YOGYAKARTA --- Erni Widyaningrum (19) harus merelakan usia mudanya begitu saja. Di usia yang tergolong muda, Erni harus menjadi tulang punggung untuk anak semata wayangnya. Suami Erni pergi begitu saja tanpa jejak.
Untuk mendapatkan penghasilan, Erni menjual tahu bakso. "Saya buat tahu bakso malam, terus dilanjutkan jam 03.00 dini hari, berangkat ke pasar habis salat subuh. Karena kalau jualan di pasar pagi, pukul delapan pagi sudah pulang. Kalau terlambat, pasar sudah sepi," ujar warga Kelurahan Karangwaru Lor, Tegalrejo, Kota Yogyakarta.
Pulang dari pasar, Erni tidak lantas beristirahat. Ia harus menyiapkan bakso tahu yang akan dijual ayahnya keliling kampung. Ayah Erni berjualan dari pukul 11.00 sampai pukul 19.00 WIB.
"Pendapatannya enggak tentu, kalau habis bisa Rp150 ribu, kalau lagi sepi ya Rp70 ribu. Seandainya Bapak pulang lebih dari jam tujuh malam, berarti dagangannya lagi sepi," kata Erni.
Menjelang Ramadan, Erni ingin meningkatkan jumlah produksi usaha bakso tahu miliknya. Bila jumlah produksinya meningkat, diharapkan keuntungan yang didapat juga naik.
Menurut Erni, Ramadan itu berkah bagi pedagang. Karena biasanya orang banyak yang beli. Â "Tambah produksi kan modalnya juga harus ditambah, kendala saya di situ, tidak ada modal. Saat Ramadan, mudah-mudahan saya dapat keberkahan-Nya. Jualan saya laku, hasilnya bisa buat tambah kebutuhan keluarga dan anak saya," harapnya.[]