Mohon tunggu...
Yedija Manullang
Yedija Manullang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Masih terus Belajar

" Kurangi Selfie, perbanyak konsep dan Gagasan ! "

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

10 November Memperingati Pahlawan yang Terlupakan

10 November 2018   13:22 Diperbarui: 12 November 2018   22:36 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merdeka..!!!

10 November merupakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia dan menjadi momentum hari peringatan jasa para pahlawan yang telah berjuang dan berkorban untuk kenikmatan yang kita rasakan bersama. Sehubungan dari itu saya tertarik untuk menulis salah satu pahlawan yang mungkin sangat asing dan tidak dikenal oleh kawan-kawan pembaca sekalian. 

Tidak banyak yang mengetahui tentang siapa sosok pahlawan yang satu ini, dimana beliau adalah seorang jurnalis, cendikiawan, pendeta dan pejuang pers nasional, bahkan pahlawan perintis kemerdekaan, dan pelopor Semangat kemandirian gereja di tanah batak. Mirisnya bahkan dominan orang batak  tidak mengenal dan mengetahui beliau dan sepak terjangnya untuk kemerdekaan itu sendiri, dengan  kemajuan suku Batak sendiri boleh dibilang pesat dan banyak orang-orang hebat lahir dari tanah Batak itu sendiri. untuk itulah menjadi  latar belakangi saya sebagai penulis tertarik dalam menulis biografi salah satu Pahlawan dari tanah Batak yang dimana tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia terkhusus rakyat batak.

Hal ini dikarenakan kurang banyak sumber yang mengulas sosok beliau, pempublikasian akan biografi, dan semangat perjuanagan dari Beliau, sehingga membuat banyak orang apalagi generasi penerus enggan mencari dan ingin tahu akan sosok pahlawan yang satu ini. Beliau adalah Pdt. Mangihut Mangaradja Hezekiel Manullang.

Mangihut Mangaradja Hezekiel Manullang digelari Tuan Manullang oleh gubernur jenderal kolonial Belanda karena penampilannya yang menyerupai bangsawan Eropa dan bertutur dalam bahasa Inggris.

Biografi Tuan Manullang

Tuan Manullang lahir pada 20 desember 1987 di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara dari ayah Singal Daniel Manullang yang pada waktu itu sebagai intilijen pasukan raja Sisingamangaraja XII melawan penjajah Belanda dan ibu Chaterine Aratua br. Sihite.

Pada masa pendidikannya, beliau termasuk orang yang semangat, tekun, tegas, dan mementikan pergaulannya juga sehingga membuat dia termasuk orang yang berpengaruh di dalam kelasnya. Terbukti beliau mampu menggerakkan teman-temannya untuk memprotes dalam bentuk 'demo' hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kekristenan yang sudah dipupuk sejak kecil.

Beliau menyelesaikan studi dari Sekolah Raja di Narumonda, Porsea, Tapanuli Utara, tahun 1906. Pada masa itu sekolah bagaikan hal yang sangat mustahil bagi kaum pribumi dikarenakan faktor ekonomi dan fasilitas yang pendidikan yang tidak memadai dan tidak banyak ingin orang yang mau mengeyam pendidikan pada waktu itu.

Tetapi Tuan Manullang membuktikan bahwa ia sungguh-sungguh dalam belajar sehingga ia menyelesaikan studinya dan tidak sampai disitu beliau ilmu yang sudah didapatkan beliau ketika masa pendidikannya dan pengetahuan tentang jurnalisme dan cetak-mencetak. Semua itu beliau aplikasikan untuk membentuk Koran Binsar Sinondang (BSB) bersama sahabatnya.

Ini sangat membanggakan dan menjadi acuan/motivasi untuk pemuda untuk pemuda bangsa pada masa ini dimana beliau mendirikan koran BSB ditengah beliau menamatkan srudinya pada usia 19 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun