Mohon tunggu...
Yatmi Rejeki
Yatmi Rejeki Mohon Tunggu... Administrasi - Suka becanda,, biar awet muda.

Wanita biasa dari Jogja

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Kawasan Nol Km Malioboro Yogyakarta

28 Februari 2020   20:22 Diperbarui: 28 Februari 2020   20:28 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu, waktu serasa berjalan lebih cepat dari biasanya. Aktifitas yang menyenangkan dan tentunya berfaedah membuat waktu 2 jam sangat kurang untuk mendengar cerita sejarah  tentang 0 km dan Malioboro. Barangkali butuh sehari bahkan lebih jika ingin mengeksplore secara deteil dan lengkap.

dokpri
dokpri
Jum'at  21 Februari 2020,  saya mengikuti event K-Jogja yaitu haritage tour di kawasan 0 km - Malioboro. Seorang kawan kompasianer, yang juga penulis dari novel Hari Pelarian, Yulia Sujarwo, menjadi tour guide kami kala itu.

Titik 0 Km

Titik 0 km sering disebut jantungnya kota Jogja. Kawasan ini terletak di sisi selatan Malioboro. Gedung Bank Indonesia, Kantor Pos, dan BNI 46. Gedung-gedung yang sudah ada sejak jaman Belanda.  Namun masih tetap beroperasi sampai sekarang.

Kjogja. Foto: Riana D
Kjogja. Foto: Riana D
Gedung BI

Gedung BI dulu dikenal dengan nama Javasche Bank. Bangunan ini dirikan pada tahun 1879. Kamu belum lahir, kan? Hehe.. Luasnya sekitar 300 meter, dengan arsitek Hulswiitt dan Cuypers.

Lanjut ke Gedung disebelahnya yaitu Kantos Pos Besar.

dokpri
dokpri
Kantor Pos

Jaman dahulu, kantor pos menjadi tempat yang sangat penting sebagai media komunikasi. Disebelah Gedung BI, adalah Kartu Pos Besar. Kantor ini juga masih berfungsi hingga sekarang. Didirikan pada tahun 1912, rancangan dari insinyur-insinyur yang tergabung dalam Burgerlijke Openbare Werken (BOW), sebuah Departemaen Pekerjaan Umum dimasa pemerintahan Hindia Belanda.

dokpri
dokpri
Di sebelah Kantor Pos, terputus jalan menuju Keraton Jogja, ada Gedung BNI 46 yang juga masih tampak dengan bangunan Belanda. Ternyata dulu, gedung ini, merupakan perusahaan asuransi yang bernama Indische Levensverzekeringen en Liifrente Maatschappii (NILLMIJ). Bangunan dirancang oleh Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels, artitek Belanda yang lahir di Tulungagung.

Air Mancur di O km Jogja. Kini sudah tak ada. dok: KLITV Leiden
Air Mancur di O km Jogja. Kini sudah tak ada. dok: KLITV Leiden
Di perempatan 0 km Jogja, dahulu ada semacam air mancur di tengah-tengahnya. Tetapi kini sudah tidak ada lagi. Pemerintah waktu itu memutuskan untuk membongkarnya karena air mancur yang sejatinya untuk keindahan kota, malah sering digunakan pengemis atau orang-orang jalanan untuk mandi bahkan untuk menjemur pakaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun