Mohon tunggu...
yassin krisnanegara
yassin krisnanegara Mohon Tunggu... Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Dalam proses belajar untuk berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bermurah Hati Seperti Matahari, Bukan Kalkulator

18 Maret 2025   08:28 Diperbarui: 18 Maret 2025   08:28 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Begitu juga dengan kebaikan. Semakin banyak kita memberi, semakin banyak yang kita terima, meskipun mungkin bukan dari orang yang sama atau dalam bentuk yang sama.

Tapi banyak orang takut rugi. Mereka menghitung kebaikan seperti menghitung uang kembalian di kasir minimarket. Mereka berkata, "Saya sudah membantu dia kemarin, sekarang giliran dia membantu saya." Jika orang yang dibantu tak membalas, mereka pun kecewa.

Mungkin mereka lupa bahwa hidup ini bukan transaksi jual-beli. Kita bukan kasir yang harus memastikan semua saldo masuk dan keluar seimbang. Kalau Anda membantu seseorang, lakukan saja. Kalau berharap balasan, Anda sedang berbisnis, bukan berbagi.

Dunia yang Penuh Kalkulator
Banyak orang yang mengeluhkan hidup mereka tidak bahagia. Mereka merasa kosong, hampa, sepi. Mereka menyalahkan lingkungan, pekerjaan, bahkan pemerintah. Tapi kalau kita perhatikan, mereka ini sering kali adalah orang-orang yang paling malas berbagi.

Mereka menunggu dunia memberi mereka sesuatu sebelum mereka mau memberi balik. Mereka ingin dicintai sebelum mereka mencintai. Mereka ingin dihormati sebelum mereka menghormati. Mereka ingin orang lain berbuat baik pada mereka dulu, baru mereka akan membalas.

Padahal, matahari tidak pernah berkata, "Aku akan menyinari bumi kalau bumi lebih dulu menunjukkan rasa terima kasih padaku." Ia hanya bersinar, tanpa bertanya lebih dulu.

Sementara itu, manusia sibuk menghitung untung-rugi, memastikan semua kebaikan yang mereka berikan harus ada timbal baliknya.

Akhirnya, mereka menjadi seperti air yang diam, menunggu orang lain datang sebelum mereka mau bergerak. Dan seperti yang kita tahu, air yang diam terlalu lama akan berubah jadi genangan kotor yang tak layak diminum.

Tapi, terserah. Kalau masih ingin hidup seperti kalkulator, silakan. Dunia ini luas. Ada orang-orang yang terus bergerak dan memberi, seperti matahari dan air yang mengalir. Ada juga yang menunggu orang lain berbuat baik dulu, lalu mengeluh ketika dunia tidak memperlakukan mereka dengan istimewa.

Dan di antara kedua jenis manusia itu, ada yang masih sibuk menghitung-hitung apakah mereka harus berbagi atau tidak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun