Berbelanja di pasar tradisional punya banyak keuntungan. Aneka bahan masakan tersedia di pasar tradisional. Harganya murah dan bahkan bisa ditawar.Â
Pasar tradisional juga buka sejak pagi buta, jadi para ibu bisa masak pagi-pagi kalau masakannya mau dijadikan bekal untuk anak sekolah atau pak suami ke kantor. Namun.. saya suka berbelanja ke pasar tradisional karena banyak barang obralan yang harganya lebih murah dari harga pasaran.
Saya biasa berbelanja di pasar tradisional dekat rumah. Pasar bisa dijangkau hanya dengan 7 menit jalan kaki santai dan 3 menit kalau lari. Pasar ini menjual segala macam rupa, mulai dari sayuran, barang kelontong sampai baju. Buka sejak Subuh dan baru tutup jam 10 malam. Untuk pedagang sayuran, tutup ketika barang dagangannya habis.
Pasar ini mengambil lokasi di sepotong jalan di area yang padat penduduk. Jalan yang tak seberapa lebar, hanya seukuran 1 mobil. Jalan ini jalan alternatif tapi lebih sering digunakan hanya oleh penduduk sekitar.Â
Dulunya hanya 3 pedagang sayur yang berjualan di sini, seiring berjalannya waktu, jalan ini dipenuhi pedagang yang berjualan aneka rupa. Rumah di pinggir jalan ini malah sudah disulap jadi toko. Setahun disewakan dengan harga jutaan.
Pasar ramai sejak subuh hingga malam. Puncak keramaian ada di pagi dan sore hari, di mana banyak tukang sayur menggelar dagangan. Sayuran memang mendominasi pasar di pagi hari. Pasar akan makin ramai saat akhir minggu tiba. Jam 7 hingga jam 9 pagi adalah puncak keramaian di pasar. Di kisaran jam ini pula saya biasa berbelanja ke pasar.
Macem-macem barangnya, bisa pakaian, celana panjang, sepatu atau pernak pernik aksesoris. Salah satu yang saya buru di pasar dekat rumah ini ya barang-barang obralan ini. Murah soalnya.
Entah para pedagang ini dapet barang dari mana makanya bisa dijual murah banget. Seperti celana panjang jeans, kadang nemu obralan yang jual 50 ribu per buahnya. Trus ada juga obralan dompet, harganya di kisaran 15 ribu -- 25 ribu rupiah.Â
Ini semua barang-barang baru lho. Kalau barang bekas namun kondisi masih bagus bisa dijual lebih murah lagi. Misal selendang panjang.. harga per lembarnya bisa 10 ribu rupiah dan 5 ribu rupiah untuk ukuran lebih kecil.
Emang nggak malu beli barang obralan? Apalagi yang bekas? Yah kenapa mesti malu, kan beli bukan mencuri. Lagian kalo kita pakai tuh barang, emang ada yang iseng nanya gitu barang yang kita pakai itu bekas apa baru. Buat saya kalo harga murah dan saya suka serta saya butuh ya saya beli. Tapi rata-rata sik saya beli juga kalo murah dan bagus, meski saya belum butuh. Dohhh.. saya emang gampang laper mata orangnya.
- Teliti kondisi barang, jangan ada yang cacat atau sobek. Kebanyakan barang obralan kadang-kadang ada cacatnya. Tapi kalau cacatnya di tempat tersembunyi sik nggak masalah.
- Teliti bahan barang yang diobral. Apakah menyerap keringat atau bahan terlalu kasar. Kenyamanan saat memakai barang itu lebih penting ketimbang harga yang murah.
- Beli sesuai warna dan ukuran yang diinginkan. Biasanya barang obralan untuk jenis pakaian warna dan ukurannya sudah terbatas, jadi nggak lengkap gitu. Kalau kita nggak cocok sama ukuran atau warnanya ya jangan maksa beli, daripada nggak kepakai kan.
- Jaga emosi. Kadang karena stok terbatas sementara yang beli banyak, para ibu suka rebutan barang obralan. Beberapa kali saya mengalami kayak gini. Stay cool aja nggak usah emosi. Nggak dapet barang yang diinginkan ya udah. Masih ada obralan yang lain.
Di pasar dekat rumah nih, pedagang obralan biasanya baru berjualan agak siang, di kisaran jam 8 -- 10 pagi. Di jam segini kan panas udah mulai menyengat ya, apalagi kondisi Jakarta belakangan ini terik bener panasnya.Â
Ketambahan lagi sama para ibu yang nyerbu barang obralan. Panasnya jadi dobel. Kadang keasikan milih barang obralan diantara pepetan para ibu saya nggak sadar kalo baju udah basah sama keringat.
Nggak ada waktu bermalasan kalo semua pekerjaan harus saya kerjakan. Karena esok hari sudah menunggu pekerjaan yang lain lagi. Setelah urusan rumah tangga beres, saya mandi dan bersiap membuka laptop kesayangan saya dan lanjut bekerja, mencari uang supaya bisa terbang ke Italia (eheemm). Biasanya saya bekerja sembari ditemani yang segar-segar. Segelas Okky Flurry, es krim yang bisa diminum, bisa membuat hari saya sempurna.
Okky Flurry adalah bubuk dalam kemasan sachet yang bisa diblender dan dijadikan minuman yang sungguh segar. Ada 3 varian rasanya yaitu vanilla, strawberry dan coklat. Saya menyukai rasa coklat, sementara anak saya suka strawberry dan vanilla. Mudah saja membuat segelas es krim yang bisa diminum di rumah.
Caranya adalah masukkan setengah gelas es batu (100 gr) ke dalam blender. Tambahkan 60 ml air. Masukkan Okky Flurry rasa favorit. Kemudian blender kurang lebih 1 menit, sampai semua bahan larut dan lembut. Tuang ke gelas dan tambahkan topping favorit.Â
Saya kerap menambahkan topping serba coklat, maklum saya pecinta coklat. Lalu.. es krim siap disantap. Semudah itu. Minuman segar bisa jadi mood booster buat saya. Saya semangat kerja lagi, cari duit lagi dan berburu barang obralan lagi.