Cerita Rakyat Bertabrakan dengan Motor Bebek dan Gombalan Remaja Bandung
Bayangkan ini: Sangkuriang, anak dari zaman kerajaan Sunda purba, tersesat di abad ke-21. Di tengah riuhnya Bandung, dia malah ketemu Dilan---si cowok SMA yang katanya bisa bikin Milea deg-degan hanya dengan perkataan.
Sangkuriang yang baru saja patah hati karena ditolak Dayang Sumbi (yang ternyata ibunya sendiri), duduk termenung di trotoar Dago sambil mikir:
"Kenapa hidupku seperti plot sinetron yang disensor KPI?"
Lalu datanglah Dilan, dengan motor bebeknya yang sedikit berasap, jaket jeans yang mulai pudar, dan gaya bicara yang masih santuy.
Pertemuan Dua Dunia
Dilan: "Bro, kamu kenapa murung gitu? Ditinggal pas sayang-sayangnya?"
Sangkuriang: "Aku hampir nikah sama ibuku sendiri."
Dilan: "...Oke, itu lebih kompleks dari drama Korea mana pun."
Dilan lalu mengajak Sangkuriang jalan-jalan. Mereka makan seblak, naik angkot, dan nongkrong di Braga sambil diskusi soal nasib tokoh fiksi yang nggak pernah punya akhir bahagia.
Sangkuriang merasa heran:
"Zaman ini aneh. Semua orang sibuk main benda persegi yang bisa nyala---katanya HP. Tapi mereka tetap kesepian."
Dilan mengangguk bijak sambil ngopi sachetan:
"Wajar. Di zamanmu orang takut sama petir. Di zamanku, orang takut chat-nya nggak dibales."