Mohon tunggu...
Yasinta IradaMunfarida
Yasinta IradaMunfarida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional

Seorang mahasiswi jurusan Hubungan Internasional yang tertarik di bidang sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

ASEAN: Pilar Fundamental bagi Politik Luar Negeri Indonesia

17 Oktober 2021   02:10 Diperbarui: 4 November 2021   00:19 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Asia Tenggara merupakan salah satu region di dunia yang mana terdiri dari beberapa negara di kawasan Indochina, Semenanjung Malaya, serta kepulauan sekitarnya. Negara-negara di kawasan tersebut, termasuk Indonesia, menjadi satu yang kemudian membentuk suatu kerja sama regionalism di antara mereka, yaitu ASEAN (Association South East Asia Nations) yang berdiri di Bangkok, Thailand pada tanggal 8 Agustus 1967 dengan lima negara pendiri, yaitu Thailand, Singapura, Filipina, Malaysia, dan Indonesia dan ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok. Kerja sama ini dibentuk karena pada dasarnya negara-negara ini memiliki kesamaan sejarah yang mana dulunya sama sama dikuasai oleh negara luar kawasan. Selain itu, adanya kesamaan budaya dan keterikatan sosial di antara negara-negara tersebut juga menjadi latar belakang dari didirikannya ASEAN.

ASEAN merupakan suatu organisasi atau institusi regional yang mewadahi kepentingan-kepentingan kerja sama antar negara di kawasan Asia Tenggara baik di bidang politik, ekonomi, budaya, maupun sosial. Indonesia, yang merupakan salah satu anggota ASEAN, sudah aktif dalam memerankan perannya di Asia Tenggara sejak pembentukan ASEAN itu sendiri. Akan tetapi, pada perkembangan pertamanya, negara-negara anggota ASEAN masih belum sepenuhnya percaya antar negara anggota lainnya. Pada perkembangan kedua, tepatnya pada tahun 1976, negara-negara ASEAN mulai aktif dan menampakkan keterlibatannya dalam ASEAN, termasuk Indonesia yang mana pada saat itu adalah masa pemerintahan Soeharto. Pada saat itu, ASEAN dijadikan prioritas utama dalam politik luar negeri Indonesia yang mana dibuktikan dengan adanya Pelaksanaan Ketetapan MPR No.IV/MPR/1973. Dengan menjadikan ASEAN sebagai prioritas utama, Indonesia menggait kembali kepercayaan dunia internasional yang pada saat itu sempat hilang akibat radikalisasi politik luar negeri era Soekarno.

Pada masa sekarang, politik luar negeri Indonesia tidak lepas dari prinsip dan norma ASEAN karena sampai saat ini pun Indonesia masih menyelesaikan sengketa atau mediasinya dengan berpegang teguh prinsip serta norma ASEAN. Indonesia, dalam politik luar negerinya, juga masih berusaha untuk menjadikan ASEAN sebagai bagian yang fundamental. Hal tersebut dilakukan agar Indonesia dapat senantiasa mempunyai pengaruh yang besar di kawasan Asia Tenggara. Indonesia juga selalu berusaha untuk berperan aktif dalam proses penanganan dan pengendalian isu-isu yang ada di kawasan Asia Tenggara melalui mekanisme pertemuan ASEAN.

Dalam lingkup ASEAN, pada saat ini, Indonesia ikut menghadapi adanya pandemi COVID-19 yang mana bekerja sama dengan negara anggota lainnya. Indonesia aktif dalam mengarahkan kerja sama yang konkrit antar negara anggota dan institusi lain yang membantu dalam implementasi kesepakatan hasil dari pertemuan Special APT Summit on COVID-19, EAS Experts' Meeting on COVID-19, serta berpartisipasi aktif pada ASEAN COVID-19 Response Fund. Selain itu, Indonesia juga memprakarsai adanya ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang mana nantinya dalam lima tahun ke depan, Indonesia akan berusaha agar AOIP ini dapat dilaksanakan dengan kerja sama proyek maupun praktis yang konkret serta sejalan dengan kerja sama maritim, Sustainable Development Goals (SDGs), konektivitas dan ekonomi, serta kerja sama lainnya.

Bagi Indonesia, ASEAN merupakan suatu pilar penting dalam politik luar negeri Indonesia yang mana dalam hal ini dapat menjadikan hubungan Indonesia dengan negara lain di luar Asia Tenggara semakin kuat, seperti posisi Indonesia saat ini yang menjadi country coordinator kerja sama kemitraan ASEAN-Rusia pada periode 2018-2021, serta menjadi country coordinator kerja sama kemitraan ASEAN-Amerika periode 2021-2023. Sebagai country coordinator kerja sama kemitraan ASEAN-Rusia, Indonesia menyusun strategi untuk politik luar negerinya dengan melaksanakan pertemuan ASEAN-Russia Senior Official Meeting (ARSOM) pada tahun 2021 yang mana nantinya akan menelaah perkembangan serta arah dari kerja sama ASEAN-Rusia. Selain itu, Indonesia yang memprakarsai adanya AOIP juga berusaha untuk meningkatkan kerja sama antara ASEAN dengan Jepang dengan mendorong pelaksaan nyata terhadap Joint Statement of the 23rd ASEAN-Japan Summit on Cooperation on ASEAN Outlook on the Indo-Pacific pada KTT ke-23 ASEAN-Jepang oleh Jepang. Selain itu, Indonesia juga menyusun strategi untuk mengupayakan adanya pemajuan diplomasi ekonomi dan maritim Indonesia di ASEAN dengan ikut berpartisipasi menjadi co-host bersama India dalam acara ASEAN-India Regional Workshop on Blue Economy pada tahun 2021 atau 2022. Hal ini membuktikan bahwa adanya ASEAN sangat fundamental untuk politik luar negeri Indonesia yang mana tidak hanya menambah eksistensi Indonesia di kawasan Asia Tenggara tetapi juga di kawasan lain, seperti Asia Pasifik dan Eropa.

Referensi:

Haryanto, A., & Pasha, I. (2016). Diplomasi Indonesia: Realitas dan prospek (Cetakan I). Pustaka Ilmu.

Rencana Strategis 2020-2024 | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (t.t.). Diambil 17 Oktober 2021, dari https://kemlu.go.id/portal/id/read/1335/akip/rencana-strategis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun