Mohon tunggu...
YASINTA SINARTI
YASINTA SINARTI Mohon Tunggu... Mahasiswa

Born To Shine

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbedaan antara Aliterasi, Asonasi, dan Rima dalam Stilistika

3 Oktober 2025   18:43 Diperbarui: 3 Oktober 2025   18:43 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Aliterasi

Aliterasi adalah gaya bunyi yang muncul karena adanya pengulangan konsonan pada awal kata atau suku kata yang berdekatan. Tujuan dari aliterasi biasanya untuk memberi efek musikal, menekankan makna, sekaligus menciptakan kesan tertentu dalam bahasa. Contoh sederhana dapat dilihat pada frasa "pucuk pauh pandan jauh di ambun", di mana bunyi p diulang pada beberapa kata sehingga menghasilkan keindahan ritmis sekaligus memperkuat daya ingat pembaca. Dalam stilistika, aliterasi membantu menimbulkan nuansa ekspresif dan memperhalus aliran bahasa.

2. Asonasi

Asonasi adalah pengulangan bunyi vokal dalam kata-kata yang berdekatan. Jika aliterasi menekankan pada konsonan, maka asonasi lebih menonjolkan kesamaan vokal yang berulang di tengah ataupun akhir kata. Efek yang dihasilkan biasanya menimbulkan suasana emosional, melodius, atau mendalam. Misalnya dalam kalimat "mendung sendu menyelimuti rindu", terdapat pengulangan bunyi vokal u yang menciptakan nuansa sendu dan melankolis. Asonasi sering digunakan dalam puisi maupun prosa puitis untuk memperkuat penghayatan rasa.

3. Rima

Rima adalah persamaan bunyi pada akhir kata atau larik, biasanya digunakan dalam puisi untuk menciptakan keteraturan irama. Rima bisa berbentuk penuh (sama persis) atau sebagian (hanya mirip). Contohnya dapat dilihat dalam pantun: "jalan-jalan ke kota Blitar, jangan lupa membeli kue; kalau ingin jadi pintar, rajinlah engkau membaca buku setiap hari". Di sana terlihat pengulangan bunyi akhir -ar dan -ue yang membentuk pola keteraturan. Fungsi utama rima dalam stilistika adalah menciptakan keindahan, musikalitas, dan memudahkan teks untuk diingat.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun sama-sama berbasis pada pengulangan bunyi, aliterasi, asonasi, dan rima memiliki fokus yang berbeda. Aliterasi mengulang bunyi konsonan di awal kata, asonasi mengulang bunyi vokal dalam kata, dan rima mengulang bunyi akhir pada larik. Perbedaan ini memperlihatkan betapa pentingnya unsur bunyi dalam stilistika karena selain menciptakan keindahan, juga memperkuat makna dan daya imajinasi pembaca terhadap sebuah karya sastra.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun