Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... MAHASISWA

Menjadi jembatan untuk belajar dan berbagi pengetahuan, mengajak masyarakat untuk terus berkembang dengan pemahaman yang lebih luas tentang dunia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

dari sawah ke teknologi, kenapa indonesia harus belajar dari singapura?

22 Januari 2025   17:45 Diperbarui: 22 Januari 2025   17:43 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: CNBC (Awalnya Miskin, Ini 5 Alasan yang Bikin Singapura Jadi Tajir)

Indonesia adalah negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah. Namun, di era modern seperti sekarang, ketergantungan pada sektor pertanian tradisional saja tidak cukup untuk membawa negara ini menjadi negara maju. Fakta bahwa pemerintah Indonesia masih sangat berfokus pada lahan-lahan pertanian menimbulkan pertanyaan: apakah ini benar-benar strategi terbaik?

Jika dibandingkan dengan Singapura, yang hampir tidak memiliki sumber daya alam, perbedaan pendekatan pembangunan sangat mencolok. Singapura memilih fokus pada teknologi, inovasi, dan industrialisasi. Hasilnya, negara kecil itu mampu menjadi pusat ekonomi dunia dengan tingkat pendapatan per kapita yang jauh melampaui Indonesia. Jadi, mengapa Indonesia tidak mulai mengambil langkah serupa?

Masalah Ketergantungan pada Sektor Agraris

Kebijakan pemerintah Indonesia selama bertahun-tahun masih terlalu fokus pada pertanian tradisional, khususnya produksi padi. Menanam padi memerlukan waktu yang panjang, lahan yang luas, dan sering kali hasilnya dijual dengan harga murah. Padahal, keuntungan ekonomi dari sektor ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan potensi yang bisa diraih dari industrialisasi atau teknologi.

  • Lahan yang Tidak Produktif Secara Ekonomi:
    Banyak lahan subur di Indonesia yang digunakan untuk pertanian padi, tetapi hasil panennya sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Ketergantungan pada impor beras membuktikan bahwa pendekatan ini tidak efisien.
  • Minimnya Nilai Tambah:
    Pertanian padi memberikan nilai tambah yang rendah dibandingkan sektor industri atau teknologi. Sebaliknya, mendirikan pabrik atau pusat teknologi di lahan yang sama bisa menghasilkan pendapatan yang jauh lebih tinggi, baik dari pajak maupun lapangan pekerjaan.

Pentingnya Fokus pada Teknologi dan Industrialisasi

Singapura adalah contoh bagaimana fokus pada teknologi dan inovasi bisa mengubah sebuah negara kecil menjadi kekuatan ekonomi global. Mereka tidak membuang waktu pada sektor yang kurang produktif secara ekonomi. Alih-alih, mereka menarik investasi asing, mendirikan pusat penelitian, dan menciptakan ekosistem yang mendukung startup teknologi.

  • Pelajaran untuk Indonesia:
    Indonesia harus mulai memprioritaskan pembangunan pabrik-pabrik modern, pusat penelitian, dan ekosistem inovasi. Kebijakan ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak, tetapi juga menciptakan lapangan kerja berkualitas tinggi yang mampu meningkatkan daya beli masyarakat.

Kritik terhadap Kebijakan Pemerintah

  1. Pembangunan yang Tidak Visioner:
    Kebijakan yang terus berfokus pada sektor agraris mencerminkan kurangnya visi jangka panjang. Pemerintah seharusnya melihat bahwa pertanian tradisional tidak akan membawa Indonesia menjadi negara maju di era globalisasi ini.

  2. Minimnya Investasi dalam Teknologi:
    Anggaran untuk penelitian dan pengembangan (R&D) di Indonesia sangat kecil, jauh di bawah standar negara maju. Pemerintah harus berani mengalokasikan anggaran lebih besar untuk inovasi, seperti teknologi agrikultur modern, energi terbarukan, dan digitalisasi ekonomi.

  3. Ketergantungan pada Impor:
    Ironisnya, meskipun Indonesia memprioritaskan sektor agraris, kita masih sering mengimpor bahan pangan seperti beras, jagung, dan kedelai. Ini menunjukkan bahwa pendekatan saat ini tidak efisien dan perlu perubahan mendasar.

Apa yang Harus Dilakukan?

  1. Alihkan Prioritas ke Teknologi dan Industri:
    Pemerintah perlu mendorong pembangunan kawasan industri dan pusat inovasi di seluruh Indonesia. Fokus ini akan menciptakan lebih banyak peluang ekonomi daripada mempertahankan kebijakan agraris yang usang.
  2. Gunakan Teknologi untuk Memodernisasi Pertanian:
    Bukan berarti pertanian harus ditinggalkan, tetapi harus dimodernisasi. Dengan teknologi, pertanian bisa menjadi lebih efisien, sehingga lahan yang tersisa bisa digunakan untuk pembangunan industri.
  3. Bangun Infrastruktur Digital:
    Pembangunan infrastruktur digital, seperti jaringan internet berkecepatan tinggi dan pusat data, akan menjadi fondasi penting untuk mendukung pertumbuhan teknologi di Indonesia.

Jika Indonesia ingin menjadi negara maju, kita harus berani keluar dari pola pikir lama yang terlalu bergantung pada sektor agraris. Kebijakan harus diarahkan pada teknologi, inovasi, dan industrialisasi, seperti yang dilakukan Singapura.

Membangun teknologi tidak hanya lebih menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di kancah global. Apakah pemerintah Indonesia siap untuk mengambil langkah besar ini, atau kita akan terus tertinggal di tengah perubahan zaman?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun