Mohon tunggu...
Yashifa Awaliyah
Yashifa Awaliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa prodi Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Michel Foucault: Kekuasaan, Bio-Power, dan Seksualitas

30 November 2022   21:42 Diperbarui: 30 November 2022   21:59 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Michel Foucault adalah seorang intelektual dari Prancis. Foucault lahir pada tanggal 15 Oktober 1926 di Poitiers. Foucault mempunyai segudang pengetahuan yang khas terutama mengenai kekuasaan, seksualitas, dan pengetahuan.

Dalam berpikir, Foucault mempunyai pilihannya sendiri yang mana dirinya dalam berpikir tidaklah ingin dikotakkan  dalam satu pemikiran saja. 

Selain itu, dalam pemikirannya, Foucault juga dipengaruhi oleh banyak intelektual, contohnya seperti G. W. Friedrich Hegel, Karl Max, dan lainnya.

Kekuasaan

Perlu kita ketahui bahwa sebagian besar dari karya yang Foucault buat, sesungguhnya itu membicarakan mengenai kekuasaan dan politik sebagai fokusnya, sehingga dapat kita katakan bahwa tema inti dari pemikiran Foucault ialah mengenai kekuasaan. Bagi Foucault, kekuasaan itu sesungguhnya menyebar dan tidak dapat dilokalisasi. Kemudian, kekuasaan itu bekerja dalam sebuah lembaga dan  relasi pengetahuan, serta kekuasaan itu bersifat produktif (tidak refresif).  

Relasi Kekuasaan-Pengetahuan

Terdapat relasi terikat antara kekuasaan dan pengetahuan. Selain itu, adapula hubungan timbal balik diantara kekuasaan dan pengetahuan, yaitu kekuasaan bisa diartikulasikan ke dalam pengetahuan begitu pun sebaliknya. Kemudian, dalam penyelenggaraan kekuasaan haruslah menciptakan sebuah pengetahuan, sebab sesungguhnya kekuasaan itu menghasilkan pengetahuan.

Kekuasaan dan Kebenaran 

Kebenaran itu pada dasarnya selalu berubah, dengan kata lain kebenaran itu tidaklah stabil. Lalu dari beragam hubungan (relasi), pertentangan, serta paksaan nantinya akan menghasilkan suatu kebenaran. 

Selain iu, Foucault juga mengingatkan kalau dalam memahami kekuasaan, kita tidak boleh memahaminya sebagai suatu sistem dominasi kelompok tertentu dalam semua tatanan masyarakat dan tidak memahaminya sebagai lembaga yang memastikan ketaatan di subordinat pada suatu negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun