Mohon tunggu...
Yasmin Athirah
Yasmin Athirah Mohon Tunggu... Mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang

Pecinta sastra yang gemar menulis, berpikir kritis, dan aktif dalam kegiatan literasi; berkomitmen mengembangkan diri melalui bahasa, budaya, dan kreativitas akademik.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Perbedaan Kata "Tuntas" dan "Selesai"

9 Agustus 2025   09:53 Diperbarui: 9 Agustus 2025   09:53 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pernedaan tuntas dan selesai. (Dibuat oleh AI)

Dalam percakapan sehari-hari, kata tuntas dan selesai kerap digunakan secara bergantian, seolah keduanya tidak memiliki batas yang jelas. Padahal, di balik kemiripannya, kedua kata ini menyimpan perbedaan nuansa yang dapat memengaruhi pesan yang kita sampaikan.

Selesai adalah kata yang menandai akhir dari suatu proses. Ia memberi tahu bahwa kegiatan telah berhenti, waktu telah habis, atau pekerjaan sudah ditutup. Namun, kata ini tidak selalu menjamin bahwa semua yang direncanakan telah terpenuhi atau bahwa hasilnya memuaskan. Sebuah proyek bisa dinyatakan selesai hanya karena batas waktunya habis, walau masih ada kekurangan di sana-sini. Selesai adalah penanda akhir, bukan jaminan kualitas.

Berbeda dengan itu, tuntas membawa makna yang lebih dalam. Ia bukan sekadar akhir dari pekerjaan, melainkan akhir yang menyeluruh, lengkap, dan sesuai tujuan. Tuntas mengandung unsur kelengkapan, kesempurnaan, dan keberhasilan menyelesaikan semua bagian tanpa menyisakan masalah. Saat sebuah persoalan dikatakan tuntas, itu berarti tidak ada lagi celah yang belum ditangani, dan hasilnya sesuai dengan harapan.

Perbedaan ini tampak jelas dalam penggunaan sehari-hari. "Sidang sudah selesai" hanya memberi informasi bahwa sidang telah berakhir, tanpa keterangan apakah masalah yang dibahas sudah terpecahkan. Sebaliknya, "Sidang sudah dituntaskan" menandakan bahwa sidang tidak hanya berakhir, tetapi juga telah menghasilkan keputusan yang menyelesaikan pokok persoalan. Demikian pula, seorang siswa yang menyelesaikan ulangan belum tentu mendapatkan nilai memuaskan, tetapi siswa yang mengerjakan ulangan dengan tuntas telah menjawab semua soal dengan baik.

Bahasa memiliki kekuatan untuk membentuk persepsi. Memilih antara selesai dan tuntas bukan sekadar perkara sinonim, tetapi soal pesan yang ingin kita sampaikan. Dalam dunia kerja, politik, atau pendidikan, kata tuntas dapat membangun kesan profesional dan bertanggung jawab, sedangkan selesai cenderung netral dan tidak memberi penilaian atas kualitas pekerjaan.

Dengan memahami perbedaan ini, kita belajar bahwa kata-kata bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cermin dari sikap dan standar yang kita pegang. Menyelesaikan pekerjaan mungkin cukup untuk berhenti bekerja, tetapi menuntaskannya adalah tanda bahwa kita benar-benar menjaga mutu dan tanggung jawab hingga titik akhir.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun