Jakarta -- Insiden bendera Merah Putih sobek saat gladi peringatan HUT ke-80 TNI di Monas beberapa hari lalu sempat mengundang perhatian publik. Namun pihak TNI menegaskan, kejadian tersebut bukanlah sebuah kegagalan, melainkan bagian penting dari proses persiapan sebelum hari puncak.Kapuspen TNI Mayjen Freddy Ardianzah menjelaskan bahwa gladi memang ditujukan untuk menguji seluruh aspek---baik kesiapan personel maupun material yang digunakan dalam upacara. Menurutnya, insiden bendera sobek terjadi akibat angin kencang yang bertiup hingga lebih dari 20 knot, ditambah material kain bendera yang tidak cukup kuat menahan kondisi ekstrem.
> "Gladi itu tempat menemukan kekurangan. Justru lebih baik terjadi di saat latihan daripada pada hari pelaksanaan," ujar Freddy.
---
Makna Gladi: Uji Kesiapan Prajurit dan Material
Gladi upacara besar seperti HUT TNI bukan hanya rutinitas seremonial. Di dalamnya terkandung filosofi militer: segala kekurangan harus ditemukan dan diperbaiki sebelum puncak acara. Dengan begitu, saat hari pelaksanaan tiba, semua berjalan dengan sempurna dan penuh kehormatan.
Ungkapan lama di kalangan militer bahkan menegaskan, "Lebih baik mandi keringat di medan latihan daripada mandi darah di medan tempur." Semangat ini menunjukkan bahwa setiap detail dalam latihan, sekecil apapun, punya arti besar bagi kesiapan prajurit TNI.
---
Evaluasi dan Perbaikan Menjadi Kunci
Usai kejadian bendera sobek tersebut, TNI langsung melakukan evaluasi. Pada gladi bersih berikutnya, pengibaran bendera berhasil berjalan mulus tanpa hambatan. Hal ini membuktikan bahwa setiap kekurangan segera dijadikan bahan perbaikan, sehingga pada puncak HUT TNI nanti, prosesi akan berlangsung khidmat dan tanpa cacat.
Insiden ini juga menjadi pengingat pentingnya memilih material dengan standar tinggi untuk atribut kenegaraan, terutama bendera berukuran besar yang digunakan di ruang terbuka dengan potensi terpaan cuaca ekstrem.
---
