Tahun 2016 di Malaysia, ketika sedang menuju hotel buat hunting foto dengan para pembalap, saya dan seorang teman melihat Alex Briggs naik ke mobil golf yang menjadi moda transportasi hotel menuju bandara.
Saya panggil namanya dan saya lambaikan tangan seraya berjalan cepat menuju dirinya. Sungguh saya tak menyangka Alex, meminta driver mobil golf untuk berhenti, ia turun dan menunggu kami datang mendekat.
Terengah-engah saya dan teman saya minta ijin buat berfoto dan ia senyum mengiyakan. Bertemu dan berfoto dengan Alex Briggs memang menjadi harapan yang ingin saya penuhi setiap saya ke Sepang.
Tahun  2017, saya bertemu lagi dengan Alex di bandara, ketika ia baru selesai check in. Kali ini saya lebih tenang ketika meminta ijin buat berfoto. "See you again..." kata mekanik asal Australia ini ketika kami berpisah.
Ketika ia menuai hasil buruk, tak pernah sekalipun Alex melihat Rossi menendang panel atau membanting helm karena emosi. Rossi tetap menaruh hormat dan respek pada upaya para crew dan orang di sekelilingnya.
Rossi punya kepedulian tinggi pada para crewnya. Rossi tahu nama anak, istri, atau keluarga para mekanik. Rossi tahu apa saja yang dikerjakan mekaniknya ketika sedang tak ada balapan dan kerap berkomunikasi walau balapan sedang libur. Jarang ada pembalap yang begitu peduli dan perhatian seperti ini.
Alex Briggs adalah mekanik Rossi yang paling suka update di Twitter. Masa pandemi begini, saya jadi tahu bagaimana ketatnya protokol kesehatan di sirkuit lewat info yang ditulis Alex di akun twitternya.
Tahun ini, baru 2 seri MotoGP digelar dengan penonton terbatas, yaitu di Misano. Sementara di seri lain, gelaran MotoGP dilakukan tanpa penonton.