Lalu ada Klein Field, semacam medan perisai pada kapal Armada Kabut yang membuat kapal kebal terhadap serangan dari manusia, bahkan senjata nuklir sekali pun. Mereka juga memiliki torpedo korosif yang pada saat ditembakkan dapat mengakibatkan kerusakan parah pada badan kapal, juga meriam super gravitasi yang sekali tembak dapat membuat kapal menjadi abu.
Daripada canggih, mungkin lebih tepat jika aku mengatakan kalau teknologi persenjataan Armada Kabut ini mengerikan dan mematikan, sih.
Hal lain yang menarik dari anime ini, yaitu hubungan antara dua tokoh utamanya : Gunzou dan Iona. Gunzou diceritakan sebagai putra dari prajurit Angkatan Laut Jepang yang gugur dalam perang. Namun keluarganya difitnah dan ayahnya dituduh memihak Armada Kabut. Ia pun dijuluki sebagai ‘anak pengkhianat’.
Kalau di Indonesia, mungkin Gunzou ini tidak jauh berbeda dengan anak-anak yang keluarganya dituduh terlibat PKI.
Sementara itu Iona adalah Mental Model dari kapal Armada Kabut I-401. Ia merupakan satu-satunya kapal Armada Kabut yang memihak manusia.Â
Singkat cerita, Iona dan Gunzou pun bekerja sama untuk mengalahkan Armada Kabut dan mengubah masa depan dunia. Aku dibuat tersentuh waktu melihat dua makhluk berbeda spesies ini mengembangkan hubungan persahabatan yang baik.
Apalagi sepanjang anime-nya Gunzou jadi sosok ideal gentleman. Dia memperlakukan Iona layaknya manusia, melindungi Iona, dan menganggap Iona seperti teman satu timnya. Begitu juga dengan Iona yang menghargai Gunzou sebagai kaptennya.
Anime Arpeggio of Blue Steel ini bisa dibilang under-rated, tidak sepopuler anime ‘kapal-kapalan’ lain seperti Kantai Collection atau Azur Lane. Ketiga anime ini sebetulnya memiliki persamaan dari segi cerita, tentang kapal-kapal yang berperang melawan armada musuh, juga nama beberapa karakternya yang mengadaptasi nama kapal perang yang ada di dunia nyata.  Penggemar Arpeggio of Blue Steel bisa dibilang tidak banyak, mungkin karena genre anime-nya yang ‘berat’ : fiksi ilmiah dan militer, yang tentu membutuhkan keseriusan dan IQ di atas rata-rata untuk bisa benar-benar memahami ceritanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI