Beberapa waktu yang lalu,  saya menghadiri acara forum komunikasi dengan sesama  wirausaha mikro di wilayah saya. Acara ini diadakan sebagai  ajang silaturahmi, dan saling sharing tentang kewirausahaan, sehingga diharapkan anggota dapat mengembangkan usahanya, saling bekerjasama, dan saling menguntungkan.Â
Dengan adanya forum ini, maka anggota juga  lebih mudah dalam mendapatkan informasi  dari pemerintah tentang program-program yang ditujukan untuk kemajuan  usaha mikro kecil menengah (UMKM). Selain itu, anggota juga akan  memperoleh  kemudahan dalam pengurusan perijinan,  pendampingan usaha dari dinas koperasi, bahkan  dalam pengajuan permodalan.
Dalam kesempatan itu, hadir pula petugas dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dari kecamatan  yang menawarkan pinjaman permodalan  untuk anggota forum, syaratnya hanya melakukan pembayaran atau cicilan tepat waktu disetiap bulan. Pinjaman diberikan kepada kelompok minimal 5 orang, tanpa agunan, dan  tanpa biaya administrasi. Â
Wah, menjadi UMKM serasa dimanja dan dimudahkan. Kalau dihibahkan, saya sih mau aja, haha... Kalau harus berhutang, tentu pikir-pikir dulu. Jangan sampai menjadi  merana di setiap bulan lantaran harus memenuhi kewajiban cicilan. Bisnis memang memerlukan modal. Namun, apakah harus selalu berhutang?
Saya bukanlah ahli keuangan. Saya hanya seorang  ibu rumah tangga yang sedang belajar berwirausaha.  Tetapi saya selalu mempertimbangkan banyak hal sebelum mengambil suatu keputusan apalagi masalah keuangan. Berikut ini, mungkin saja juga bermanfaat bagi anda yang juga sedang galau, ketika mendapatkan iming-iming pinjaman.  Beberapa hal yang harus saya perhatikan, sebelum memutuskan untuk berhutang atau tidak adalah:
1. Melihat Kemampuan Usaha
Setiap orang yang memiliki usaha, tentu mengerti betul tentang keuangan usahanya. Dengan melihat catatan keuangan setiap bulannya, maka terlihatlah kemampuan usaha untuk menyokong cicilan pinjaman, jika memang usaha sudah membutuhkan tambahan modal. Inipun masih dipertimbangkan lagi, jangan sampai pinjaman modal tidak berimbas baik untuk usaha.Â
Artinya, sebelum memutuskan untuk berhutang, saya harus yakin bahwa pendapatan dan keuntungan akan bertambah. Â Namanya juga usaha, kadang keyakinan juga bisa saja meleset. Hasil tidak sesuai dengan harapan. Â Demi kenyamanan hati dan keamanan financial, jika terpaksa berhutang, saya hanya akan mengalokasikan dana untuk mencicil, sebesar seperempat dari laba bersih. Dan harus memastikan, tidak ada kewajiban hutang atau kredit yang lain.
2. Â Memahami Tujuan Hutang
Untuk mengetahui tujuan berhutang, perlu menulis point-point seberapa besar kebutuhan usaha untuk penambahan modal.  Pinjaman harus bermanfaat dan tidak untuk membeli barang-barang yang tidak ada kaitannya dengan usaha. Bahkan, menurut saya,  berhutang  untuk investasi semacam membeli emas atau di deposito  juga termasuk utang buruk. Karena  bunga pinjaman lebih besar daripada bunga deposito atau keuntungan harga jual emas. Maka lebih baik memastikan terlebih dahulu, seberapa perlukah, hingga harus memutuskan berhutang.