Mohon tunggu...
Yasril Faqot
Yasril Faqot Mohon Tunggu... -

Jika kau bukan anak raja dan juga bukan anak ulama besar maka menulislah (al-Ghazali)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menakar Dua Kandidat Gubernur Jambi

28 Februari 2015   18:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:22 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menakar Dua Kandidat Gubernur Jambi

Pergerakan politik oleh elit di Jambi mulai terasa intensitasnya pasca disetujuinya Undang-Undang Pilkada No 1 Tahun 2015 oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama pemerintah terkait revisi pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di akhir tahun 2015 ini. Dimana sebelumnya sempat terjadi tarik ulur perdebatan jadwal pelaksanaan antara Desember 2015 atau Februari 2016. Di Provinsi Jambi sendiri, ada lima Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pilkada secara serentak berbarengan dengan pemilihan Gubernur yakni Kabupaten Tanjabbar, Tanjabtim, Batanghari, Bungo dan Kota Sungaipenuh.

Meskipun waktu terhitung kurang lebih masih 10 bulan lagi, namun tentu waktu akan bergulir tanpa terasa sehingga yang tersisa cukup singkat. Tahapan KPU saja akan dimulai pada bulan mei mendatang, artinya partai politik hanya punya sisa waktu dua bulan untuk konsolidasi dan berhitung serta melakukan penjajakan kemana arah dukungan yang akan diberi pada pemilihan Bupati masing-masing daerah dan tentunya pada pemilihan Gubernur nanti.

Dua kandidat santer diperbincangkan oleh berbagai kalangan masyarakat baik di warung-warung kopi bahkan di dunia maya, keduanya digadang-gadang bakal bertarung di pemilihan Gubernur Jambi Desember 2015 mendatang. Sebut saja Zumi Zola yang kini menjabat sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur, yang tak lain adalah putra Zulkifli Nurdin mantan Gubernur Jambi dua periode. Zola berlatar belakang pesohor (artis), pemuda yang telah cukup banyak berkecimpung di dunia seni peran lebih tepatnya program sinetron di televisiini sebelumnya melenggang terpilih menjadi Bupati Tanjung Jabung Timur dengan modal ketenarannya di dunia infotainment, di samping juga berkat nama besar sang ayah dan keluarga Nurdin Hasanah.

Belum tuntas lima tahun menahkodai Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Zola yang di gadang-gadang bakal dihantar oleh Partai Amanah Nasional (PAN) ini bukan tidak mungkin menjadi kandidat yang diperhitungkan pada pesta rakyat Jambi akhir tahun 2015 mendatang jika dilihat dari beberapa modal politik yang dimilikinya. Zola memang sudah dipersiapkan jauh hari sebagai penerus trah Nurdin, dan harapan itu semakin tinggi ketika sebelumnya sang sepupu Sum Indra tidak terpilih pada Pilwako Jambi 2013 lalu.

Selain Zola, petahana Hasan Basri Agus (HBA) dipastikan akan ikut kembali pada pilkada Gubernur Jambi nanti, kandidat yang akan ditantang Zumi Zola ini memang masih terbilang kuat. Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Jambi ini sudah dapat dipastikan akan didukung penuh oleh partainya, meskipun sosok yang berangkat dari bawah ini telah melalui berbagai anak tangga dalam karirnya di birokrasi sehingga pada akhirnya terpilih pada pilkada Gubernur 2010 lalu berkat dukungan dari arus bawah.

Dua kandidat dari latar belakang figur dan level yang berbeda ini diprediksi bakal bersaing ketat. Secara figuritas Zumi Zola memang terbilang muda, berwajah ganteng, memiliki pesona tersendiri di mata fansnya, memiliki modal ketenaran yang sangat membantu meskipun minim prestasi. Keraguan terhadap Zola tentu cukup berdasar melihat kepemimpinanya di Tanjung Jabung Timur terutama pada problem kemandirian dimana bayang-bayang sang ayah masih teramat jelas di belakangnya.

Begitu juga kandidat petahana HBA, meskipun jabatan Gubernur sang pimpinan partai pemenang di Jambi ini akan berakhir di bulan Agustus mendatang tetapi dirinya akan tetap diuntungkan dengan penguasaan jaringan birokrasi dan jaringan politik yang selama ini dijaga serta keberhasilan pembagunan infrastruktur di Jambi selama menjabat. Rekam jejak pembangunan inilah yang tentunya akan membantu mendulang suara, namun kondisi menjadi terbalik ketika pembangunan yang dicanangkan HBA dianggap gagal.

Sebagai figur muda, dana yang kuat dan popularitas yang lumayan tinggi tentu Zola memiliki kans yang cukup besar untuk merebut kemenangan, apalagi terdengar santer sang ayah akan turun langsung full memback up.Disisi lain sang figur matang HBA yang dikenal agamis dan dekat dengan kalangan pesantren ini tentu tidak tinggal diam menggerakan seluruh kekuatan yang ada untuk melanjutkan kepemimpinanya dan meneruskan berbagai PR yang belum terselesaikan di bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini.

Berdasarkan kalkulasi dukungan partai politik hingga kini memang belum bisa dipastikan, karena beberapa partai masih menimbang-nimbang peluang dan kemungkinan yang ada. Meskipun sebagian elit partai telah memberi sinyal dan ancang-ancang kemana arah partai mereka akan berlabuh, karena partai-partai besar yang ada tentu tidak hanya memberikan dukungan semata namun pasti melakukan bergaining position untuk mendapatkan posisi wakil. Seperti misal PDIP, Golkar, Gerindra, NasDem dan lainnya.

Koalisi partai politik dalam pilkada Jambi mendatang memang tidak dapat dihindari, mengingat tidak ada satupun partai politik yang dapat mengusung calon sendiri tanpa dukungan partai lain karena tersandung syarat dukungan partai sebesar 20 persen. Meskipun demikian dalam kaca mata politik dewasa ini tataran elit sangat mungkin berubah-ubah, tapi hal yang harus menjadi acuan pada pilkada itu sesungguhnya ada di perubahan perilaku pemilih. Karena kerapkali penguasaan atas basis pemilih jauh lebih penting dari sekedar koalisi partai itu sendiri.

Sebenarnya bukanlah perkara yang amat susah menelanjangi rekam jejak pengalaman dan prestasi masing-masing kandidat, kedua figur yang akan bertarung ini merupakan kepala daerah meski berbeda level. HBA seorang Gubernur dan sebelumnya pernah menjabat bupati dan sekda. Sementara Zola kini menjabat Bupati sehingga keduanya teramat mudah untuk memahami karakter kepemimpinannya, kinerja dan prestasi apa saja yang telah mereka capai. Oleh karena itu informasi terhadap keduanya wajib dibuka selebar-lebarnya dan sejujur-jujurnya tanpa ada upaya penyembunyian dan rekayasa terhadap publik sehingga tidak terjadi “beli kucing dalam karung”.

Sebagai pemilih yang berpikir cerdas tentu masing-masing warga Jambi memiliki pola dan cara tersendiri dalam menentukan pilihan terbaiknya. Karena berdasarkan hati nurani yang bersih tentu tidak ada masyarakat Jambi yang berharap Jambi terpuruk, tetapi semua pasti berharap Jambi semakin baik dan maju di tengah-tengah derasnya arus tantangan globalisasi sekarang ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun