Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Pendidikan Nasional, Ini 3 Semboyan Ki Hajar Dewantara Beserta Maknanya

3 Mei 2021   19:58 Diperbarui: 3 Mei 2021   19:59 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Element5 Digital on Unsplash 

JAKARTA - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap tanggal 2 Mei. peringatan Hardiknas ini diambil bertepatan dengan kelahiran Ki Hajar Dewantara yang dijuluki sebagai Bapak Pendidikan. Ki Hajar Dewantara mendapat julukan sebagai Bapak Pendidikan karena beliau berhasil mendirikan sebuah sekolah bernama Perguruan Nasional Taman Siswa. Beliau juga merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang sudah dikenal sejak masa sebelum dan setelah kemerdekaan RI.

Peringatan Hardiknas dilaksanakan setiap tahun yaitu pada tanggal 2 Mei sejak tahun 1959 yang berdasarkan Keputusan Presiden atau Keppres Nomor 316 Tahun 1959. Hardiknas juga merupakan salah satu peringatan nasional untuk mengenang perjuangan pahlawan pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Terdapat 3 semboyan Ki Hajar Dewantara yang hingga saat ini melekat dan diterapkan di dunia pendidikan, yaitu Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani. Apa makna dari 3 semboyan tersebut?

  1. Ing ngarsa sung tulada

Semboyan ini jika diuraikan satu persatu, terdiri dari kata ing yang berarti "di", ngarsa yang berarti "depan", sung berarti "jadi", dan tulada yang merupakan "contoh" atau "panutan".

Dari kalimat tersebut, bisa disimpulkan bahwa semboyan Ki Hajar Dewantara yang pertama ini mempunyai arti "di depan menjadi contoh atau panutan".

maknanya, seorang guru, pengajar, atau pemimpin harus bisa memberikan contoh serta panutan kepada orang lain di sekitarnya saat ia berada di depan.

  • Ing madya mangun karsa

Sama seperti semboyan yang pertama, jika diuraikan satu persatu terdiri dari kata Ing artinya "di", madya memiliki arti "tengah", sedangkan mangun berarti "membangun" atau "memberikan", dan karsa memiliki arti "kemauan", "semangat", atau "niat".

Jika digabungkan, semboyan ing madya mangun karsa memiliki arti yaitu "di tengah memberi atau membangun semangat, niat, maupun kemauan".

Semboyan ing madya mangun karsa memiliki makna bahwa ketika guru atau pengajar berada di tengah-tengah orang lain maupun muridnya, guru harus bisa membangkitkan atau membangun niat, kemauan, dan semangat dalam diri orang lain di sekitarnya.

  • Tut wuri handayani

Kata tut wuri dapat diartikan sebagai "di belakang" atau "mengikuti dari belakang" dan handayani yang berarti "memberikan dorongan" atau "semangat".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun