masalah tersebut berdampak pada kesejahteraan manusia. Dalam hal ini manusia memiliki peran yang utama. Peran manusia yaitu mengurangi pemakaian sampah yang sulit untuk diuraikan seperti plastik, dan peran alam pada hal ini yaitu sangat besar dalam upaya mengolah sampah secara otomatis dan menguraikan sampah organik. Tetapi peran alam dalam mengolah sampah saat ini cukup berat, karena tenaga yang dikeluarkan alam berbanding jauh dengan penumpukan produksi sampah yang semakin hari meluap. 

Maka dari itu peran manusia juga dibutuhkan sebagai konsekuensi aktivitas yang telah dilakukan.   Sampah merupakan suatu benda atau sisa bahan yang sudah tidak digunakan lagi oleh manusia sehingga dibuang. Masyarakat menganggap semua sampah itu menjijikkan, kotor, dan lain-lain sehingga harus dibakar atau dibuang sebagaimana mestinya (Mulasari, 2012). Ada beberapa jenis sampah yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik merupakan jenis sampah yang berasal dari makhluk hidup contohnya seperti daun, kotoran hewan, dan sampah dapur. Sampah jenis organik tersebut mudah untuk terurai. Selain itu, sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah terurai contohnya plastik, kaleng, logam, dan lain-lain. 

Jenis-jenis sampah tersebut memiliki cara tersendiri dalam menguraikan, agar tidak menjadi sampah yang tertimbun.   Permasalahan sampah memiliki 3 aspek yang mempengaruhi yaitu bagian hilir, proses, dan hulu. Bagian hilir, dapat dilihat pada pembuangan sampah yang terus meningkat. Bagian proses, keterbatasaan dalam aspek sumber daya dari masyarakat maupun pemerintahan. Pada bagian hulu, kurangnya optimalisasi sistem yang diterapkan pada pemrosesan akhir (Mulasari, 2016). 

Banyaknya masyarakat yang berfikir bahwa membakar sampah adalah suatu hal yang dapat mengurangi penumpukan sampah yang ada. Namun pada kenyataannya membakar sampah bukan suatu tindakan yang disarankan. Karena hal tersebut dapat memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan sekitar, seperti pencemaran udara yang ditimbulkan dari asap pembakaran sampah dan dapat menimbulkan terganggunya kesehatan. Timbulnya sikap seperti itu dapat terjadi karena ada kemungkinan dipengaruhi oleh pengetahuan dan kematangan usia (Mulasari,2012).   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun