[caption id="attachment_206621" align="aligncenter" width="640" caption="Valentino Rossi dan helm barunya (dok.motogpindo.wordpress.com)"][/caption]
Mumpung saya lagi mood sekarang saya mau nulis soal helm yang dipakai Valentino Rossi di seri Misano minggu lalu (eh padahal saya selalu mood kalau nulis soal The Doctor). Seperti biasa desain helm Valentino Rossi selalu unik, lucu dan bermakna.
Helm untuk Misano yang didesain oleh Aldo Drudi bergambar kartun dirinya sebagai seorang petinju yang bersandar di ring dengan kondisi babak belur. Beberapa giginya copot, wajar ditempel plester buat menutup luka dan lebam di bagian mata. Nampaknya The Doctor habis dipukuli oleh 46 orang.
Di bagian belakannya ada kata-kata “Come Vado” kira-kira berarti “Bagaimana hasil kerja saya”. Lalu di bagian sarung tinju ada kata “Sempreplast” yang artinya rusak. Lalu ada gambar anjing kesayangannya yang bersarung tinju juga.
Hampir 2 tahun di Ducati Vale tidak memperoleh hasil yang bagus. Tahun lalu ia hanya sekali naik podium. Itupun podium dua. Tahun ini sampai dengan seri ke 13 Vale sedikit lebih baik. Ia dua kali naik podium. Lagi-lagi di podium dua.
[caption id="attachment_206622" align="aligncenter" width="640" caption="Horeeeee.... mas Vale podium lagi (dok.motogp.com)"]

Meski tahun ini prestasi Vale sedikit lebih baik dari tahun kemarin itu belum mencerminkan bahwa Ducati sudah baik dan mampu bertarung melawan Honda dan Yamaha. Masih jauh. Itulah salah satunya yang membuat Vale balik lagi ke Yamaha tahun depan.
Banyak orang (terutama Vale haters) yang bilang bahwa Ducati hanya membuang-buang waktu dan uang untuk mengontrak Vale. Vale tak bisa berbuat banyak di Ducati. Ia tak mampu membuat Desmosedici menjadi motor yang kompetitif. Benar begitu?
Saya sudah berkali-kali bilang kepada ribuan orang (halah lebay) yang bertanya pada saya soal Ducati. Saya bilang malah di Ducati bukan cuma soal technical motor tapi juga soal manajemen. Intinya Vale tak bisa mengutak-atik Ducati semaunya tanpa persetujuan dari pihak Ducati. Jadi tak seperti di Yamaha yang sepenuhnya mempercayakan pada Vale soal motor mereka.
Vale sudah mencurahkan semua tenaganya untuk Ducati. Vale juga harus menerima sindiran dan kata-kata pedas dari mereka yang senang melihat Vale terpuruk. Tak sedikit fans yang tak lagi mengidolakan The Doctor gara-gara Vale lebih sering balap di barisan belakang.
[caption id="attachment_206623" align="aligncenter" width="640" caption="Valentino Rossi menggowes di acara penghormatan untuk Marco Simoncelli di Misano (dok.MotoGP.com)"]

Hak orang untuk mengidolakan siapapun juga dan hak saya dong buat tetap mengidolakan Vale.. pastinya. Fans yang baik tak meninggalkan idolanya dalam kondisi terpuruk dan pindah ke lain hati. Lagi pula menurut saya dan menurut trilyunan penggemar Vale di seluruh dunia dan di berbagai galaksi (halah) Vale tetaplah seorang pembalap sejati dan pembalap terbaik saat ini.
Meski tau Ducati tak juga kompetitif dan susah buat diobati penyakitnya, Vale tetap berjuang melahap lap demi lap di seri demi seri. Ia tak pernah beralasan macam-macam menghindari balapan. Ia tetap menunggang Desmosedici meski di setiap lap harus rela diasapi. Tak jarang perjuangannya harus berakhir di gravel.. alias crash.
Namun di kondisi seperti ini Vale tetap tak kehilangan pesonanya dan tak kehilangan kegantengannya (halah lagi). Vale tetap memberi hiburan pada penggemar balapan dengan aksinya. Vale tau cara memberi penghargaan pada para pendukungnya. Vale pun menanggapi sindiran sinis orang padanya dengan senyum aja.
Beberapa waktu lalu setelah tersiar kabar resmi tentang baliknya Vale ke Yamaha, Casey Stoner kepada media bilang bahwa Vale tak melakukan apapun untuk membuat Ducati menjadi kompetitif. Ducati buang-buang waktu aja mengontrak Vale, dengan harga mahal lagi, begitu katanya.
[caption id="attachment_206625" align="aligncenter" width="640" caption="Desain asli helm Valentino Rossi, babak belur (dok.MotoGP.com)"]

Meski akhirnya Casey mengkonfirmasi bahwa berita yang diambil media ini adalah berita lama dan bukan pada konteks yang berhubungan dengan saat ini, namun Vale menanggapinya dengan santai saja. Di akun twitternya Vale hanya berkomentar “ah.. itulah teman baik saja, Casey”.
Inilah makna yang ada pada helm Vale. Vale kondisinya babak belur, tapi ia tetap tersenyum, ia tak pernah menyerah. Come Vado seakan-akan berarti “Saya udah berusaha, tapi inilah hasilnya, setidaknya saya nggak pernah menyerah”.
Maju terus mas Vale… kami tetap mendukungmu…. Ti vogliamo bene.
Sumber : Motogpindo.wordpress.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI